Kadang kita berpikir jika kita harus melakukan hal-hal tertentu untuk mendapatkan kasih Allah. Tapi yang perlu kita ingat adalah bahwa kasih Allah itu konsisten dan gigih. Allah berkata, "Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu" (Yeremia 31:3)
Amat kontras bila kita membandingkan kasih Allah dengan
cinta yang didefinisikan oleh budaya kita. Budaya kita mencintai Anda ketika
Anda masih muda dan cantik, tapi Allah sangat mengasihi Anda ketika Anda tua
dan tidak begitu menarik. Dunia kita mencintai Anda ketika Anda menjadi seorang
selebriti, tapi Allah sangat mengasihi Anda ketika Anda menjadi orang yang tak
dikenal dan bukan siapa-siapa. Dunia kita mencintai orang kaya dan yang
berkuasa, tapi Allah sangat mengasihi orang miskin dan yang lemah. Dunia kita
mencintai orang yang luar biasa, tapi Allah sangat mengasihi orang biasa
seperti Anda dan saya.
·
Kasih ALLAH, tidak beralasan dan tidak terbatas
seperti kasih kebanyakan yg ada. Kasih itu tulus dan tidak pandang bulu, kepada
siapa kasih itu ditujukan. Kasih itu gambaran Tuhan sendiri“Tetapi barangsiapa menuruti
firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan
itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia.” (1Yoh 2:5). Kasih
itu memberi, bukan menuntut dan mengharap diberi setiap saat. Organg yg
mengasihi hanya selalu punya konsep unt memberi kepada orang yg dikasihi, dan
pemberiannya itu tulus. Kalau orang hanya mau menerima dan tidak mau untuk
berpikir membalas kebaikan orang yg mengasihi, orang itu sudah keluar dari
kehidupan kasih.
·
Kasih juga menutupi banyak kesalahan orang lain,
bukan justru membeberkan kesalahan orang kepada orang yang seharusnya tidak
mengetahui. “Tetapi
yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih
menutupi banyak sekali dosa.” (1Ptr 4:8 ). Tidak ada orang yg
sempurna, pada saat kita mengetahui orang disekitar kita, baik itu keluarga,
sahabat atau teman dan kenalan melakukan kesalahan, apa reaksi kita? Mendoakan,
membimbing, menghakimi dan menyalahkan atau bahkan hanya sebatas menceritakan
kepada orang lain lagi? Disitulah tolok ukur kita sebagai gambaran Kasih Allah
kepada dunia. Kasih yg kita nampakkan kepada dunia, itu yg akan mewarnai dunia
dengan Kasih Kristus, dan dunia akan terjangkau kebenaran lewat kehidupan kasih
kita.
Dan Allah telah menunjukkan kasih-Nya kepada kita dengan
cara yang nyata. Yesus berkata, "Tidak ada kasih yang lebih besar dari
pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." (Yohanes 15:13) Yesus,
menunjukkan kasih-Nya dengan mati bagi kita. Kita membaca dalam Wahyu 1:4-5
dikatakan, "Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih
karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah
ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya,
dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara
orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi
kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya --" Sukses selalu bersama TUHAN
(Jes)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar