Roma 8:33-34
"Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang
membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus, yang
telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah
kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?"
Sebagian besar dari kita menghabiskan seluruh hidup dengan
berusaha mendapatkan penerimaan atau pengakuan dari orang lain. Biasanya kita
ingin mendapatkannya dari orang tua, rekan-rekan, pasangan, orang-orang yang
kita hormati, atau bahkan mungkin dari orang-orang yang kita membuat kita iri.
Dorongan untuk diterima adalah sebuah perjalanan memosional
yang bisa mempengaruhi jenis pakaian yang Anda kenakan, jenis mobil yang Anda
kendarai, jenis rumah yang Anda beli, dan bahkan karir yang Anda pilih. Ingat
bagaimana, ketika kecil dulu, Anda sangat ingin tampil di depan orang banyak,
lalu saat seseorang menantang Anda, "Saya tantang kamu melakukan ini"
atau menyarankan sesuatu yang konyol atau berbahaya, Anda tetap melakukannya.
Hasrat Anda akan penerimaaan orang lain mengalahkan rasa takut Anda.
Kita melakukannya
karena kita senang dengan perasaan diterima atau diakui. Ketika Anda diakui,
itu menaikkan harga diri Anda. Memang benar, tapi sesungguhnya, Yesus telah
menerima Anda, dan penerimaan-Nya atas diri Anda tidak didasarkan pada kinerja
Anda. Anda mungkin telah menerima Yesus dalam hidup Anda, tetapi apakah Anda
menyadari jika Anda mampu melakukan itu semua karena Yesus menerima Anda? Anda
tidak perlu mendapatkan pengakuan dari-Nya; Anda tidak perlu membuktikan diri
kepada-Nya. Kita harus berhenti berpikir, "Aku punya Allah yang sulit
dipuaskan di atas sana. Aku harus menjadi anak Tuhan yang baik supaya Dia
menerimaku." Allah, melalui Yesus Kristus, telah menerima Anda. Sungguh
satu Kabar Baik! Renungkan hal ini: Mengetahui bahwa Allah telah menerima Anda
membebaskan Anda dari kekuatiran akan pengakuan orang lain. Lalu mengapa
kritikan manusia membuat Anda gelisah jika Sang Pencipta alam semesta ini saja
telah menerima Anda? Mengetahui bahwa Allah telah menerima Anda membantu Anda
untuk menerima orang lain:
"Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus
juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah" (Roma 15:7).
Kisah Para Rasul 10:23 "Ia mempersilakan mereka untuk bermalam di
situ. Keesokan harinya ia bangun dan berangkat bersama-sama dengan mereka, dan
beberapa saudara dari Yope menyertai dia."
Kadang ketika kita memberitakan Injil, orang tidak mau
mendengarnya. Saya sudah mengalami banyak situasi seperti itu ketika saya
bangkit berdiri untuk mulai berbagi Firman Allah di suatu tempat. Saya bisa
tahu dari wajah-wajah yang melihat ke arah saya, mereka seakan-akan berkata,
"Apa yang sebenarnya ingin kau katakan?" Tetapi ada kalanya juga
ketika beberapa orang menerima, menyambut, dan meneguk setiap Firman yang saya
beritakan. Itulah yang kita temukan dalam Kisah Para Rasul 10 ketika Kornelius
bersama teman-teman dan keluarganya berkumpul untuk mendengar Petrus
berkhotbah.
Petrus memberi mereka sebuah presentasi Injil klasik. Dia
mereview kehidupan Yesus (ayat 38). Dia berbicara tentang kematian dan
kebangkitan-Nya (ayat 39-41), ia memberitahu semua orang bahwa Dia akan kembali
sebagai Hakim (ayat 42). Kemudian Petrus menawarkan mereka keselamatan di dalam
Kristus. Dan perhatikan di ayat 43, Petrus memberi catatan bahwa keselamatan
itu tersedia untuk orang Yahudi dan non-Yahudi : "Tentang Dialah semua
nabi bersaksi, bahwa barang siapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat
pengampunan dosa oleh karena nama-Nya" (ayat 43). Khotbah Petrus ini
mengubah sejarah gereja.
Dan saya menemukan satu hal menarik dibalik kisah ini, bahwa
itu semua dimulai di sebuah tempat bernama Yope. Ingat dengan Yunus? Kisahnya
juga berhubungan dengan Yope. Ketika TUHAN menyuruhnya memberitakan Injil
kepada orang-orang di Niniwe, Yunus malah naik ke sebuah kapal di Yope yang
sedang dalam perjalanan ke arah yang berlawanan. Jadi Yope adalah tempat Yunus
singgah untuk menjauh dari TUHAN, tetapi juga tempat di mana Petrus menjawab
panggilan Allah untuk pergi ke Kaisarea dan menjangkau beberapa orang
non-Yahudi. Berbeda dengan Yunus yang benar-benar tidak ingin pergi ke tempat
musuhnya, kita punya Petrus yang bersedia pergi. Seandainya Petrus berkata,
"Aku tidak mau Tuhan!" itu bisa jadi akhir dari hidupnya. Tapi
ternyata dia menanggapi panggilan Allah itu. Kemanakah Allah memanggil Anda
untuk pergi hari ini?
Mazmur 42:9 "Aku berkata kepada Allah, gunung batuku:"Mengapa
Engkau melupakan aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan
musuh?"
Saya pikir tidak ada yang salah dengan bertanya pada Tuhan,
mengapa. Beberapa orang akan berkata tidak boleh bertanya pada Tuhan. Tapi saya
bertanya sepanjang waktu. Saya tidak bermaksud meragukan keberadaan-Nya, tapi
saya memang bertanya, "Tuhan, aku tak mengerti mengapa Engkau melakukan
ini. Mengapa, Tuhan?" Jika Anda membaca Mazmur, Anda akan melihat bahwa
banyak sekali pemazmur, yang pada intinya, berseru, "Mengapa, Tuhan?
Mengapa Engkau membiarkan ini terjadi dalam hidupku?" Yesus sendiri pun
pernah bertanya, "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan
Aku?" (Matius 27:45-47).
Jadi jangan berpikir adalah salah jika bertanya,
"Mengapa, Tuhan?" Itu tidak salah. Tapi saya harus menambahkan ini:
jangan pernah mengharapkan jawaban. Anda bisa meminta semua yang Anda inginkan,
mungkin Tuhan akan memberikan jawaban. Tetapi yang sering terjadi ialah Dia
tidak akan menjawabnya.
Sejujurnya, saya pikir jika Dia menjawab pertanyaan Anda,
toh Anda juga tidak akan mengerti maksudnya. Sama dengan kita, Yesus pun
bergumul dengan kehendak Allah Bapa. Di Taman Getsemani, di bawah tekanan yang
dahsyat, "Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke
tanah" (Lukas 22:44). Secara harfiah, Yesus benar-benar meneteskan
keringat yang bercampur dengan arah, dan kemudian berkata, "Ya Bapa-Ku,
jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah
kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi" (ayat 42). Harus
datang satu titik dimana kita berkata, "Baiklah, Tuhan, aku akan
melakukannya. Aku tidak suka melakukannya. Aku tidak mau melakukannya.
Menurutku ini bukan ide yang bagus. Tapi Tuhan, aku akan tetap melakukannya,
sebab Engkau mau aku melakukannya." Itulah yang Yesus lakukan. Dan itu
pula yang perlu kita lakukan.
Kolose 1:28 "Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang
kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk
memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus."
Ukuran kelima dari pertumbuhan rohani adalah karakter.
Memiliki sifat ke-Kristusan adalah tujuan akhir dari semua pendidikan Kristen.
Menerima kekurangan atau kelemahan kita apa adanya tanpa berbuat sesuatu untuk
mengubahnya, menandakan kita tengah melewatkan inti dari pertumbuhan rohani.
Kita harus mencapai "kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai
dengan kepenuhan Kristus" (Efesus 4:13b). Mengembangkan karakter yang
seperti Kristus adalah tugas yang paling penting dalam kehidupan, karena itu
merupakan satu-satunya hal yang kita bawa hingga ke alam baka.
Yesus menerangkan dengan cukup jelas dalam Khotbah-Nya di
Bukit bahwa upah kita di Surga akan didasarkan pada sifat yang kita kembangkan
dan tunjukkan di bumi. Ini berarti tujuan dari semua pengajaran kita haruslah
membawa perubahan hidup, bukan hanya memberikan pengetahuan. Paulus mengatakan
kepada Timotius bahwa tujuan dari pengajarannya adalah untuk mengembangkan
karakter dari setiap orang yang ia ajarkan: "Tujuan nasihat itu ialah
kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari
iman yang tulus ikhlas" (1 Timotius 1:5).
Paulus juga mengatakan kepada Titus untuk melakukan hal yang
sama: "Tetapi engkau, beritakanlah apa yang sesuai dengan ajaran yang
sehat:"(Titus 2:1). Karakter tidak dibangun di dalam ruang kelas. Karakter
dibangun dalam kehidupan nyata. Ruang kelas studi Alkitab hanyalah tempat untuk
mengidentifikasi kualitas karakter dan mengajarkan bagaimana karakter itu bisa
dikembangkan. Jika kita memahami bagaimana Allah menggunakan kesulitan hidup
untuk mengembangkan karakter kita, maka kita mampu merespon dengan benar ketika
Allah menempatkan kita dalam situasi-situasi yang bertujuan membangun karakter
kita. Allah membangun karakter dalam hidup kita dengan mengizinkan kita
mengalami situasi yang memungkinkan kita tergoda untuk melakukan hal yang
bertentangan dengan kualitas karakter yang sejati.
Pengembangan karakter selalu
menghadapkan kita pada sebuah pilihan. Ketika kita membuat pilihan yang tepat,
maka sifat kita akan tumbuh semakin seperti Kristus. Jika Anda ingin tahu
seperti apa karakter ke-Kristusan itu, maka tempat yang baik untuk memulainya
adalah daftar sembilan kualitas karakter yang Paulus sebutkan dalam Galatia
5:22-23: "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera,
kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.
Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu." Buah Roh adalah gambaran
Kristus yang sempurna. Dia merupakan penjelmaan dari semua sembilan kualitas
itu.
Jika Anda berencana mengembangkan karakter seperti Kristus,
maka Anda juga harus memiliki kualitas tersebut dalam hidup Anda. Setiap kali
kita memilih untuk menanggapi sebuah situasi dengan cara Allah, ketimbang
memilih mengikuti insting alami kita, maka kita tengah mengasah karakter kita.
Atas alasan inilah, Ia mengizinkan berbagai situasi pembangunan karakter
terjadi dalam hidup kita, seperti: kekecewaan, kesulitan, godaan, masalah
financial, atau penundaan. Dalam keadaan-keadaan sulit apa dalam hidup Anda
yang kemungkinan besar akan Allah gunakan untuk mencoba membangun karakter
Anda? Setelah memahami hal ini, bagaimana cara Anda mengubah sikap dan
perspektif Anda dalam memandang berbagai situasi? Tetaplah pandang Kristus. GBU
Halo,
BalasHapusApakah Anda secara finansial turun? adalah bisnis Anda menangis untuk kebangkitan keuangan, telah Anda mencari pinjaman di bank dan tangan pemberi pinjaman yang salah dan Anda di mana menolak? mencari lagi, beberapa pemberi pinjaman di sini tidak bersedia untuk membantu Anda, semua yang mereka inginkan adalah untuk merobek Anda uang Anda sulit diperoleh, menipu warga yang tidak bersalah dan meningkatkan rasa sakit mereka. Kami adalah pemberi pinjaman dapat diandalkan dan kami memulai program pinjaman ini untuk memberantas kemiskinan dan menciptakan kesempatan bagi yang kurang istimewa untuk memungkinkan mereka membangun sendiri dan menghidupkan kembali bisnis mereka. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi kami melalui email: anitacharlesqualityloanfirm@gmail.com. keberhasilan Anda adalah tujuan kami.
silahkan mengajukan permohonan perusahaan yang sah.