Jumat, 07 Februari 2014

KUALITAS IMAN YANG SEMAKIN SEMPURNA


Roma 8:33-34 "Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?"

Sebagian besar dari kita menghabiskan seluruh hidup dengan berusaha mendapatkan penerimaan atau pengakuan dari orang lain. Biasanya kita ingin mendapatkannya dari orang tua, rekan-rekan, pasangan, orang-orang yang kita hormati, atau bahkan mungkin dari orang-orang yang kita membuat kita iri.
Dorongan untuk diterima adalah sebuah perjalanan memosional yang bisa mempengaruhi jenis pakaian yang Anda kenakan, jenis mobil yang Anda kendarai, jenis rumah yang Anda beli, dan bahkan karir yang Anda pilih. Ingat bagaimana, ketika kecil dulu, Anda sangat ingin tampil di depan orang banyak, lalu saat seseorang menantang Anda, "Saya tantang kamu melakukan ini" atau menyarankan sesuatu yang konyol atau berbahaya, Anda tetap melakukannya. Hasrat Anda akan penerimaaan orang lain mengalahkan rasa takut Anda.

 Kita melakukannya karena kita senang dengan perasaan diterima atau diakui. Ketika Anda diakui, itu menaikkan harga diri Anda. Memang benar, tapi sesungguhnya, Yesus telah menerima Anda, dan penerimaan-Nya atas diri Anda tidak didasarkan pada kinerja Anda. Anda mungkin telah menerima Yesus dalam hidup Anda, tetapi apakah Anda menyadari jika Anda mampu melakukan itu semua karena Yesus menerima Anda? Anda tidak perlu mendapatkan pengakuan dari-Nya; Anda tidak perlu membuktikan diri kepada-Nya. Kita harus berhenti berpikir, "Aku punya Allah yang sulit dipuaskan di atas sana. Aku harus menjadi anak Tuhan yang baik supaya Dia menerimaku." Allah, melalui Yesus Kristus, telah menerima Anda. Sungguh satu Kabar Baik! Renungkan hal ini: Mengetahui bahwa Allah telah menerima Anda membebaskan Anda dari kekuatiran akan pengakuan orang lain. Lalu mengapa kritikan manusia membuat Anda gelisah jika Sang Pencipta alam semesta ini saja telah menerima Anda? Mengetahui bahwa Allah telah menerima Anda membantu Anda untuk menerima orang lain:

"Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah" (Roma 15:7).
Kisah Para Rasul 10:23 "Ia mempersilakan mereka untuk bermalam di situ. Keesokan harinya ia bangun dan berangkat bersama-sama dengan mereka, dan beberapa saudara dari Yope menyertai dia."

Kadang ketika kita memberitakan Injil, orang tidak mau mendengarnya. Saya sudah mengalami banyak situasi seperti itu ketika saya bangkit berdiri untuk mulai berbagi Firman Allah di suatu tempat. Saya bisa tahu dari wajah-wajah yang melihat ke arah saya, mereka seakan-akan berkata, "Apa yang sebenarnya ingin kau katakan?" Tetapi ada kalanya juga ketika beberapa orang menerima, menyambut, dan meneguk setiap Firman yang saya beritakan. Itulah yang kita temukan dalam Kisah Para Rasul 10 ketika Kornelius bersama teman-teman dan keluarganya berkumpul untuk mendengar Petrus berkhotbah.

Petrus memberi mereka sebuah presentasi Injil klasik. Dia mereview kehidupan Yesus (ayat 38). Dia berbicara tentang kematian dan kebangkitan-Nya (ayat 39-41), ia memberitahu semua orang bahwa Dia akan kembali sebagai Hakim (ayat 42). Kemudian Petrus menawarkan mereka keselamatan di dalam Kristus. Dan perhatikan di ayat 43, Petrus memberi catatan bahwa keselamatan itu tersedia untuk orang Yahudi dan non-Yahudi : "Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barang siapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya" (ayat 43). Khotbah Petrus ini mengubah sejarah gereja.

Dan saya menemukan satu hal menarik dibalik kisah ini, bahwa itu semua dimulai di sebuah tempat bernama Yope. Ingat dengan Yunus? Kisahnya juga berhubungan dengan Yope. Ketika TUHAN menyuruhnya memberitakan Injil kepada orang-orang di Niniwe, Yunus malah naik ke sebuah kapal di Yope yang sedang dalam perjalanan ke arah yang berlawanan. Jadi Yope adalah tempat Yunus singgah untuk menjauh dari TUHAN, tetapi juga tempat di mana Petrus menjawab panggilan Allah untuk pergi ke Kaisarea dan menjangkau beberapa orang non-Yahudi. Berbeda dengan Yunus yang benar-benar tidak ingin pergi ke tempat musuhnya, kita punya Petrus yang bersedia pergi. Seandainya Petrus berkata, "Aku tidak mau Tuhan!" itu bisa jadi akhir dari hidupnya. Tapi ternyata dia menanggapi panggilan Allah itu. Kemanakah Allah memanggil Anda untuk pergi hari ini?

Mazmur 42:9 "Aku berkata kepada Allah, gunung batuku:"Mengapa Engkau melupakan aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh?"
Saya pikir tidak ada yang salah dengan bertanya pada Tuhan, mengapa. Beberapa orang akan berkata tidak boleh bertanya pada Tuhan. Tapi saya bertanya sepanjang waktu. Saya tidak bermaksud meragukan keberadaan-Nya, tapi saya memang bertanya, "Tuhan, aku tak mengerti mengapa Engkau melakukan ini. Mengapa, Tuhan?" Jika Anda membaca Mazmur, Anda akan melihat bahwa banyak sekali pemazmur, yang pada intinya, berseru, "Mengapa, Tuhan? Mengapa Engkau membiarkan ini terjadi dalam hidupku?" Yesus sendiri pun pernah bertanya, "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Matius 27:45-47).

Jadi jangan berpikir adalah salah jika bertanya, "Mengapa, Tuhan?" Itu tidak salah. Tapi saya harus menambahkan ini: jangan pernah mengharapkan jawaban. Anda bisa meminta semua yang Anda inginkan, mungkin Tuhan akan memberikan jawaban. Tetapi yang sering terjadi ialah Dia tidak akan menjawabnya.
Sejujurnya, saya pikir jika Dia menjawab pertanyaan Anda, toh Anda juga tidak akan mengerti maksudnya. Sama dengan kita, Yesus pun bergumul dengan kehendak Allah Bapa. Di Taman Getsemani, di bawah tekanan yang dahsyat, "Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah" (Lukas 22:44). Secara harfiah, Yesus benar-benar meneteskan keringat yang bercampur dengan arah, dan kemudian berkata, "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi" (ayat 42). Harus datang satu titik dimana kita berkata, "Baiklah, Tuhan, aku akan melakukannya. Aku tidak suka melakukannya. Aku tidak mau melakukannya. Menurutku ini bukan ide yang bagus. Tapi Tuhan, aku akan tetap melakukannya, sebab Engkau mau aku melakukannya." Itulah yang Yesus lakukan. Dan itu pula yang perlu kita lakukan.

Kolose 1:28 "Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus."

Ukuran kelima dari pertumbuhan rohani adalah karakter. Memiliki sifat ke-Kristusan adalah tujuan akhir dari semua pendidikan Kristen. Menerima kekurangan atau kelemahan kita apa adanya tanpa berbuat sesuatu untuk mengubahnya, menandakan kita tengah melewatkan inti dari pertumbuhan rohani. Kita harus mencapai "kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus" (Efesus 4:13b). Mengembangkan karakter yang seperti Kristus adalah tugas yang paling penting dalam kehidupan, karena itu merupakan satu-satunya hal yang kita bawa hingga ke alam baka.

Yesus menerangkan dengan cukup jelas dalam Khotbah-Nya di Bukit bahwa upah kita di Surga akan didasarkan pada sifat yang kita kembangkan dan tunjukkan di bumi. Ini berarti tujuan dari semua pengajaran kita haruslah membawa perubahan hidup, bukan hanya memberikan pengetahuan. Paulus mengatakan kepada Timotius bahwa tujuan dari pengajarannya adalah untuk mengembangkan karakter dari setiap orang yang ia ajarkan: "Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas" (1 Timotius 1:5).

Paulus juga mengatakan kepada Titus untuk melakukan hal yang sama: "Tetapi engkau, beritakanlah apa yang sesuai dengan ajaran yang sehat:"(Titus 2:1). Karakter tidak dibangun di dalam ruang kelas. Karakter dibangun dalam kehidupan nyata. Ruang kelas studi Alkitab hanyalah tempat untuk mengidentifikasi kualitas karakter dan mengajarkan bagaimana karakter itu bisa dikembangkan. Jika kita memahami bagaimana Allah menggunakan kesulitan hidup untuk mengembangkan karakter kita, maka kita mampu merespon dengan benar ketika Allah menempatkan kita dalam situasi-situasi yang bertujuan membangun karakter kita. Allah membangun karakter dalam hidup kita dengan mengizinkan kita mengalami situasi yang memungkinkan kita tergoda untuk melakukan hal yang bertentangan dengan kualitas karakter yang sejati. 

Pengembangan karakter selalu menghadapkan kita pada sebuah pilihan. Ketika kita membuat pilihan yang tepat, maka sifat kita akan tumbuh semakin seperti Kristus. Jika Anda ingin tahu seperti apa karakter ke-Kristusan itu, maka tempat yang baik untuk memulainya adalah daftar sembilan kualitas karakter yang Paulus sebutkan dalam Galatia 5:22-23: "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu." Buah Roh adalah gambaran Kristus yang sempurna. Dia merupakan penjelmaan dari semua sembilan kualitas itu.

Jika Anda berencana mengembangkan karakter seperti Kristus, maka Anda juga harus memiliki kualitas tersebut dalam hidup Anda. Setiap kali kita memilih untuk menanggapi sebuah situasi dengan cara Allah, ketimbang memilih mengikuti insting alami kita, maka kita tengah mengasah karakter kita. Atas alasan inilah, Ia mengizinkan berbagai situasi pembangunan karakter terjadi dalam hidup kita, seperti: kekecewaan, kesulitan, godaan, masalah financial, atau penundaan. Dalam keadaan-keadaan sulit apa dalam hidup Anda yang kemungkinan besar akan Allah gunakan untuk mencoba membangun karakter Anda? Setelah memahami hal ini, bagaimana cara Anda mengubah sikap dan perspektif Anda dalam memandang berbagai situasi? Tetaplah pandang Kristus. GBU

1 komentar:

  1. Halo,
    Apakah Anda secara finansial turun? adalah bisnis Anda menangis untuk kebangkitan keuangan, telah Anda mencari pinjaman di bank dan tangan pemberi pinjaman yang salah dan Anda di mana menolak? mencari lagi, beberapa pemberi pinjaman di sini tidak bersedia untuk membantu Anda, semua yang mereka inginkan adalah untuk merobek Anda uang Anda sulit diperoleh, menipu warga yang tidak bersalah dan meningkatkan rasa sakit mereka. Kami adalah pemberi pinjaman dapat diandalkan dan kami memulai program pinjaman ini untuk memberantas kemiskinan dan menciptakan kesempatan bagi yang kurang istimewa untuk memungkinkan mereka membangun sendiri dan menghidupkan kembali bisnis mereka. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi kami melalui email: anitacharlesqualityloanfirm@gmail.com. keberhasilan Anda adalah tujuan kami.
    silahkan mengajukan permohonan perusahaan yang sah.

    BalasHapus