Senin, 23 Juni 2014

WASPADAI DIRI




Efesus 4:31-32 "Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu." "Jangan membunuh."

Dari ke Sepuluh Perintah Allah yang kita abaikan, salah satunya adalah ini. Perintah ini melarang kita mengambil hidup manusia lain dengan alasan apa pun yang tidak dapat dibenarkan. Namun kita hidup di dunia yang keras.
Budaya kita dibanjiri dengan kekerasan dan pembunuhan. Menurut statistik, ada dua juta orang per tahun yang melakukan tindak kekerasan di Amerika Serikat. Anda mungkin merasa aman, karena setidaknya, Anda tidak pernah membunuh siapa pun.

Tetapi Yesus membawa perintah ini ke arah yang lebih serius dalam Khotbah di Bukit: "Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita:
 Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala" (Matius 5:21-22).

Di sini Yesus tengah berbicara tentang seseorang yang menyimpan kemarahan dan kebencian terhadap orang lain. Intinya Dia berkata, "Aku bukan hanya berkata padamu adalah salah untuk kamu membunuh, tapi Aku juga berkata adalah salah untuk kamu membenci." Apakah ada orang yang Anda benci?
Jika ada seseorang yang berjalan masuk ke sebuah ruangan di mana kebetulan Anda tengah berada di sana, apakah tekanan darah Anda naik? Jujur, apakah Anda berharap orang itu mati?
Jika pernah, Anda harus bertobat, karena itu adalah dosa.

Kita mungkin berkata, "Aku tidak akan mungkin membunuh mereka." Tapi sesungguhnya, Anda tengah membunuh karakter mereka. Alkitab memberitahu kita,
 "Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan" (Efesus 4:31).

Tuhan membuat semuanya baik. Haleluyah


Senin, 16 Juni 2014

IMAN BARU DIUJI




1 Petrus 1:7 a "Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana."

Alkitab berulang kali mengatakan bahwa Allah telah berjanji untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan Anda:
"Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus" (Filipi 4:19).

Tetapi Alkitab juga memberitahu kita bahwa dalam setiap janji, ada sebuah syarat. Salah satu syaratnya adalah Anda harus percaya pada-Nya. Semakin Anda percaya, semakin Dia memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam hidup Anda. Jadi, bagaimana Anda belajar untuk lebih mempercayai Tuhan, sehingga Ia dapat memenuhi semua kebutuhan Anda?

Bagaimana caranya belajar untuk memiliki iman yang lebih besar? Iman Anda tidak tumbuh hanya dengan duduk manis di dalam sebuah kelompok studi Alkitab, atau hanya dengan membicarakannya. Iman itu bagaikan sebuah otot; berkembang karena sering digunakan. Semakin Anda menggunakan iman Anda, semakin ia bertumbuh.
Dan semakin ia bertumbuh, semakin Tuhan memberkati hidup Anda. Kita menyebut keadaan-keadaan yang Dia ciptakan untuk memperlebar iman kita sebagai "pencobaan." Pencobaan ini akan menunjukkan apakah iman Anda asli dan tulus.
"Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana" (1 Petrus 1:7 a).

Ada empat pencobaan yang biasa dipakai Allah untuk menguji iman kita, dan yang kemungkinan besar, tengah Anda alami saat ini. sekarang. Ketika Anda berusaha menghadapinya, Anda bisa melihat bahwa itu adalah kesempatan bagi Anda untuk merentangkan iman Anda sehingga Anda dapat mempercayai Tuhan lebih.
Saya akan berbicara tentang dua hal pertama. 1.
Uji Ketahanan Dalam uji ketahanan, diajukan pertanyaan ini: "Bagaimana Anda akan mengatasi stres?" Apakah Anda bergantung pada diri Anda sendiri, atau bergantung pada Allah?
Mazmur 50:15 mengatakan, "Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku." Sela"

Apakah Anda berbalik kepada Allah ketika Anda sedang berada dalam kesulitan, dan tidak untuk hal-hal lain?
2. Orang-Orang Menguji Kita Allah sering menggunakan orang-orang dalam hidup Anda untuk menguji dan merentangkan serta mengembangkan iman Anda. Cobaan ini mengajukan pertanyaan, "Bagaimana Anda akan menangani kekecewaan?"
Hidup ini sering mengecewakan." Karir, pernikahan, dan bahkan rencana tidak berjalan sesuai yang kita rencanakan. Tetapi hal yang paling mengecewakan dalam hidup adalah orang lain. Mengapa?
Kita kecewa dengan orang lain karena kita mengharapkan mereka dapat memenuhi satu kebutuhan yang hanya Allah sendiri mampu cukupkan. Ini adalah ujian!
Masalah Anda bukanlah dengan orang-orang dalam kehidupan Anda, melainkan respon Anda terhadap orang lain dalam kehidupan Anda. Orang lain bukan penyebabnya, mereka juga bukan jawaban atas masalah Anda.
Jawabannya adalah Allah. Bila Anda mengharapkan orang lain untuk menjadi penyelamat Anda, maka Anda sedang mempersiapkan diri untuk kecewa.
Yeremia 17:7 berkata, "Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Apa yang terjadi jika Anda percaya pada Tuhan? Lihatlah janji Tuhan dalam Yesaya 49:23: "Maka raja-raja akan menjadi pengasuhmu dan permaisuri-permaisuri mereka menjadi inangmu. Mereka akan sujud kepadamu dengan mukanya sampai ke tanah dan akan menjilat debu kakimu.

Maka engkau akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, dan bahwa orang-orang yang menanti-nantikan Aku tidak akan mendapat malu." Jangan patah semangat, tapi bertambahlah beriman hanya kpd TUHAN. Amin

Roma 5:1 "Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus."

Jika Anda ingin memiliki ketenangan yang bersifat personal, mendalam, dan nyaman di dalam hati dan jiwa, maka Anda harus menyerahkan kendali hidup Anda secara total kepada Allah. Bagaimana mengetahui apakah Anda telah melakukannya atau belum Bukti atas hidup yang berserah ialah menjadi taat. Ketika Allah berkata, "Lakukan!" Saya melakukannya.

Terlepas dari saya mengerti atau tidak maksud Allah, jika ada orang lain juga melakukannya, apakah itu mungkin atau tidak, apakah itu sulit atau mudah, saya akan tetap melaksanakannya. Saat Anda mendengarkan Firman Tuhan dan mengikuti arahan-Nya, hasilnya selalu sama : damai sejahtera.
Hari ini, Anda mungkin sedang berada di tengah-tengah keadaan yang kacau balau. Anda mungkin menikah dengan orang yang tidak bisa diubah. Anda mungkin sedang mengalami masalah yang amat berat.
Namun kabar baiknya adalah Anda tetap dapat memiliki damai sejahtera Allah. Tetapi pertama-tama, Anda harus berdamai dengan-Nya. Anda tidak dapat merasakan damai sejahtera Allah sebelum berdamai dengan-Nya. Bagaimana melakukannya? Dengan menyerahkan seluruh hidup Anda dalam iman kepada Yesus Kristus,
"Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus" (Roma 5:1).

Tidakkah Anda lelah terus berperang dengan Allah? Apakah Anda tidak menyadari bahwa sumber stres terbesar dan satu-satunya ialah hidup Anda sendiri? Apa hasil dari mengendalikan hidup Anda sendiri?
Khawatir, rasa bersalah, kepahitan, kebencian, kecemasan, ketakutan, kelelahan, depresi, dan putus asa. Apa yang didapatkan dari menempatkan Yesus Kristus sebagai Pribadi yang utama dalam hidup dan menyerahkan sepenuhnya pada kehendak dan pimpinan-Nya? Damai sejahtera, kuasa, kekuatan, hikmat, tujuan, arti, hidup yang kekal, kebaikan, dan sukacita. Ucapkan doa ini di dalam hati: "Ya Bapa, Kau tahu bagaimana aku marah dengan masalah-masalah dalam hidupku, dan Kau tahu bagaimana aku bergumul dengan keadaan ini, hal-hal yang membuatku sakit dan di luar kuasaku.
Kau tahu aku telah memohon pada-Mu bekali-kali, penjelasan yang sampai sekarang tak kunjung Kau berikan. Hari ini, aku ingin berhenti berperang dengan-Mu atas hal-hal yang tak bisa kumengerti. Ampuni aku. Aku ingin mulai melangkah dalam damai sejahtera. Maka saat ini aku datang meminta bantuan-Mu.

Bantu aku mengubah hal-hal yang bisa kuubah, dan bantu aku menerima hal-hal yang tidak dapat diubah. Bantu aku, Yesus, untuk percaya pada lawatan kasih-Mu saat segalanya ada di luar akalku. Bantu aku untuk percaya bahwa Engkau adalah Tuhan yang baik, Tuhan yang peduli dengan setiap detil hidupku. Hari ini, aku tulus menyerahkan seluruh hidupku ke dalam kasih dan pimpinan-Mu. Kiranya Kau memberikanku kuasa, hikmat, damai sejahtera, dan tujuan. Aku ingin berdamai dengan-Mu dengan iman, agar aku dapat memiliki damai sejahtera yang dari Allah melalui-Mu, Yesus Kristus. Amin."


Minggu, 08 Juni 2014

KEBENARAN YANG MENYELAMATKAN.





(Matius 7:13-14). Matius 10:28 "Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka."

Kata "neraka" adalah salah satu kata yang paling sering digunakan dalam bahasa Inggris, tapi sebaliknya adalah salah satu topik yang paling jarang dibahas.
Sebenarnya ada satu tempat yang bernama Neraka di negara bagian Michigan, Amerika Serikat. Kota ini mendapatkan namanya pada tahun 1841, ketika George Reeves, seorang pemukim lama yang pada saat itu tinggal di kawasan dataran rendah berawa, ditanya nama apa yang cocok untuk kota tersebut. Dia menjawab, "Aku tak peduli, kau bisa menamainya Neraka jika kau mau." Maka, jadilah mereka menamai kota itu Neraka, sampai hari ini. Tetapi neraka bukanlah topik tertawaan.
Alkitab mengatakan jika neraka adalah tempat yang nyata, neraka itu ada. Dan kebanyakan orang yakin tidak akan pergi ke neraka. Perbandingan orang yang percaya akan pergi ke neraka dengan yang percaya akan pergi ke surga ialah 1:120. Jadi sepertinya kita percaya jika neraka adalah tempat yang diperuntukkan bagi orang lain, bukan bagi diri kita sendiri. Akan tetapi, pemikiran kebanyakan orang ini amat bertentangan dengan apa yang Yesus katakan:

"Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya"
 (Matius 7:13-14).

 Sebagian besar ajaran Alkitab mengenai neraka berasal dari Kristus sendiri. Dari semua perumpamaan yang Dia berikan, lebih dari setengahnya berhubungan dengan hukuman kekal Allah akan orang-orang berdosa. Jadi kita tidak bisa seenaknya membuka Alkitab dan memilih hal-hal yang secara pribadi menyenangkan kita dan mengesampingkan yang lain. Seperti apa yang dikatakan seorang teolog, neraka baka tak dapat dihapuskan dari Perjanjian Baru, begitu pula surga yang kekal.

Ayub 23:12 "Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar, dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya."

Alkitab berulang kali mengajak kita untuk merenungkan siapa Allah, apa yang telah dilakukan-Nya, dan apa yang telah difirmankan-Nya. Tidak mungkin menjadi sahabat Allah, tanpa tahu Firman-Nya. Tidak mungkin mengasihi Allah, tanpa mengenal pribadi-Nya. Alkitab berkata bahwa Tuhan "selanjutnya menampakkan diri di Silo, sebab Ia menyatakan diri di Silo kepada Samuel dengan perantaraan firman-Nya" (1 Samuel 3:21). Allah masih menggunakan metode itu hingga hari ini.

Meski Anda tidak bisa menghabiskan sepanjang hari untuk mempelajari Alkitab, tapi Anda bisa memikirkannya sepanjang hari, mengingat ayat-ayat yang telah Anda baca, atau menghafal serta merenungkannya dalam pikiran Anda. Meditasi sering disalahpahami sebagai ritual misterius nan magis yang dipraktekkan oleh para rahib atau biarawan. Tapi sebenarnya, meditasi adalah cara untuk memusatkan pikiran-satu keahlian yang bisa dipelajari siapa pun, dimana pun.

Ketika anda memikirkan satu masalah berulang-ulang kali dalam pikiran Anda, Anda dikatakan khawatir. Ketika Anda merenungkan Firman Tuhan berulang-ulang kali, Anda dikatakan bermeditasi. Jadi, jika Anda khawatir, Anda sudah tahu caranya bermeditasi! Anda hanya perlu mengalihkan perhatian Anda dari masalah kepada ayat-ayat Alkitab.

Semakin Anda merenungkan Firman-Nya, semakin sedikit hal yang akan Anda khawatirkan. Alasan Allah menganggap Ayub dan Daud sebagai sahabat adalah karena mereka menghargai Firman-Nya di atas segalanya, dan merenungkannya terus-menerus sepanjang hari. Ayub mengakui, 
"Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar, dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya" (Ayub 23:12).

Ketika Anda membaca Alkitab atau mendengar khotbah atau mendengarkan puji-pujian, jangan lupakan dan berlalu begitu saja. Biasakan mengulang kembali kebenaran Alkitab dalam pikiran Anda, renungkan lagi dan lagi. Semakin banyak waktu yang Anda pakai untuk mereview Firman-Nya, semakin Anda akan memahami "rahasia" kehidupan yang kebanyakan orang lewatkan. Renungkan hal ini - Mintalah ide-ide untuk menghafalkan Alkitab dari persekutuan kecil Anda, dan temukan satu cara dari ide-ide tersebut yang cocok untuk Anda. - Apa yang mengkhawatirkan Anda hari ini? Ganti kekhawatiran Anda dengan dengan Firman Allah, dan lihat bagaimana hal itu membuat perbedaan dalam sikap dan pergumulan Anda.