Jumat, 28 Februari 2014

MENJADI BERKAT BAGI ORANG LAIN.


Matius 5:16 “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Pada suatu hari di bulan Desember yang dingin di New York City, seorang anak laki-laki kecil yang bertelanjang kaki berumur kira-kira sepuluh tahun berdiri di depan sebuah toko sepatu di Broadway. Ia mengintip dengan rasa kepingin melalui kaca etalase, gemetar karena kedinginan. Seorang wanita mendekatinya dan berkata, "Anak muda, mengapa engkau memandang dengan begitu kepingin melalui kaca itu?" Anak itu menjawab, "Aku sedang memohon agar Tuhan memberiku sepasang sepatu." Wanita itu menuntunnya masuk ke dalam toko sepatu itu, meminta pelayan toko untuk membawakan enam pasang kaos kaki untuk anak itu, ia lalu meminta pelayan toko yang lainnya untuk menyediakan sebaskom air dan handuk kecil, dengan cepat pelayan itu melakukannya. Wanita itu membawa anak laki-laki itu ke belakang toko, membasuh kakinya dan ia memasangkan sepasang kaos kaki ke kaki anak itu. Lalu mencobakan beberapa pasang sepatu dan akhirnya ia membeli sepasang yang kuat dan bagus untuk anak itu. Wanita yang baik hati itu membungkus kaos kaki yang tersisa dan memberikannya kepada anak itu. "Aku yakin engkau merasa lebih nyaman sekarang," katanya sambil tersenyum. Anak itu memegang tangannya, memandang wajahnya dan dengan air mata berlinang bertanya, "Apakah anda istri Tuhan?"

Ketika uang digunakan dengan bijaksana oleh anak Tuhan, uang akan menjadi alat yang sangat berguna untuk memperluas kerajaan Allah dan sebaliknya disaat uang dipakai oleh orang-orang dunia maka uang itu akan menjadi alat yang sangat kejam. Menjadi renungan kita bersama hari ini, apakah kita sudah bijaksana menggunakan uang yang Tuhan percayakan kepada kita? Ataukah kita membelanjakan uang yang ada hanya untuk memuaskan nafsu duniawi kita saja? Tujuan Tuhan memberkati kita adalah untuk menjadi berkat bagi orang lain, menjadi saluran berkat bagi banyak orang, dan menjadi alat yang berguna untuk memperluas kerajaan Allah. Amin, Tuhan Yesus memberkati. (CG)

RENUNGAN
Kebenarannya adalah lebih baik UANG BERADA DI TANGAN KITA anak-anak Tuhan untuk DIPAKAI MEMPERLUAS KERAJAAN ALLAH daripada sia-sia di tangan orang yang tidak mengenal Tuhan.

APLIKASI
1. Coba Tanya diri Anda apakah sebagai anaka Tuhan, Anda sudah mengelola uang dengan baik?
2. Langkah nyata apa yang akan Anda lakukan dengan uang yang sudah Tuhan percayakan itu?

DOAKAN : Bapa jadikan kami sebagai perpanjangan tangan-Mu, menjadi berkat bagi setiap orang yg bertemu dengan kami, mereka membutuhkan Engkau. Jadikan kami menjadi berkat bagi mereka ya Bapa. Amin

Kamis, 20 Februari 2014

BAGAIMANAKAH ORANG DAPAT MENGENAL ALLAH ATAU YESUS KRISTUS DENGAN BENAR?



1. SAUDARA HARUS DILAHIRKAN BARU
Mengapa demikian? Karena jati diri manusia penuh dengan rupa-rupa kesalahan baik dihadapan manusia dan Allah yang di sebut DOSA, akibatnya manusia mengalami kematian baik secara JASMANI dan ROHANI. Jika manusia mengalami kematian tidak mungkin untuk dapat dihidupkan, kematian diantaranya adalah KEMATIAN JASMANI, KEMATIAN ROHANI, KEMATIAN TENTANG PENGETAHUAN ALLAH DSB) maka tidak heranlah Alkitab menjelaskan ketika Nikodimus seorang ahli agama dan salah satu pemimpin agama tidak dapat memahami tentang Yesus, Nikodimus HARUS DILAHIRKAN BARU
Yohanes 3:3 Yesus menjawab, kata-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.”(4) Kata Nikodemus kepada-Nya: “Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?”(5) Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.(6) Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.(7) Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
Didalam hal ini Nikodimus tidak dapat menangkap maksud Yesus walaupun hal ini dijelaskan: maka kemudian Yesus mengatakan kepadanya.

Yohanes 3:12 Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi
Disini dijelaskan bahwa untuk mengerti dan dating kekerajaan SORGA/ALLAH harus mengalami KELAHIRAN BARU DIDALAM ROH.
ARTINYA SAUDARA HARUS MENERIMA KRISTUS SECAR PRIBADI bukan karena saudara keturunan orang Kriste, memiliki pemahaman dan moral tentang Yesus, atau memiliki segudang pengetahuan tentang agama.

2. ALLAH ADALAH ROH
Yohanes 4:24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.”
Kalau Allah adalah Roh yang hidup sedangkan MANUSIA YANG MATI ROHNYA TIDAK MUNGKIN mengenal-Nya walaupun mereka dengan pendekatan agama, mereka melakukan aktifitas rohani demi nama Allah, membaca dan hafal kitabsuci bahkan ada yang rela menyerahkan dan membunih nyawa orang lain demi Allah atau dengan disiplin melakukan syariah agama dsb hal ini dilakukan oleh Orang-orang Yahudi :
Roma 10:1-3 : (1) Saudara-saudara, keinginan hatiku dan doaku kepada Tuhan ialah, supaya mereka diselamatkan.(2) Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar.(3) Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.

Rasul Paulus sebelum bertobat, ia seorang ahli Taurat, orang farisi dan orang yang cerdas mengerti apa yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dalam hal agama, mereka mengalami kegagalan untuk memahami YESUS KRISTUS oleh karena karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.Hal ini masih terjadi sampai sekarang banyak pengkritik dan membenci Yesus Kristus dan bahkan melalui dalil agama melakukan kekerasan dan pembunuhan kepada pengikut Kristus.karena mereka MENDIRIKAN KEBENARAN SENDIRI.
Karena itu pendekatan yang BENAR DAN TEPAT adalah tidak ada cara lain yaitu hidup dalam Roh Allah.

3. HIDUP DALAM ROH ALLAH.
Memahami Allah harus masuk dalam pemahaman Allah itu sendiri yaitu melalui ROH KUDUS ,ROH ALLAH SENDIRI. Sebagai orang yang percaya ketika menerima Yesus Kristus maka Roh Kudus masuk dan tinggal didalam hati orang percaya, ROH itu yang akan menuntun orang Kristen mengenal Yesus Kristus dengan benar.
Mari Kita lihat:
I Korintus 2:11-13— (11) Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah.(12) Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita.(13) Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh.
Ayat ini menjelaskan bahwa untuk memahami-Nya adalah hanya dengan melalui ROH ALLAH sendiri, cara pendekatan manusia pasti GAGAL dan melahirkan presepsi atau ajaran tentang Allah yang keliru tidak asinglah bagi kita ketika Tuhan Yesus di salib sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir mengatakan”YA BAPA AMPUNILAH MEREKA , SEBAB MEREKA TIDAK TAHU APA YANG MEREKA PERBUAT” (Lukas 23: 34)

4. HIDUP NYATA HARI LEPAS HARI DENGAN KRISTUS
Kehidupan kekeristenan bukan hanya hanya moral, perbuatan baik atau aturan agama tetapi yang paling penting adalah BAGAIMANA HIDUP NYATA DENGAN ALLAH HARI LEPAS HARI. KEKRISTENAN BUKAN APA YANG KITA DILAKUKAN UNTUK ALLAH TETAPI APA YANG ALLAH LAKUKAN ATAU KERJAKAN DIDALAM DIRI MANUSIA. Sering kali didunia agama sebagai sumber untuk solusi manusia tetapi tidak disadari oleh manusia yang beragama bahwa AGAMA BERPERAN SEBAGAI ALLAH ATAU SAMA DENGAN ALLAH, YANG SEHARUSNYA ALLAH DIATAS AGAMA, ALLAH YANG TIDAK TERBATAS DIMASUKKAN SEBUAH KOTAK YANG TERBATAS YANG BERNAMA AGAMA HASILNYA ADALAH KEKERASAN, INTIMIDASI BAHKAN PEMBUNUHAN ATAS NAMA AGAMA.

Hidup nyata dengan Kristus artinya adalah Allah yang tidak terbatas dalam Kristus akan memimpin orang percaya yang melampaui pikiran agama dan mengalami sesuai apa yang dijanjikan diantaranya adalah HIDUP PENUH DENGAN KELIMPAHAN DALAM DAMAI, SUKACITA, PENGAMPUNAN, KEBAIKAN KEMURAHAN HATI, KEBAIKAN DSB (Yohanes 10:10). Hal ini yang telah hilang dalam agama. Kristus dating tujuannya bukan untuk mendirikan sebuah lembaga yang bernama Agama tetapi untuk menebus manusia dari dosa-dosa mereka dan membawa hidup dalam kelimpahan dan SEMUANYA AKAN TERJADI JIKALAU MANUSIA HIDUP DALAM ROH
Dan melalui Roh itu membawa orang percaya mendemonstrasikan Kuasa-Nya .seperti yang tertulis dalam Kitab Markus 16: 15-18

16:15 Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.(16) Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.(17) Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,(18) mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.”
MANUSIA YANG TERBATAS TIDAK MUNGKIN DAPAT MEMAHAMI KRISTUS YANG TAK TERBATAS HANYA DENGAN ROHNYA, MANUSIA DAPAT MASUK DIMENSI YANG TIDAK TERBATAS.

Kata Yesus dalam Yohanes 3:12 Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi?
Sehingga kerohanian seseorang akan menentukan pengenalan akan TUHAN.

HANYA UNTUK KALANGAN SENDIRI.


MUHAMMAD: “Aku Gembala Yang Diutus” YESUS: “Akulah Gembala Yang Baik”

Yesus adalah gembala yang berlainan samasekali dengan Muhammad penggembala-kambing. Muhammad adalah manusia solitaire akibat dari kemiskinan dan yatim piatu sejak kecil. Ia jadi perenung tentang banyak hal, ya tentang nasib dirinya dan ya tentang masyarakat Arabnya. Pada dasarnya ia bukan ber-natur gembala, melainkan harus menjadi gembala upahan sementara sambil memimpikan dirinya kelak bisa menjadi nabi (yang diutus) seperti Musa dan Daud, yang dianggapnya  juga sama-sama gembala tadinya. Itu adalah sebuah angan-angan dan pencocok-cocokkan Muhammad pribadi belaka kepada sosok mereka.

Salah satu buku biografi yang terkenal tentang Islam adalah Sejarah Hidup Muhammad karangan MH. Haekal. Disitu digambarkan mimpi dan firasat Muhammad bahwa ia bakal menjadi seorang Nabi. Dikatakan: “Yang menyebabkan dia (Muhammad) lebih banyak merenung dan berfikir, ialah pekerjaannya menggembalakan kambing sejak masa mudanya itu. Dia menggembalakan kambing keluarganya dan kambing penduduk Mekah. Dengan rasa gembira ia menyebutkan saat-saat yang dialaminya pada waktu menggembala itu. Di antaranya ia berkata :

“Nabi-nabi yang diutus Allah itu gembala kambing.” “Musa diutus, dia gembala kambing, Daud diutus, dia gembala kambing. Aku diutus, juga gembala kambing keluargaku di Ajyad.”
Kita tidak tahu apa yang diketahui oleh Muhammad mengenai makna “gembala” dalam era dan kisah Taurat dan Mazmur (Zabur). Kita juga tidak tahu apakah beliau tahu bahwa Alkitab membedakan domba dan kambing, sehingga penggembalaan bagi keduanya juga tidak betul-betul persis sama. Musa dan Daud adalah penggembala domba bukan kambing seperti Muhammad. Bedanya khusus terletak dalam bobot proteksi dan care , karena domba memang lebih dependant, lebih pasrah kepada gembalanya ketimbang kambing. Kita bisa menduga bahwa Muhammad itu gembala upahan, dan bukan gembala kambing milik sendiri atau dari orang tuanya. Status itu juga dibedakan oleh Alkitab.
Seorang gembala di zaman dahulu --zamannya nabi-nabi Israel--  tidak bisa dibandingkan dengan gembala yang dikenal di zaman sekarang. Dari seorang gembala dituntut tanggung-jawab yang amat besar, sedemikian sehingga fungsi gembala disamakan oleh masyarakat kuno disana sebagai tugas kepala bani dalam menuntun dan memerintah kaumnya.

Gembala itu harus mengenal setiap mata-air, sumur, wadi dan sungai. Dia harus tahu sifat airnya yang tenang untuk bisa diminum secara aman, dan bukan air deras dimana hewan tersebut mudah hanyut kalau terpeleset atau jatuh. Gembala bahkan juga siap mencari sungai atau menimba air sumur lain bagi dombanya dimusim kemarau. Ia memperhitungkan dimana masih terdapat rumput, menurut musimnya. Ia harus melindungi anak-anak domba yang belum dapat berjalan jauh. Ia memelihara induk-induk domba yang bunting atau yang sedang dalam masa menyusui.
Ia menolong merawat domba yang sakit, terluka pada batu-batu tajam dan duri, bahkan sakit apapun yang menerpa dombanya. Ia menghindarkan dombanya agar jangan seekor pun daripadanya meninggalkan kawanan, baik diperjalanan  ataupun karena takut dengan kilat dan guntur.

Gembala akan membela kawanan domba terhadap binatang buas dan pencuri. Dengan tongkat yang panjang, gembala menuntun kawanan domba. Memberi tanda maju, berbelok, atau berhenti. Ia menunjuk jalan dan sekaligus berteriak memperingati domba yang mau menjauhkan diri.
Domba adalah aset miliknya yang sangat khusus. Dianggap sangat bernilai bukan karena harganya (secara materi), tetapi karena natur gembala yang memang selalu bertanggung jawab terhadap setiap dombanya secara sangat pribadi. Itu sebabnya seorang gembala harus membelanya sampai dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri.

Dalam pengibaratan seperti  itulah Yesus melukiskan dirinya sebagai Gembala Yang Baik. Gembala bagi umat manusia yang digambarkanNya sebagai domba-dombaNya. Dan itu dibuktikanNya dalam seluruh perjalanan kenabianNya.  Ia bukan gembala upahan atau gembala musiman. Ia berkata, “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya”.

Disini kita melihat bahwa Yesus adalah gembala yang berlainan samasekali dengan Muhammad penggembala-kambing. Muhammad adalah manusia solitaire akibat dari kemiskinan dan yatim piatu sejak kecil. Ia jadi perenung tentang banyak hal, ya tentang nasib dirinya dan ya tentang masyarakat Arabnya. Pada dasarnya ia bukan ber-natur gembala, melainkan harus menjadi gembala upahan sementara sambil memimpikan dirinya kelak bisa menjadi nabi (yang diutus) seperti Musa dan Daud, yang dianggapnya  juga sama-sama gembala tadinya. Itu adalah sebuah angan-angan dan pencocok-cocokkan Muhammad pribadi belaka kepada sosok mereka. Sebab baik Musa maupun Daud tidak pernah memimpikan dirinya untuk menjadi nabi, apalagi dengan mengkaitkan kenabian mereka dengan status  gembala yang pernah dijalaninya. Tuhanlah yang memilih mereka diluar angan-angan dan dugaan! Sesungguhnya pencocokan ini hanyalah pelipur lara saja bagi si anak muda yang memimpikan masa depannya, karena ada jutaan orang-orang dahulu di Timur Tengah yang memang kerjanya sebagai gembala, dan yang selalu bisa “dicocokkan kepada kenabian” bila mau dikait-kaitkan secara umum.

Tetapi di depan semua orang Yahudi, Yesus berkata kontras bahwa Ia bukan gembala upahan (Yoh.10:11), menyusuli kalimat khusus dan sakral tentang peran diriNya, “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya” (ayat 10).
Dia bahkan tidak hanya melihat domba-domba nya sebagai satu kawanan belaka, melainkan justru mengenalnya satu per satu secara pribadi dengan sebutan namanya masing-masing,

“Domba-domba  mendengarkan suaranya (gembalanya) dan ia memanggil domba-domba nya masing-masing  menurut namanya dan menuntunnya keluar. Jika semua dombanya telah dibawanya keluar, ia berjalan didepan mereka dan domba-domba  itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya ....(Yohanes 10:3-4).

Kenapa harus sedemikian pribadinya?
Itulah, karena natur dari seorang gembala yang baik adalah tidak rela dan tidak mengizinkan satupun dari dombanya hilang atau tersesat. Tuhan adalah Bapa Sorgawi, yang adalah Gembala Agung, seperti yang dikonfirmasi Daud dalam kitab Zabur -nya yang paling terkenal:
“TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.

Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku;
dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa” (Mazmur 23:1-6).
Deskripsi tentang natur Tuhan Elohim ini berbeda jauh dan tidak seperti Allah SWT yang siap menyesatkan seberapapun jiwa-jiwa manusia menurut suka-suka-Nya: “Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki” (Surat 14:4). Yesus sebagai inkarnasi Firman-Tuhan meletakkan nilai untuk satu persatu jiwa secara pribadi dalam keseluruhan totalitas kemanusiaan, karena bagiNya satu jiwa adalah seharga “semua jiwa” dalam skala dimensi-ilahiNya:
“Siapakah diantara kamu yang mempunyai 100 ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor diantaranya, tidak meninggalkan yang 99 ekor dipadang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai  ia menemukannya?” (Luk.5:4). Sambil mengingatkan kita:“Bukankah manusia jauh lebih berharga dari pada domba” (Matius 12:12).

Gembala yang baik bukan hanya bertugas untuk menyelesaikan satu hari kerja dan mendapatkan upah, tetapi ia bertanggung jawab sepenuhnya, bertarung, dan siap berkurban nyawa bagi domba-dombanya. Kesiapan Yesus untuk berkurban-nyawa ini diulangi Nya sampai empat kali (!) dalam satu pasal yang sama (yaitu ayat 11, 15, 17, 18). Dia tidak main-main dengan slogan, melainkan dia sungguh membuktikannya dihadapan publik tentang apa yang diucapkannya. Itu adalah pernyataan tentang kurban-diriNya diatas kayu salib bagi penebusan dosa manusia! Dan alangkah herannya bahwa apa yang diucapkan dan dibuktikan secara begitu serius dan mutawatir itu namun dinafikan oleh satu-satunya ayat dari Muhammad yang membantah kematiannya di atas kayu salib, tanpa bukti apapun!(Qs 4:157).

Ditempat yang lain dalam Injil, Yesus terus menerus mengindikasikan kematian-kurbannya demi membuktikan kebenaran akan kematiannnya, sekaligus maha-kasihnya bagi domba-dombanya,“Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yohanes 15:13). Dan kembali Muhammad tidak memberi bukti bagaimana Allah itu Mahakasih, tetapi tetap berulang-ulang  berkata sebanyak 114 kali bahwa “Allah Maha-kasih dan Maha-penyayang”. 
Akhirnya, Yesus masih menyampaikan satu kepedulian dan passion yang sama untuk menggembala satu kawanan domba lain yang tadinya tidak termasuk dalam kandang yang sama. Itu adalah domba-domba yang menolak diri Yesus sebagai ANAK DOMBA ELOHIM yang menghapus dosa manusia (Yohanes 1:29).  Disinilah Yesus menampakkan hasrat hatiNya untuk menghimpunkan keseluruhan domba-dombaNya kembali ke hadapan Tuhan – tanpa satupun yang dikecualikan! Semua mau diselamatkan dengan cara yang pasti:

“Karena begitu besar kasih Tuhan akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16).
MARILAH KITA RENUNGKAN HAL INI SECARA MENDALAM, dan berdoa agar Tuhan memberi hikmat dan hidayah  bagi kita untuk mampu membedakan gembala upahan dengan  Gembala Yang Baik :

“Tuhan, aku mau menjadi dombaMu yang baik, yang taat, dan mengikuti jalan yang Kaubuka dengan kuasa tongkat gembalaMu yang sanggup mengubah hidupku. Amin”.

PENYANGKALAN ISLAM TERHADAP PENYALIBAN YESUS.


Oleh: Hamba-Hamba Tuhan (bacaan hanya untuk kalangan sendiri)
Siapa pun yang berjumpa dengan seorang Muslim dan berbincang-bincang dengannya, cepat atau lambat akan mendengar orang Muslim itu berkata bahwa Yesus tidak disalibkan; namun ada orang lain yang menggantikan tempatnya di salib dan mengalami penderitaan yang sangat dahsyat dan perlahan menjelang kematiannya.
Usaha apa pun yang dilakukan untuk memeriksa ayat-ayat dalam Qur’an yang mendukung pernyataan ini akan membawa kita pada empat ayat yang mengakui bahwa topik ini harus dibahas dengan hati-hati. Seiring berjalannya waktu, Muhammad menjadi semakin progresif dan semakin keras terhadap historisitas penyaliban Kristus. Di permukaan ia menerima kenyataan kematian natural putera Maria. Kemudian ia mengajarkan bahwa “Isa” hanyalah tertidur dan terangkat ke surga hidup-hidup. Pada akhirnya ia dengan marah dan kategorikal menyangkali kematian Kristus di salib.
Siapapun yang masih yakin bahwa apa yang disebut sebagai tiga agama monoteis, ketiganya menyembah Tuhan yang sama dan mengharmoniskannya menurut prinsip-prinsip dasar mereka sendiri, harus mempelajari keempat ayat dalam Qur’an ini agar ia disembuhkan dari kekeliruannya yang mencolok.

Kematian Kristus – setelah kedatangan-Nya yang kedua
Dalam Sura Maryam 19:33, Muhammad menyampaikan kata-kata berikut ini kepada ‘Isa, putra Maria:...
 وَالسَّلامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا
Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaKu, pada hari Aku dilahirkan, pada hari Aku meninggal, dan pada hari Aku dibangkitkan hidup kembali.

Klaim ‘kesejahteraan’ ini, yang ditujukan Qur’an kepada Kristus, pertama-tama dan terutama berarti bahwa Muhammad mengakui ketika ia menggunakan ungkapan Kristen ini, bahwa sejak kelahiran hingga kematian dan bahkan melampaui kebangkitan-Nya, Allah sangat berkenan pada Putra Maria.
Melalui “wahyu” ini, kehormatan perawan Maria diselamatkan dan ia menerima konfirmasi bahwa ia telah melahirkan seorang putra berdasarkan kehendak Allah dan tanpa adanya campur tangan seorang pria. Qur’an menyaksikan bahwa putra Maria bukanlah anak haram dan bukan pula akibat perkosaan.
Ayat ini satu-satunya referensi di dalam Qur’an, yang secara jelas mengkonfirmasi kematian Kristus. Ini menjelaskan bahwa Muhammad, pada permulaan karir religiusnya telah bertanya pada para budak Kristen di Mekah dan telah menerima jawaban bahwa Putra Maria telah diciptakan dalam ibu-Nya melalui Roh Kudus, bahwa Ia telah mati dan bangkit kembali dari kubur-Nya.

Namun demikian, Muhammad kemudian menolak pernyataan-pernyataan awal ini dan menginterpretasikannya dalam “tradisi-tradisinya” (Sahih Muslim, Bab al-Fitan wa Ashrat al-Sa’a 246-247, 5218). Di sana ia mengklaim bahwa ‘Isa tidak mati selama eksistensi-Nya di dunia tetapi telah diangkat hidup-hidup ke hadirat Allah. Dari sana Ia akan kembali pada akhir jaman untuk menghancurkan anti-Kristus, menyerakkan salib-salib di gereja-gereja dan kuburan-kuburan, membantai babi-babi, menikah, menghilangkan penyesatan Muslim terbesar dan mengembalikan mereka kepada sisa umat manusia lainnya pada iman yang sejati. Hanya setelah pemenuhan misi sedunia-Nya Ia akan mati dan dikuburkan di makam Muhammad di Medina. Penguburan-Nya akan menjadi peristiwa yang mengawali kedatangan Allah untuk menghakimi dunia. Oleh karena itu, kembalinya Kristus dalam Qur’an disebut sebagai“pengetahuan akan saat terakhir” (Sura 43:61).
Penundaan kematian Kristus hingga periode setelah kembali-Nya, secara gramatis tidak benar, karena ayat khusus ini berhubungan dengan kematian Kristus sebagai sebuah peristiwa pada masa depan yang dekat, dalam batasan waktu hidup-Nya di dunia. Penafsiran ulang yang menakjubkan ini menempatkan kematian Kristus pada masa setelah periode penantian akan Dia (advent), membutuhkan suatu bentuk verbal yang menggambarkan sebuah masa depan yangjauh, yang tidak dapat ditemukan sama sekali dalam Sura Maryam.

‘Isa jatuh tertidur dengan lembut dan pengangkatan-Nya kepada Allah
Di dalam Qur’an, kebenaran sehubungan dengan kematian Yesus mengalami beberapa kali gangguan yang serius. Dalam Sura 3:54-55 kita membaca:
وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا وَجَاعِلُ الَّذِينَ اتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu-daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. (ingatlah) ketika Allah berfirman: ”Hai Isa, sesungguhnya kami akan menyampaikan Kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat Kamu kepadaKu serta membersihkan Kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti Kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembaliMu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang kamu selalu berselisih padanya.”

Pernyataan sentral berkenaan dengan Kristus ini dibuat sebelum delegasi dari 60 orang Kristen dari Wadi Nadjran (utara Yaman) yang ada di bawah kepemimpinan Emir al-Aqib Abd al-Masih dan Uskup mereka, Abu Haritha b. Alqama, telah melakukan perjalanan ke Medina dan menguji roh yang ada dalam diri Muhammad. Mereka duduk dengannya dan memilih sekelompok orang dari para pengikutnya selama 3 hari dalam mesjid di Medina dan menerima jawaban ini di antara jawaban-jawaban lainnya di akhir dialog resmi pertama mereka, yaitu dialog antara Kristen dan Muslim. Hal ini dimaksudkan sebagai sebuah cara terbuka bagi orang Kristen untuk bergabung dengan keyakinan yang baru ini.
Berdasarkan catatan Qur’an mengenai peristiwa ini (Sura 3:33-34), Muhammad mengemukakan bahwa orang-orang Yahudi itu penuh tipu daya. Mereka telah merencanakan untuk membunuh Yesus secara halus untuk menghindari terjadinya kekacauan di antara bangsa mereka sebagai akibat dari pembunuhan ini (Matius 26:2-5; Yohanes 11:46-54). Namun demikian Allah telah bereaksi dengan cepat dan mencegah duplikasi mereka dengan kecurangannya sendiri, karena Ia, Allah, adalah “sang penipu ulung”. Ia telah memutuskan untuk menyelamatkan Putera Maria dari penderitaan dahsyat penyaliban dan tidak lama sebelum eksekusi-Nya, Allah membuat-Nya  jatuh tertidur dan mengangkat-Nya hidup-hidup ke surga.
Gangguan terhadap peristiwa historis ini kedengarannya secara manusiawi, sangat menarik, karena Muhammad menggunakan sebuah kata yang dipakai Allah untuk Yesus yang dapat memuaskan baik orang-orang Muslim dan orang-orang Kristen dari Yaman Utara. Ia menggunakan konsep Arab “mutawaffika”, yang berarti “menidurkan seseorang” dan juga “mematikan seseorang”. Muhammad bermain-main dengan arti ganda dari kata kerja itu: bagi orang Muslim, Yesus tidak mati, Ia hanya tertidur, tapi bagi orang Kristen Ia benar-benar telah mati dan telah menyelesaikan eksistensi-Nya di bumi dengan damai dan berhasil.
Muhammad tidak tahan dengan gagasan bahwa Kristus, seorang nabi Allah dan juga wakil-Nya, disalibkan. Ini berkontradiksi dengan pemahaman Muhammad mengenai Allah dan teologinya. Mengapa Allah yang setia mesti mengijinkan Kristus yang setia, tanpa mempedulikan ketidakbersalahan-Nya, jatuh ke tangan musuh-musuh-Nya yang penuh tipu daya? Jika memang demikian, maka Allah tidak lagi dapat dikatakan setia maupun maha Kuasa. Muhammad terpaksa berhadapan dengan skandal salib (1 Korintus 1:18, 23, 24). Ia menolak untuk membiarkan dirinya diyakinkan oleh Uskup dari Wadi Nadjran, yang menggunakan argumen-argumen yang dipakai Yesus ketika Ia menemui para murid-Nya setelah kebangkitan-Nya (Lukas 24:25-27 dan 45-47). Untuk menghindar dari tangkisan para musuhnya, ia telah menyangkali realita penyaliban Yesus Kristus. Muhammad bisa jadi beralasan bahwa jika Putera Maria disalibkan, maka kemungkinan besar ia juga akan menghadapi nasib yang sama! Namun demikian, kemungkinan ini ditolaknya secara kategorikal. Oleh karena itu, ia menawarkan sebuah kompromi pada orang-orang Kristen dan mengatakan pada mereka bahwa Putra Maria telah tertidur dengan lembut dan langsung diangkat ke hadirat Allah.

Pemutar-balikkan fakta ini membuktikan kalimat yang mengatakan “di hadapan salib Kristus semua roh harus mengakui sifatnya yang sesungguhnya!” (“Salib Kristus adalah batu ujian yang menyingkapkan semua roh!”)
Di dalam Qur’an, Allah secara mendadak menyatakan diri-Nya sebagai “yang paling licik dari semua”! Alkitab menjelaskan dalam Kejadian 3:1 tentang siapa yang paling licik dari semua: dialah si ular tua yang disebut Iblis dan Satan (Wahyu 12:9). Salib Yesus mengharuskan si penipu ulung untuk memperlihatkan wajahnya yang sebenarnya. Ia mencoba di dalam Qur’an untuk menghapuskan salib Kristus dengan diam-diam, hampir-hampir tidak ketahuan, dan taktiknya mengkhianati asal-usulnya sebagai bapa pendusta, penuh dengan kelicikan dan kecurangan (Yohanes 8:44, Wahyu 12:3, 9; 20:2).
Sangat dimengerti bahwa banyak orang Muslim dan penerjemah-penerjemah Qur’an yang terpelajar mencoba untuk memperhalus dan menyamarkan nama Allah yang ofensif ini. Mereka menyebut-Nya sebagai Perekayasa Ulung, Pembuat Intrik dan Penipu. Namun ini tidak mengubah kenyataan bahwa Qur’an  telah 2 kali secara eksplisit memberi gelar “Penipu yang paling ulung” kepada Allah (Sura 3:54, 8:30; lihat juga 4:142).

Konfirmasi mengenai tidurnya Yesus
Dalam bentuk ‘present tense’, Muhammad menjelaskan mengenai Yesus dengan menggunakan mitos “jatuh tertidur dengan lembut”. Menurut Qur’an, Putra Maria muncul 2 kali di hadapan Allah di surga. Kemudian Ia dikonfrontasi dengan pertanyaan penting, apakah Ia telah mengajarkan para pengikut-Nya sebuah doktrin yang salah berkenaan dengan trinitas (Bapa, ibu dan anak). Kristus yang hidup dengan segera tidak mau mengakui kecurigaan ini, mengkonfirmasi, dalam ‘present tense, teori Islam yang mengatakan bahwa Ia telah jatuh tertidur dengan lembut! Ini adalah perkataan-perkataan yang diperkirakan telah diucapkan-Nya kepada Allah:... Sura 5:116-117.
وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ إِنْ كُنْتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلا أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ إِنَّكَ أَنْتَ عَلامُ الْغُيُوبِ
مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلا مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
...Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) Aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah yang Maha Menyaksikan segala sesuatu.
Sejak adanya wahyu-wahyu tuduhan ini, orang-orang Muslim telah percaya dengan sangat tidak masuk akal, bahwa Yesus hidup di hadirat Allah! Sedangkan bagi Muhammad, Ia telah mati dan menunggu (dalam sebuah peralihan, yang disebut alam Barzakh) untuk datangnya hari penghakiman. Itulah sebabnya mengapa semua orang Muslim, ketika mereka menyebutkan nama nabinya, mereka harus mendoakannya dan memohonkan damai untuknya (Sura 33:56). Bukan Muhammad yang berdoa untuk para pengikutnya; sebaliknya, mereka harus mendoakannya! Namun Yesus adalah kebalikannya. Ia bersyafaat bagi kita dan Ia adalah perwakilan kita di hadapan Bapa-Nya.
Tetapi oleh karena berdasarkan teologi Islam ‘Isa akan mati di akhir reformasi Islam sedunia yang dilakukan-Nya, Ia harus mempunyai tubuh jasmani pada advent-Nya/kenaikanNya yang kedua, agar dapat menjalani kematian fisik. Itulah sebabnya mengapa para Mufti di Arab Saudi mengumumkan bahwa Kristus telah diangkat kepada Allah dengan tubuh jasmani, jiwa dan roh! Berdasarkan pengajaran mereka, Ia adalah suatu roh yang diciptakan Allah dalam sebuah tubuh jasmani, namun Ia adalah milik “mereka yang dibawa mendekat” kepada Allah (Sura 3:45, 4:158, 171).

Penolakan radikal terhadap penyaliban Yesus
Muhammad menerima banyak kebenaran Kristen dalam bentuk yang menyimpang; dalam upaya untuk memenangkan orang-orang Kristen kontemporer kepada cara pandangnya sendiri. Ia tidak bermasalah dengan kelahiran Kristus dari seorang perawan, ia juga tidak mempermasalahkan mujizat-mujizat Yesus yang penuh kuasa, maupun kenaikan-Nya kepada Allah (Sura 3:55; 4:158). Di sisi lain, ia terus menentang doktrin mengenai keilahian Kristus dan akhirnya dengan tegas menyangkali kematian-Nya di salib. Dalam Sura 4:156-157 kita membaca:...
وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلَى مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيمًا
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا
Dan karena kekafiran  mereka (terhadap Isa), dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya Kami telah membunuh Al-Masih, Isa Putera Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhNya dan tidak pula menyalibNya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang-orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.

Ayat ini menandakan garis pemisah yang jelas antara kedua keyakinan ini: Islam dan Kristen. Namun demikian, teksnya tidak mudah dimengerti dan menimbulkan banyak pertanyaan dan juga banyak penjelasan.
Pertama-tama, nampaknya tidak mungkin orang-orang Yahudi di Medina menganggap Putera Maria sebagai “Mesias” atau “utusan Allah”. Mereka tidak percaya pada kelahiran dari perawan dan mengolok-olok asal-usul ilahi-Nya.
Di sisi lain, adalah suatu kemungkinan besar bahwa mereka juga telah secara sarkastis mengancam untuk membunuh Muhammad, jika ia terus-menerus mengganggu mereka. Sama seperti ketika nenek moyang mereka menyingkirkan Yesus yang disebut sebagai Mesias. Muhammad dengan marah menolak ancaman ini dan berkata: “Kalian tidak pernah membunuh-Nya, kalian tidak pernah menyalibkan-Nya! Allah tidak mengijinkan kalian melakukan hal itu pada Yesus di masa lalu dan tidak akan membiarkan kalian melakukan hal itu padaku sekarang! Kalian adalah pembohong!”
Lebih jauh lagi, bisa jadi Muhammad telah mendengar pada waktu itu mengenai sebuah sekte Kristen di lembah Nil yang mempertanyakan tentang inkarnasi Tuhan dalam Yesus Kristus. Bidat-bidat ini mengklaim bahwa Tuhan tidak menjadi manusia yang sesungguhnya, tetapi hanyamuncul dalam wujud manusia (1 Timotius 3:16). Bagi mereka, adalah mustahil bahwa Sang Kekal dan Maha Kudus harus mengenakan tubuh jasmani dan menundukkan diri-Nya sendiri kepada kebutuhan-kebutuhan manusia selayaknya. Demikian pula, Kristus tidak sungguh-sungguh mati di salib, tetapi hanya mengambil rupa seorang penjahat yang disalibkan.

Penekanan yang sepihak pada natur ilahi Kristus ini; bersamaan dengan penyangkalan akan inkarnasi-Nya, telah memberi pengaruh yang fatal pada pemikiran Muhammad. Ia mengadopsi gagasan tentang penyaliban yang “seakan-akan” dari Putera Maria dan menghina orang-orang Kristen yang telah tersesat, yang percaya bahwa Kristus benar-benar telah dibunuh! Argumen ini  memberikan sang nabi suatu alasan teologis yang kokoh untuk menolak salib Kristus. Ia dengan kukuh mendasarinya pada Qur’an dan dengan demikian menjadikan para pengikutnya di seluruh dunia kebal terhadap keselamatan dalam Kristus, yang juga telah dicapai untuk mereka.

Namun demikian, para penafsir Qur’an yang islami mengalami kesulitan yang serius dalam menjelaskan kalimat “Mereka tidak membunuh-Nya, dan juga tidak menyalibkan-Nya, namun Ia hanya dibuat seakan-akan/kelihatannya seperti seorang yang disalibkan bagi mereka”. Beberapa diantara mereka menulis bahwa Simon dari Kirene dipaksa oleh para prajurit untuk memikul salib ‘Isa, oleh karena Ia  (‘Isa) telah menjadi sangat lemah karena cambukan yang diterima-Nya (Markus 15:21). Saat iring-iringan para terdakwa mencapai Golgota, para eksekutor Roma memaku para pemanggul salib itu pada salib mereka, sedangkan Yesus melenggang bebas dan tidak mengalami pelecehan.
Para komentator lainnya menekankan keadilan Allah! Dikatakan bahwa Ia telah menaruh rupa Yesus di wajah Yudas si pengkhianat, dan demikian sebaliknya, sehingga sebenarnya si penjahatlah yang disalibkan! Para teolog Islam dan orang Muslim Turki mempercayai omong kosong ini sampai hari ini dan bahkan membelanya dengan sangat berapi-api. Mereka bahkan merasa sangat kasihan pada orang-orang Kristen yang percaya bahwa Kristus benar-benar telah disalibkan.
Seorang penafsir lainnya (al-Tabari) menulis bahwa pada kenyataannya Yesus memang disalibkan. Namun demikian setelah itu, terjadilah gerhana matahari dan gempa bumi yang besar mengguncang penduduk Yerusalem. Para penjaga di Golgota melarikan diri karena ketakutan dan berusaha mencari perlindungan. Kemudian Yesus berkata pada diri-Nya sendiri: “Mengapa saya mesti terus tergantung di salib, sementara semua orang lari menyelamatkan diri dari murka Allah?” Maka Ia pun turun dari salib dan dibawah selubung kegelapan Ia cepat-cepat menghilang. Kelompok/sekte Ahmadiyah mengklaim bahwa ‘Isa berjalan jauh hingga tiba di Kashmir, di India Utara, dimana Ia kemudian wafat karena sebab-sebab alamiah. Mereka bersikeras bahwa kuburan-Nya masih dapat dilihat di Srinagar hingga hari ini. (Lihat: Iskandar Jadeed: “The Cross in the Gospel and the Koran”).
Muhamamad menuliskan dalam Sura 4:157 bahwa ada perbedaan-perbedaan pendapat yang mendasar diantara orang-orang Kristen pada waktu itu berkenaan dengan natur Kristus dan kematian-Nya. Oleh karena situasi ini, ia tidak begitu yakin mengenai fakta-fakta yang ada dan juga apakah penyangkalannya terhadap penyaliban itu dibenarkan. Para sarjana Muslim bersepakat setelah kematiannya, dan mengemukakan bahwa: Putera Maria tidak disalibkan, Ia hanya dibuat kelihatannya demikian di hadapan mereka!
Hingga sekarang hanya sedikit orang Kristen yang menyadari bahwa penyangkalan terhadap penyaliban adalah sebuah serangan telak terhadap inti kekristenan. Dengan memperhatikan fakta ini, kami tidak sedang berusaha untuk membangkitkan sebuah pertentangan dengan orang Muslim. Sebaliknya, tujuan kami adalah untuk menjelaskan kepada orang Kristen agar bersikap terbuka pada dialog, yang mana selama 1380 tahun Islam telah mengganggap semua orang Kristen sebagai “mereka yang telah tersesat”, “pembohong” dan “orang-orang kafir penyembah berhala” oleh karena salib Kristus (Sura 1:7, 3:61, 9:29). Salib yang sangat dihormati oleh banyak orang Kristen, dihina dan direndahkan sebagai sebuah jimat, dibenci dan seringkali dikutuk oleh banyak orang Muslim!
Namun demikian, untuk mempermalukan orang Israel secara moral, Gamal Abd al-Nasser di Mesir dan Baschir Asad di Siria telah dengan berani, berkontradiksi dengan pengajaran Qur’an, menyebut orang-orang Yahudi sebagai para pembunuh Yesus. Penayangan film “The Passion of the Christ” pada tahun 2004 secara mengejutkan diijinkan oleh banyak negara Arab dan negara Islam untuk memprovokasi kebencian terhadap para pembunuh Kristus.

Penyangkalan terhadap substitusi Kristus
Orang yang membaca Qur’an akan mendapati bahwa susunan frase berikut ini muncul 5 kali:... (Sura 6:164, 17:15, 35:18, 39:7, 53:38).
Semua orang harus memikul tanggung-jawab dan menjalani penghukuman atas dosa-dosanya sendiri. Bahwa Anak Domba YAHWEH harus menanggung dosa dunia adalah sesuatu yang tidak dapat dibayangkan/tidak masuk akal dalam Islam. Murid-murid Muhammad tidak memahami/asing terhadap substitusi ilahi apapun yang mengambil alih dosa orang lain atas dirinya sendiri dan dihukum oleh karena kesalahan orang lain (Yesaya 53.4-12, Yohanes 1:29, 3:16). Oleh karena itu, semua Muslim mencoba untuk mendokumentasikan kebenaran mereka sendiri melalui perbuatan-perbuatan baik mereka/amal seiring dengan iman mereka kepada Allah dan Muhammad. Pembenaran melalui kasih, atas dasar kematian substitusi yang membawa penebusan, bagi mereka tampak sebagai sebuah ketidakadilan terhadap mereka yang menyembah Allah dan berusaha memenuhi tuntutan-tuntutan Syariah melalui doa-doa, puasa, zakat, ibadah haji, dan berpartisipasi dalam Perang suci/Jihad. Islam adalah sebuah agama yang legalistik, yang tidak mempunyai tempat untuk seorang Juruselamat yang disalibkan.
Konsep perjanjian baru mengenai “keselamatan dan Juruselamat” dan arti pentingnya, tidak ada sama sekali di dalam Qur’an. Oleh karena itu penyangkalan terhadap penyaliban Kristus merupakan kecelakaan yang tidak disesali, yang dihasilkan oleh konfrontasi dari kedua agama dunia ini. Sebaliknya, hal ini pun  muncul dari ketimpangan sudut pandang spiritual mereka. Islam adalah “sebuah agama di bawah kekuasaan hukum”, yang berbeda dengan kekristenan yang secara eksklusif dibangun atas dasar anugerah Tuhan dalam Yesus Kristus. Perkataan Rasul Paulus berkenaan dengan hukum (Taurat) dan Injil sangat dapat diaplikasikan pada Islam juga (Roma 3:9-20, Galatia 2:16,21).

Tidak ada seorang Muslim pun yang menerima pengampunan atas dosa-dosanya
Tak seorang pun, yang hidup berdasarkan Injil, percaya bahwa ia dibenarkan karena perbuatan baiknya sendiri (yang jika diukur menurut kekudusan Tuhan, perbuatan baik itu tidak eksis), melainkan hanya sepenuhnya melalui karya penebusan dari Dia yang mati disalib.
Darah Yesus Putra-Nya membersihkan kita dari semua dosa (1 Yohanes 1:7).
Tidak ada pembenaran lain selain dari pembenaran melalui darah Yesus. Kesalehan natural, seperti yang dipraktekkan dalam agama-agama lain, tidaklah cukup untuk memenuhi tuntutan-tuntutan legal dari kekudusan Tuhan (Imamat 11:44, 19:2, Matius 5:48).
Oleh karena orang Muslim tidak percaya pada penyaliban Kristus, pada saat yang sama mereka menolak pembenaran, pengampunan, keselamatan, rekonsiliasi dengan Tuhan dan pembebasan yang ada melalui Yesus Kristus. Artikel kedua dari Pengakuan Iman Kristen sama sekali absen dalam Islam! Artikel ketiga juga sama sekali tidak dikenal oleh orang Muslim, jika isinya benar-benar diperhatikan. Karena, hanya oleh kematian Kristus yang membawa penebusanlah Roh Kudus dicurahkan pada para murid ketika mereka sedang menunggu dan berdoa. Melalui penyangkalan terhadap salib secara permanen, Islam memisahkan dirinya sendiri dari semua pemberian anugerah Tuhan demi Kristus dan menolak hak-hak istimewa dan sumber-sumber dari iman Kristen.
Muslim berpendapat bahwa, pada Penghakiman Terakhir, sebuah timbangan besar akan didirikan: perbuatan baik dan juga perbuatan jahat mereka akan ditimbang satu sama lain. Di dalam Qur’an tertulis:... (Sura 11:114)
وَأَقِمِ الصَّلاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ
Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.
Untuk alasan ini, tidak seorang Muslim pun dapat yakin akan keputusan akhir Allah nantinya, apakah dosa-dosanya akan diampuni atau tidak. Ia hidup tanpa ada jaminan bahwa pelanggaran-pelanggarannya telah dihapuskan, dalam ketidakpastian yang konstan dan takut akan Penghakiman Terakhir.
Kira-kira 1 milyar 400 juta orang Muslim diikat oleh roh Islam yang bersifat kolektif ini. Kapankah orang-orang Kristen yang mempunyai pemikiran yang bertanggung-jawab akhirnya akan bangun dan menyadari bahwa, di atas dasar kekayaan anugerah yang berlimpah dari penyaliban Kristus, kita adalah orang-orang yang berhutang kepada orang-orang Muslim yang belum diselamatkan? Oleh karena itu, marilah kita di abad dialog religius multi-kultural yang dipraktekkan oleh beberapa pemimpin Kristen berpegang teguh pada kesaksian Rasul Paulus, dan kita pun bersaksi bahwa:
Kami mengabarkan tentang Kristus yang disalibkan! (1 Korintus 1:23)
Kuis 4

Pembaca yang kekasih!
Jika anda telah mempelajari tulisan ini dengan teliti, anda akan dengan mudah menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini. Barangsiapa yang menjawab 90% dari semua pertanyaan dalam tulisan-tulisan berbeda dari seri ini dengan tepat, akan mendapatkan sebuah sertifikat dari pusat kami di:

Advanced Studies
In Basic Differences between Islam and Christianity
Untuk menyemangati pelayanannya di masa depan bagi Kristus. Jawaban anda akan sangat dihargai apabila anda juga memuat referensi Qur’an.
1. Sejauh mana Sura 19 ayat 33 memuat kemungkinan untuk mengkomunikasikan keseluruhan Injil kepada seorang Muslim?
2. Bagaimanakah orang Muslim memelintirkan pernyataan Qur’an mengenai kematian Kristus dan menjelaskannya sebagai kematian-Nya setelah kedatangan-Nya yang kedua?
3. Bagaimanakah orang Muslim menjelaskan mengenai kedatangan Kristus yang kedua kali berdasarkan tradisi-tradisi mereka?
4. Apakah arti dari perkataan Qur’an yang mengatakan bahwa Allah lebih ulung dalam menipu daripada orang Yahudi?
5. Mengapa Muhammad menyatakan bahwa Allah adalah penipu yang paling ulung dari semua? Apakah artinya pernyataan ini?
6. Mengapa Allah di dalam Qur’an mengatakan bahwa Ia membiarkan Isa jatuh tertidur (mati) dan kemudian membangkitkan Isa kepada diri-Nya sendiri?
7. Apakah isi dari penipuan Allah yang terbesar?
8. Jika Allah adalah penipu yang paling ulung dari semua, lalu apakah artinya ini menurut Alkitab?
9. Mengapa orang Muslim percaya bahwa Yesus diangkat kepada Allah di surga?
10. Mengapa seorang Muslim dapat menerima kehadiran Kristus di surga namun menyangkali salib?
11. Apakah arti dari pernyataan yang menakjubkan bahwa Yesus berbicara secara pribadi dengan Allah setelah kenaikan-Nya ke surga?
12. Mengapa Sura 4:157 merupakan salah satu dari pernyataan anti Kristen yang akut di dalam Qur’an?
13. Bagaimanakah para filsuf liberal Muslim berusaha untuk menafsirkan ulang ayat ini untuk membuktikan bahwa Muhammad benar dan bahwa orang-orang Kristen juga benar?
14. Apakah artinya Kristus tidak disalibkan tetapi dibuat seakan-akan nampaknya demikian pada mereka?
15. Bagaimanakah Qur’an menyangkali kemungkinan adanya substitusi pada hari penghakiman?
16. Mengapa tidak ada seorang Muslim pun yang menerima pengampunan dosa menurut Injil?
Semua peserta kuis ini diijinkan untuk menggunakan buku apa saja yang dipilihnya dan bertanya pada orang yang dapat ia percayai ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Kami menantikan jawaban tertulis anda disertai dengan alamat lengkap anda pada surat anda atau e-mail anda. Kami mendoakan anda kepada Yesus, Sang Firman Hidup, agar Ia memanggil, mengutus, menuntun, menguatkan, melindungi dan menyertai anda setiap hari dalam hidup anda!
Saudaramu dalam pelayanan-Nya,
Hamba-hamba Tuhan

Rabu, 19 Februari 2014

YUNUS BELAJAR MENGINSFI, BAHWA ALLAH MENGASIHI BANGSA-BANGSA LAIN



“Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia. Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup." Tetapi firman TUHAN: "Layakkah engkau marah?" Yunus telah keluar meninggalkan kota itu dan tinggal di sebelah timurnya. Ia mendirikan di situ sebuah pondok dan ia duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu. Lalu atas penentuan TUHAN Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak melampaui kepala Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur dari pada kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu. Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu. Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus, lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati, katanya: "Lebih baiklah aku mati dari pada hidup." Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus: "Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?" Jawabnya: "Selayaknyalah aku marah sampai mati." Lalu Allah berfirman: "Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula. Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?"” 
(Yun 4:1-11)

Yunus mengetahui bahwa Allah pasti akan membuat sebuah Bangsa akan bertobat, tetapi Yunus berpikir itu tidaklah adil. Karena orang-orang Niniwe jahat, mereka kejam, dan Yunus berpikir tidak adil kalau merena yg jahat lalu diampuni begitu saja. Lalu Yunus berusaha melarikan diri ke Tarsis, tempat yang berlawanan dengan tujuan yg Tuhan suruh. Yunus boleh-boleh saja merencanakan lari dari panggilan yg sudah Tuhan tentukan. Akan tetapi Tuhan tidak pernah gagal rencana-Nya, melalui seekor ikan besar Yunus ditelan, lalu ikan itu muntahkan Yunus di Niniwe. Kisah Yunus 4:1-11, mengandung makna didalam hidup kita adalah :

1.       ORANG PERCAYA SERINGKALI MAU LARI DARI PANGGILAN TUHAN YG SUDAH DITENTUKAN. Didalam diri kita sebagai manusia ada hakekat dosa, Mazmuir 51:7 katakan dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku. Akan tetapi orang yg tetap bertahan didalam Tuhan akan mengalami kelepasan. Seringkali kita juga tidak mau berdamai dengan orang yg kita anggap musuh, padahal Tuhan mempunyai rencana melalui kitalah mereka akan bertobat dan diselamatkan.

2.       TUHAN MEMANGGIL DENGAN TUJUAN SUPAYA ORANG LAIN DISELAMATKAN MELALUI KITA. Kadang kita tidak menyadari kalau disekeliling kita banyak sekali jiwa yg harus kita jangkau, Injil Yohanes 10:16 (baca ayatnya), domba-domba yg belulm satu kawanan (orang Moslem), dikatakan harus menjadi satu gembala (Yesus Tuhan sebagai gembala agung). Setiap orang percaya diutus untuk menyampaikan kebenaran, kepada mereka yg masih belum pernah mendengar berita keselamatan oleh Tuhan Yesus Kristus. (baca Roma 10:13-15), sudah saat nya orang percaya menjadi saksi Tuhan lewat kesaksian yg hidup, kehidupan yg nyata.

3.       APAKAH KITA  ORANG PERCAYA LAYAK MARAH SEPERTI SIKAP YUNUS KEPADA TUHAN. Yunus merasa berjasa kepada Tuhan, seolah apa yg dilakukan itu membantu Tuhan. Padahal Tuhan bisa mengutus siapa saja, kita tidak layak untuk marah kepada Tuhan, karena seolah Tuhan tidak menjawab seperti yg kita mau. Padahal Tuhan bisa buat apa saja, dan yang dibuatnya adalah semua baik menurut Tuhan. Manusia suka bersungut-sungut, seperti Bangsa Israel di Padang gurun… (baca 1 Korintus 10:10-11) jangan sampai kita dibinasakan karena bersungut-sungut.

4.       BERSYUKUR YG SEHARUSNYA DILAKUKAN YUNUS, KITAPUN HARUS BERSYUKUR SENANTIASA Orang yang mampu mengucap syukur senantiasa, dia akan mampu menghadapi kehidupan meskipun berat sebenarnya dirasakan,  (baca 1 Tesalonika 5:18), karena mngucap syukur itu adalah kehendak Bapa didalam Kristus Yesus.

Kiranya Tuhan Yesus dipermuliakan. Haleluyah (JES)

Selasa, 18 Februari 2014

TUHAN PEMILIK DAN KITALAH PENGELOLANYA.


T
UHAN SANG PEMILIK DAN KITALAH PENGELOLANYA
Kejadian 1: 26 “Kemudian Allah berfirman lagi, "Marilah Kita menciptakan manusia menurut rupa Kita, untuk diberi kuasa atas semua binatang di lautan, di udara, dan di bumi."

Tono bekerja di Jakarta dan Toni bekerja di Kalimantan. Tahun demi tahun berlalu dan usaha tambak mereka semakin berhasil. Namun suatu ketika, Toni yang berada di Kalimantan, harus berhadapan dengan persoalan yang cukup pelik di tambak yang ia usahakan karena air disana terkontaminasi oleh kebocoran kilang minyak yang ada di sekitar lokasinya. Toni sangat berbeban berat dan merasa tak mampu lagi mengatasi masalah tambaknya sendirian. Akhirnya, Toni menghubungi Tono untuk meminta nasehat dan petunjuknya. Melihat Toni yang sedang muram, Tono tertawa dan berkata supaya Toni tak perlu terlalu sibuk untuk menguatirkan hal-hal yang seharusnya tidak perlu ia kuatirkan. Tono meminta Toni untuk menghubungi pamannya dan menceritakan masalah yang terjadi di tambaknya. Bukankah tambak yang Toni dan Tono usahakan adalah milik sang paman? Toni akhirnya ingat bahwa ia hanyalah seorang pengelola dan tambaknya adalah tambak milik pamannya, sehingga tak perlu Toni bergumul sendiri dengan masalahnya. Tak lama setelah Toni menelepon pamannya dan menceritakan apa yang menjadi masalahnya, masalah Toni hari demi hari terselesaikan dan Toni bisa kembali bekerja dengan hati yang gembira.

Sejak zaman Adam ditempatkan di taman Eden, Tuhan telah memberikan tugas bagi manusia untuk menjadi pengelola atas segala hal yang ada di bumi ini. Ingatlah bahwa hidup kita dan setiap hal yang kita miliki adalah hal-hal yang Tuhan percayakan untuk kita kelola. Ketika kita menyadari bahwa TUHAN-lah Sang Pemilik, maka kita akan bisa menghadapi berbagai hal dalam hidup kita dengan petunjuk-Nya. Dalam kehidupan ekonomi kita pun sama: Tuhan-lah Pemilik, kita-lah pengelola.

RENUNGAN
Dalam prinsip ekonomi Tuhan, kita hanyalah HAMBA YANG MENGELOLA KEPERCAYAAN, sedangkan Tuhan adalah PEMILIK dan PENGUASA atas segalanya.

APLIKASI
1. Tuliskanlah hal-hal apa saja di hidup kita yang telah Tuhan percayakan untuk kita kelola dengan baik?
2. Tuliskanlah langkah-langkah apa saja yang kita lakukan setelah kita sadar bahwa kita adalah pengelola atas seluruh hal yang Tuhan percayakan?

DOA UNTUK MINGGU INI: Bapa, kami menyadari kalau selama ini seringkali bingung, karena  kami menganggap semua yg kami kerjakan seolah milik kami. Ampuni ya Bapa kesalahan kami, dan sekarang kami menyadari kami hanyalah pengelola dari kepunyaan-Mu, Amin

DOA SYAFAAT :  Pemerintah dan Bangsa Indonesia, pemilu dan pilkada, pemimpin bangsa, kota Balikpapan, Misi, Gereja-gereja, Oikos  dan pelayanannya kiranya menjadi berkat dan berdampak kepada jiwa-jiwa. Program pelayanan dan penggembalaan. (Jes)

Senin, 17 Februari 2014

PRAKTEKKAN PRINSIP EKONOMI TUHAN


RHEMA HARI INI
Yohanes 10 : 10b “....Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.”


Tono bekerja di Jakarta dan Toni bekerja di Kalimantan. Tahun demi tahun berlalu dan usaha tambak mereka semakin berhasil. Namun suatu ketika, Toni yang berada di Kalimantan, harus berhadapan dengan persoalan yang cukup pelik di tambak yang ia usahakan karena air disana terkontaminasi oleh kebocoran kilang minyak yang ada di sekitar lokasinya. Toni sangat berbeban berat dan merasa tak mampu lagi mengatasi masalah tambaknya sendirian. Akhirnya, Toni menghubungi Tono untuk meminta nasehat dan petunjuknya. Melihat Toni yang sedang muram, Tono tertawa dan berkata supaya Toni tak perlu terlalu sibuk untuk menguatirkan hal-hal yang seharusnya tidak perlu ia kuatirkan. Tono meminta Toni untuk menghubungi pamannya dan menceritakan masalah yang terjadi di tambaknya. Bukankah tambak yang Toni dan Tono usahakan adalah milik sang paman? Toni akhirnya ingat bahwa ia hanyalah seorang pengelola dan tambaknya adalah tambak milik pamannya, sehingga tak perlu Toni bergumul sendiri dengan masalahnya. Tak lama setelah Toni menelepon pamannya dan menceritakan apa yang menjadi masalahnya, masalah Toni hari demi hari terselesaikan dan Toni bisa kembali bekerja dengan hati yang gembira.

Sejak zaman Adam ditempatkan di taman Eden, Tuhan telah memberikan tugas bagi manusia untuk menjadi pengelola atas segala hal yang ada di bumi ini. Ingatlah bahwa hidup kita dan setiap hal yang kita miliki adalah hal-hal yang Tuhan percayakan untuk kita kelola. Ketika kita menyadari bahwa TUHAN-lah Sang Pemilik, maka kita akan bisa menghadapi berbagai hal dalam hidup kita dengan petunjuk-Nya. Dalam kehidupan ekonomi kita pun sama: Tuhan-lah Pemilik, kita-lah pengelola. Dalam prinsip ekonomi Tuhan, kita hanyalah HAMBA YANG MENGELOLA KEPERCAYAAN, sedangkan Tuhan adalah PEMILIK dan PENGUASA atas segalanya. Jika kita ingin supaya keuangan kita diberkati dan kita bisa tetap merasa sukacita dalam mengelola keuangan kita, ikutilah petunjuk Tuhan untuk keuangan Anda dan pasti kita akan mengalami terobosan berkat yang luar biasa!

Tahukah Anda? Orang-orang keturunan Yahudi, orang-orang pilihan Tuhan, sebagian besar menguasai 80% ekonomi di Amerika Serikat. Bahkan diperkirakan mereka menguasai 60% ekonomi dunia Mereka adalah orang-orang yang sangat taat dengan aturan Hukum TUHAN, termasuk di dalamnya mereka menggunakan prinsip ekonomi yang telah Tuhan ajarkan. Perusahaan-perusahaan terbesar dan paling terkemuka di dunia dihasilkan dan dimiliki oleh orang-orang Yahudi.

Orang-orang yang tak mengenal Tuhan, yang ikut mempraktekkan prinsip ekonomi yang sesuai dengan yang Alkitab ajarkan juga ikut memperoleh keberhasilan. Jangan sampai orang dunia di luar sana yang berusaha belajar dan mempraktekkan God’s Economy dan mengalami super blessings, sedangkan kita anak-anak Tuhan masih meributkan apakah kita sebagai orang Kristen diberkati atau tidak, sehingga akhirnya kita tidak mendapat apa-apa. Marilah kita ubah prinsip-prinsip keuangan yang kita dan keluarga kita anut selama ini sesuai dengan God’s Economy. Mari kita teliti, pelajari, dan praktekkan sungguh-sungguh setiap prinsip-prinsip keuangan dalam God’s Economy; jika orang lain saja diberkati luarbiasa, terlebih lagi kita akan dibawa Tuhan mengalami super blessings yang dahsyat - kapasitas keuangan kita diperbesar sehingga kita bisa diberkati dan jadi berkat dalam skala yang besar.

RENUNGAN
Ketika kita mempraktekkan PRINSIP EKONOMI TUHAN, maka kita akan melihat SUPER BLESSING: kelimpahan dari seberang dan kekayaan bangsa-bangsa akan dipindahkan kepada kita!

APLIKASI
1. Mari evaluasi diri kita, apakah sampai sekarang ini kita telah mempraktekkan prinsip ekonomi Tuhan?

USAHAKAN DIRI SETIAP PRIBADI MAU DITINGKATKAN OLEH ALLAH, DAN TUHAN PASTI MEMBERIKAN YG LEBIH DARI YG ANDA PIKIRKAN.

BELAJAR MENGIKUTI PRINSIP EKONOMINYA TUHAN



Matius 25:14 “Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.”
Colgate adalah nama sebuah perusahaan. Jika mendengar nama itu, kebanyakan orang pasti akan langsung berpikir tentang pasta gigi. Tetapi, jika mereka tahu sejarah orang dibalik nama itu, mereka akan berpikir tentang Kristus dan jejak yang dijalani Colgate bersama-Nya. William Colgate lahir pada tanggal 25 januari 1783 di kota Kent, Inggris. Meski sempat gagal dua kali dalam mengelola bisnisnya, Colgate tidak menyerah. Ia mendapatkan pelajaran berharga. Ia percaya Tuhan akan mengarahkan langkah nya, Jika ia mau mencari Tuhan dan menyerahkan bisnis nya kedalam rencana Tuhan. Seorang teman kristen yang bekerja di sebuah kanal kapal menasihati Colgate, "Berikan hatimu bagi Kristus. Berilah kepada Kristus apa yang menjadi milik-Nya. Buatlah sabun dengan sepenuh hati, berikan persembahanmu dengan jujur dan seseorang akan menjadi pembuat sabun ternama di New York. Orang itu mungkin saja kamu." Ia memulai merintis usahanya kembali, dan belajar memberikan persembahan perpuluhannya. Dan mujizat terjadi. William Colgate dan perusahaan nya mulai berhasil, dalam 6 bulan perusahaan itu sudah berhasil membuat produk-produk baru dengan bahan kanji. Segera, perusahaan itu mampu memproduksi sabun tangan, sabun toilet, dan sabun cukur dan juga pasta gigi. Meski Colgate sangat sibuk dalam pengembangan usaha, ia tidak mengabaikan waktu-waktu pribadinya dengan Tuhan. Kesuksesan Colgate dicapai karena ia mengikuti prinsip-prinsip Ekonomi Tuhan. Selagi bisnisnya terus berkembang dan diberkati Tuhan, dia memerintahkan akuntannya untuk meningkatkan jumlah persembahannya, dari 10 persen menjadi 20 persen, lalu 30 persen. Ketika dia terus berkomitmen untuk memberi, perusahaannya menjadi semakin diberkati Tuhan. Saat ini, Colgate Palmolive adalah salah satu perusahaan tertua di Amerika dan dinobatkan oleh majalah Fortune sebagai salah satu dari 500 perusahaan paling sukses di Amerika. Angka penjualan revenue-nya mencapai US$ 9 miliar (108 triliun rupiah) dan cabangnya telah berada di 221 negara di seluruh dunia. Keberhasilan Colgate Palmolive adalah sebuah kesaksian tentang apa yang Tuhan sanggup kerjakan bagi mereka yang setia mengejar mimpinya dan berkomitmen untuk mengenal Tuhan, pribadi yang sanggup memenuhi mimpi-mimpinya.

Apa yang dialami William Colgate, juga berlaku dalam kehidupan kita, kalau kita berkomitmen menjalankan bisnis kita dengan Prinsip Ekonomi Tuhan, memberikan hati kita pada Tuhan, serahkan bisnis kita kepada Tuhan, tempatkan diri kita hanya sebagai pengelola milik Tuhan, kita berusaha menjadi hamba yang bertanggung jawab maka berkat keuangan yang luar biasa pasti akan kita alami. Amin, Tuhan Yesus memberkati. (JES)

RENUNGAN
Kalau kita ingin mengalami BERKAT KEUANGAN YANG LUAR BIASA, maka kita harus mengikuti PRINSIP EKONOMINYA TUHAN!

APLIKASI
1. Uji kembali kehidupan Anda, pakah Anda sudah mengikuti prinsip ekonominya Allah?
2. Jika belum ataua kurang sepenuhnya, apa yang akan Anda lakukan kedepannya?

DOA UNTUK HARI INI
Bapa mulai saat ini kami mau berkomitmen untuk mengikuti prinsip ekonomiMu agar kami dapat merasakan dan mengalami berkat keuangan yang luarbiasa. Amin

Kamis, 13 Februari 2014

TERJERAT HUTANG PIUTANG

Roma 13:8 “Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi.”

Ada seorang suami yang memiliki hutang sangat besar namun istrinya tidak mengetahui sehingga istrinya marah-marah karena merasa tertipu, tidak dianggap sebagai istri dan minta untuk bercerai. Hari itu pernikahan mereka seperti ada di ujung tanduk kehancuran. Namun tanpa mereka duga, sebuah pertolongan pun datang dari sepasang suami istri yang mengetahui pertengkaran mereka. Pada saat itu sang suami dan istri didoakan dan diingatkan kembali akan janji pernikahan mereka untuk sehati menghadapi setiap masalah yang muncul dalam pernikahan mereka, tanpa harus mengucapkan kata cerai. Sejak malam itu, pemulihan dari Tuhan datang dan menyadarkan kebodohan sang suami juga keegoisan sang istri hingga akhirnya mereka berdua memutuskan untuk bersatu menyerahkan segala masalah hutang-hutang mereka kepada Tuhan. Dan perlahan namun pasti, pertolongan Tuhan pun datang memulihkan kondisi keuangan mereka. Beberapa bulan kemudian, tiba-tiba ada telepon dari sebuah bank memberitahukan bahwa mereka mendapatkan potongan 30% dan entah bagaimana bulan itu mereka juga mendapat uang dari THR dan bonus untuk membayar hutang-hutang tersebut. Pemulihan dari segala hutang kartu kredit yang dikerjakan Tuhan dalam keluarga tersebut berlangsung sangat cepat. Bahkan tidak hanya sampai di situ saja, Tuhan memulihkan keluarga suami istri tersebut menjadi semakin harmonis.

Apabila seseorang sudah masuk dalam sistem hutang dengan bunga tinggi ini, hanya sedikit yang bisa menyelesaikan hutangnya; kebanyakan akan terus terikat seumur hidup mereka menjadi hamba / budak yang harus bekerja keras seumur hidup hanya untuk membayar hutang dan bunganya. Ketika seseorang berhutang, ia berada dalam kuasa orang yang meminjamkan kepadanya. Tentunya ini bukan situasi ideal yang Tuhan inginkan bagi anak-anakNya. Oleh karena itu, sebaiknya orang Kristen berhemat, dan mengencangkan ikat pinggang, daripada berhutang. Manusia berusaha, Tuhan yang memberkati. Jika usaha kita maksimal, marilah kita mencukupkan diri dengan apa yang Tuhan berikan untuk kita.Marilah kita datang kepada Tuhan Yesus yang sanggup mematahkan setiap jerat hutang.(ABU)

RENUNGAN
Hari ini, setiap JERAT HUTANG DIPATAHKAN di dalam nama Tuhan Yesus! Sehingga setiap Anda mengalami kelegaan, sukacita dan kemenangan!

DOA : Minta Tuhan campur tangan dalam perekonomian, dan usahakan terlepas dari hutang piutang. 

GAYA HIDUP YANG SALAH

Amsal 22:7 Orang kaya menguasai orang miskin, yang berhutang menjadi budak dari yang menghutangi.

Cerita ini mungkin bisa menjadi cermin bagi diri kita. Sebagian besar orang, mengalami putaran kehidupan seperti ini. Orang-orang bersekolah atau kuliah berharap agar hidupnya (secara financial) lebih baik. Tapi sayangnya, sebagian besar orang-orang sekolahan ini justru terperangkap hutang seumur hidup, kenapa? ternyata itu semua disebabkan karena mereka tidak memiliki kecerdasan finansial. Biasanya mereka memiliki pola, lulus sekolah, cari kerja untuk mendapatkan penghasilan, kemudian mereka menikah dengan suami/istri yang sama-sama bekerja, beberapa bulan kemudian pasangan pengantin baru ini mengontrak sebuah rumah kecil/sederhana. Seiring dengan kenaikan gaji, mereka pun mulai meningkatkan kenyaman hidupnya. Mereka memberanikan diri kredit mobil, mereka juga meningkatkan citra dirinya dengan cara berganti-ganti HP, pergi ke café, berpakaian branded, shopping di mall dengan belanja yang belum tentu berguna, dan sudah barang tentu secara aktif menggunakan berbagai kartu kredit untuk segala keperluan belanja mereka, yang sebagian besar adalah barang-barang yang memuaskan keinginan mereka, bukan kebutuhan. Mereka juga mulai berbelanja audio mahal, dan juga televisi tercanggih berlayar lebar. Sayangnya, semua itu mereka lakukan dengan cara mencicil. Begitu seterusnya, seumur hidup mencicil! Hal ini mereka lakukan agar bisa tampil seolah-olah tampak kaya, padahal sebenarnya belum kaya.

Dalam kehidupan modern dengan gaya konsumerisme, memang berat menahan godaan konsumerisme seperti itu. Bahkan di zaman seperti ini, sulit menemukan orang yang bebas hutang. Selain tuntutan kebutuhan yang meningkat, juga godaan berbagai iklan produk yang setiap tahun bertambah jumlahnya. Lalu, bagaimana? langkah yang paling bijaksana adalah tidak memaksakan diri membeli secara kredit. Barang konsumtif sebaiknya dibeli secara tunai. Bila belum mampu, tunda sementara waktu untuk membeli barang tersebut. Prinsip buy now pay later (beli sekarang bayar kemudian) harus dibuang jauh-jauh untuk barang konsumtif, karena prinsip itu menyusahkan dikemudian hari. Jangan jadikan hutang sebagai gaya hidup, supaya kita tidak terjerat sehingga mengakibatkan hidup kita diperbudak olehnya, supaya kita bisa hidup mengandalkan Tuhan, mengabdi sebagai hamba kepada Allah, sebab itu yang dimau Tuhan dalam hidup kita, Amin, Tuhan Yesus memberkati.

RENUNGAN
Jangan jadikan HUTANG sebagai GAYA HIDUP! Supaya kita tidak TERJERAT sehingga mengakibatkan hidup kita DIPERBUDAK olehnya.

APLIKASI
1. Apa yang menjadi gaya hidup Anda selama ini, apakah hutang atau hal lain?
2. Apa yang Anda alami atau dapatkan dengan gaya hidup Anda itu?


BERDOA : Minta Tuhan ubahkan, dan alami perubahan secara nyata. Haleluyah

Jumat, 07 Februari 2014

KUALITAS IMAN YANG SEMAKIN SEMPURNA


Roma 8:33-34 "Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?"

Sebagian besar dari kita menghabiskan seluruh hidup dengan berusaha mendapatkan penerimaan atau pengakuan dari orang lain. Biasanya kita ingin mendapatkannya dari orang tua, rekan-rekan, pasangan, orang-orang yang kita hormati, atau bahkan mungkin dari orang-orang yang kita membuat kita iri.
Dorongan untuk diterima adalah sebuah perjalanan memosional yang bisa mempengaruhi jenis pakaian yang Anda kenakan, jenis mobil yang Anda kendarai, jenis rumah yang Anda beli, dan bahkan karir yang Anda pilih. Ingat bagaimana, ketika kecil dulu, Anda sangat ingin tampil di depan orang banyak, lalu saat seseorang menantang Anda, "Saya tantang kamu melakukan ini" atau menyarankan sesuatu yang konyol atau berbahaya, Anda tetap melakukannya. Hasrat Anda akan penerimaaan orang lain mengalahkan rasa takut Anda.

 Kita melakukannya karena kita senang dengan perasaan diterima atau diakui. Ketika Anda diakui, itu menaikkan harga diri Anda. Memang benar, tapi sesungguhnya, Yesus telah menerima Anda, dan penerimaan-Nya atas diri Anda tidak didasarkan pada kinerja Anda. Anda mungkin telah menerima Yesus dalam hidup Anda, tetapi apakah Anda menyadari jika Anda mampu melakukan itu semua karena Yesus menerima Anda? Anda tidak perlu mendapatkan pengakuan dari-Nya; Anda tidak perlu membuktikan diri kepada-Nya. Kita harus berhenti berpikir, "Aku punya Allah yang sulit dipuaskan di atas sana. Aku harus menjadi anak Tuhan yang baik supaya Dia menerimaku." Allah, melalui Yesus Kristus, telah menerima Anda. Sungguh satu Kabar Baik! Renungkan hal ini: Mengetahui bahwa Allah telah menerima Anda membebaskan Anda dari kekuatiran akan pengakuan orang lain. Lalu mengapa kritikan manusia membuat Anda gelisah jika Sang Pencipta alam semesta ini saja telah menerima Anda? Mengetahui bahwa Allah telah menerima Anda membantu Anda untuk menerima orang lain:

"Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah" (Roma 15:7).
Kisah Para Rasul 10:23 "Ia mempersilakan mereka untuk bermalam di situ. Keesokan harinya ia bangun dan berangkat bersama-sama dengan mereka, dan beberapa saudara dari Yope menyertai dia."

Kadang ketika kita memberitakan Injil, orang tidak mau mendengarnya. Saya sudah mengalami banyak situasi seperti itu ketika saya bangkit berdiri untuk mulai berbagi Firman Allah di suatu tempat. Saya bisa tahu dari wajah-wajah yang melihat ke arah saya, mereka seakan-akan berkata, "Apa yang sebenarnya ingin kau katakan?" Tetapi ada kalanya juga ketika beberapa orang menerima, menyambut, dan meneguk setiap Firman yang saya beritakan. Itulah yang kita temukan dalam Kisah Para Rasul 10 ketika Kornelius bersama teman-teman dan keluarganya berkumpul untuk mendengar Petrus berkhotbah.

Petrus memberi mereka sebuah presentasi Injil klasik. Dia mereview kehidupan Yesus (ayat 38). Dia berbicara tentang kematian dan kebangkitan-Nya (ayat 39-41), ia memberitahu semua orang bahwa Dia akan kembali sebagai Hakim (ayat 42). Kemudian Petrus menawarkan mereka keselamatan di dalam Kristus. Dan perhatikan di ayat 43, Petrus memberi catatan bahwa keselamatan itu tersedia untuk orang Yahudi dan non-Yahudi : "Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barang siapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya" (ayat 43). Khotbah Petrus ini mengubah sejarah gereja.

Dan saya menemukan satu hal menarik dibalik kisah ini, bahwa itu semua dimulai di sebuah tempat bernama Yope. Ingat dengan Yunus? Kisahnya juga berhubungan dengan Yope. Ketika TUHAN menyuruhnya memberitakan Injil kepada orang-orang di Niniwe, Yunus malah naik ke sebuah kapal di Yope yang sedang dalam perjalanan ke arah yang berlawanan. Jadi Yope adalah tempat Yunus singgah untuk menjauh dari TUHAN, tetapi juga tempat di mana Petrus menjawab panggilan Allah untuk pergi ke Kaisarea dan menjangkau beberapa orang non-Yahudi. Berbeda dengan Yunus yang benar-benar tidak ingin pergi ke tempat musuhnya, kita punya Petrus yang bersedia pergi. Seandainya Petrus berkata, "Aku tidak mau Tuhan!" itu bisa jadi akhir dari hidupnya. Tapi ternyata dia menanggapi panggilan Allah itu. Kemanakah Allah memanggil Anda untuk pergi hari ini?

Mazmur 42:9 "Aku berkata kepada Allah, gunung batuku:"Mengapa Engkau melupakan aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh?"
Saya pikir tidak ada yang salah dengan bertanya pada Tuhan, mengapa. Beberapa orang akan berkata tidak boleh bertanya pada Tuhan. Tapi saya bertanya sepanjang waktu. Saya tidak bermaksud meragukan keberadaan-Nya, tapi saya memang bertanya, "Tuhan, aku tak mengerti mengapa Engkau melakukan ini. Mengapa, Tuhan?" Jika Anda membaca Mazmur, Anda akan melihat bahwa banyak sekali pemazmur, yang pada intinya, berseru, "Mengapa, Tuhan? Mengapa Engkau membiarkan ini terjadi dalam hidupku?" Yesus sendiri pun pernah bertanya, "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Matius 27:45-47).

Jadi jangan berpikir adalah salah jika bertanya, "Mengapa, Tuhan?" Itu tidak salah. Tapi saya harus menambahkan ini: jangan pernah mengharapkan jawaban. Anda bisa meminta semua yang Anda inginkan, mungkin Tuhan akan memberikan jawaban. Tetapi yang sering terjadi ialah Dia tidak akan menjawabnya.
Sejujurnya, saya pikir jika Dia menjawab pertanyaan Anda, toh Anda juga tidak akan mengerti maksudnya. Sama dengan kita, Yesus pun bergumul dengan kehendak Allah Bapa. Di Taman Getsemani, di bawah tekanan yang dahsyat, "Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah" (Lukas 22:44). Secara harfiah, Yesus benar-benar meneteskan keringat yang bercampur dengan arah, dan kemudian berkata, "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi" (ayat 42). Harus datang satu titik dimana kita berkata, "Baiklah, Tuhan, aku akan melakukannya. Aku tidak suka melakukannya. Aku tidak mau melakukannya. Menurutku ini bukan ide yang bagus. Tapi Tuhan, aku akan tetap melakukannya, sebab Engkau mau aku melakukannya." Itulah yang Yesus lakukan. Dan itu pula yang perlu kita lakukan.

Kolose 1:28 "Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus."

Ukuran kelima dari pertumbuhan rohani adalah karakter. Memiliki sifat ke-Kristusan adalah tujuan akhir dari semua pendidikan Kristen. Menerima kekurangan atau kelemahan kita apa adanya tanpa berbuat sesuatu untuk mengubahnya, menandakan kita tengah melewatkan inti dari pertumbuhan rohani. Kita harus mencapai "kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus" (Efesus 4:13b). Mengembangkan karakter yang seperti Kristus adalah tugas yang paling penting dalam kehidupan, karena itu merupakan satu-satunya hal yang kita bawa hingga ke alam baka.

Yesus menerangkan dengan cukup jelas dalam Khotbah-Nya di Bukit bahwa upah kita di Surga akan didasarkan pada sifat yang kita kembangkan dan tunjukkan di bumi. Ini berarti tujuan dari semua pengajaran kita haruslah membawa perubahan hidup, bukan hanya memberikan pengetahuan. Paulus mengatakan kepada Timotius bahwa tujuan dari pengajarannya adalah untuk mengembangkan karakter dari setiap orang yang ia ajarkan: "Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas" (1 Timotius 1:5).

Paulus juga mengatakan kepada Titus untuk melakukan hal yang sama: "Tetapi engkau, beritakanlah apa yang sesuai dengan ajaran yang sehat:"(Titus 2:1). Karakter tidak dibangun di dalam ruang kelas. Karakter dibangun dalam kehidupan nyata. Ruang kelas studi Alkitab hanyalah tempat untuk mengidentifikasi kualitas karakter dan mengajarkan bagaimana karakter itu bisa dikembangkan. Jika kita memahami bagaimana Allah menggunakan kesulitan hidup untuk mengembangkan karakter kita, maka kita mampu merespon dengan benar ketika Allah menempatkan kita dalam situasi-situasi yang bertujuan membangun karakter kita. Allah membangun karakter dalam hidup kita dengan mengizinkan kita mengalami situasi yang memungkinkan kita tergoda untuk melakukan hal yang bertentangan dengan kualitas karakter yang sejati. 

Pengembangan karakter selalu menghadapkan kita pada sebuah pilihan. Ketika kita membuat pilihan yang tepat, maka sifat kita akan tumbuh semakin seperti Kristus. Jika Anda ingin tahu seperti apa karakter ke-Kristusan itu, maka tempat yang baik untuk memulainya adalah daftar sembilan kualitas karakter yang Paulus sebutkan dalam Galatia 5:22-23: "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu." Buah Roh adalah gambaran Kristus yang sempurna. Dia merupakan penjelmaan dari semua sembilan kualitas itu.

Jika Anda berencana mengembangkan karakter seperti Kristus, maka Anda juga harus memiliki kualitas tersebut dalam hidup Anda. Setiap kali kita memilih untuk menanggapi sebuah situasi dengan cara Allah, ketimbang memilih mengikuti insting alami kita, maka kita tengah mengasah karakter kita. Atas alasan inilah, Ia mengizinkan berbagai situasi pembangunan karakter terjadi dalam hidup kita, seperti: kekecewaan, kesulitan, godaan, masalah financial, atau penundaan. Dalam keadaan-keadaan sulit apa dalam hidup Anda yang kemungkinan besar akan Allah gunakan untuk mencoba membangun karakter Anda? Setelah memahami hal ini, bagaimana cara Anda mengubah sikap dan perspektif Anda dalam memandang berbagai situasi? Tetaplah pandang Kristus. GBU