Jumat, 29 November 2013

MENGENAL MASALAH DIDALAM TUHAN


Masalah-masalah yang kita hadapi bisa membuat kita jatuh atau bertumbuh, tergantung dari bagaimana cara kita menanggapinya. Sangat disayangkan banyak orang gagal untuk melihat bagaimana Tuhan menggunakan masalah untuk kebaikan mereka. Mereka lebih memilih untuk bertindak bodoh dan membenci masalah-masalah mereka daripada menghadapi dan merenungkan kebaikan apa yang bisa mereka dapat dari masalah-masalah tersebut. Ada lima cara Tuhan menggunakan masalah-masalah dalam kehidupan kita untuk menjadi sesuatu kebaikan bagi kita:

(1) Tuhan menggunakan masalah untuk MENGARAHKAN kita. Kadang-kadang Tuhan harus menyalakan api di bawah kita untuk membuat kita tetap bergerak. Sering kali masalah yang kita hadapi akan mengarahkan kita ke arah yang baru dan memberikan kita motivasi untuk berubah. Ada kalanya masalah menjadi cara yang Tuhan pakai untuk menarik perhatian kita.

(2) Tuhan menggunakan masalah untuk MENGUJI kita. Manusia bagaikan teh celup… jika anda ingin tahu apa yang ada di dalamnya, celupkan saja ke dalam air panas! Tuhan kadang ingin menguji kesetiaan kita melalui masalah-masalah yang kita hadapi. “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.” (Yakobus 1:2-3).

(3) Tuhan menggunakan masalah untuk MENGOREKSI kita. Ada pelajaran-pelajaran yang hanya dapat kita pelajari melalui penderitaan dan kegagalan. Mungkin waktu kita masih kecil orang tua kita mengajar kita untuk tidak boleh menyentuh kompor yang panas. Tetapi mungkin kita baru benar-benar belajar justru setelah tangan kita terbakar. Kadang-kadang kita baru bisa menghargai sesuatu… kesehatan, teman, hubungan…, saat kita sudah kehilangan. “Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu.” (Mazmur 119:71).

(4) Tuhan menggunakan masalah untuk MELINDUNGI kita. Suatu masalah bisa menjadi berkat jika masalah tersebut menghindarkan kita dari bahaya. Tahun lalu ada seorang Kristen yang diberhentikan dari pekerjaannya karena ia menolak untuk melakukan sesuatu yang tidak etis bagi bossnya. Ia menjadi mengganggur, tetapi justru dari masalah itulah ia terhindar dari ditangkap dan dimasukan ke dalam penjara,karena setahun kemudian tindakan boss itu terbongkar. “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan…” (Kejadian 50:20).

(5) Tuhan menggunakan masalah untuk MENYEMPURNAKAN kita. Jika kita menanggapi masalah dengan cara dan pandangan yang benar, masalah tersebut bisa membentuk kita. Tuhan lebih memperhatikan karakter kita daripada kenyamanan kita. Hanya hubungan kita dengan Tuhan yang akan kita bawa sampai kekal. ” … Kita malah bermegah dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudusyang telah dikaruniakan kepada kita.” (Roma 5:3-4)

Hadapi masalah dengan bersandar sepenuhnya hanya kepada Tuhan, maka akan banyak jalan ditawarkan untuk menjadi jalan penyelesaian dengan cara ALLAH. Amin

Kamis, 28 November 2013

PELAYANAN BERSAMA DR KANG DARI KOREA di KUTAI BARAT

Banyak yang saya dapat pelajari dari perjalanan pelayanan bersama dr Kang, walau banyak sekali perbedaan dalam adat dan etika kehidupan.


Betapa itu adalah hal yang ajaib! “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini.”
Ada tiga kata bahasa Yunani untuk dunia. Yang pertama adalah “ge” Kata geografi berasal dari kata ini. “Ge” adalah kata Yunani yang berhubungan dengan dunia dalam pengertian sesungguhnya, yaitu tanah atau substansi dari dunia ini. Yang kedua adalah oikoumene. Kata Oikoumene mengacu kepada dunia sebagai tempat untuk didiami. Dan yang ketiga adalah kosmos. Ini berhubungan dengan ciptaan Allah yang begitu indah dan teratur. Kata ‘kosmetik’ berasal dari kata ini yang berarti cantik atau indah.
            Dan kata ‘kosmos’ inilah yang digunakan dalam ayat ini: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia (kosmos) ini,” atau karya Tuhan yang terbaik, terindah ini.
Namun segala sesuatu yang kita lihat dalam dunia ini mengingkari kasih dan kehadiran Allah. Allah nampak begitu terpisah dari alam semesta ciptaan-Nya. Ketika badai dan berbagai bencana melanda sepertinya Tuhan begitu jauh.
            Cerita-cerita perang dan penumpahan darah serta pembunuhan, terorisme dan berbagai penyakit yang secara universal dialami manusia dan akhirnya kematian – Bagaimana di dalam kasih Allah melihat semua itu sementara Ia memisahkan diri darinya? Bagaimana mungkin Allah melakukan itu dan kemudian berkata mengasihi dunia ini?
Hanya dengan kehadiran Roh Kudus kita dapat memahami kasih-Nya terhadap alam semesta atau dunia yang telah jatuh dan terhilang ini.
Kutai barat sangat memerlukan kasih Allah melalui pelayanan setiap hamba-hamba Tuhan, dan seluruh orang percaya. Tinggalkan kepentingan pribadi, mulai menjangkau jiwa-jiwa yg masih banyak yg belum terselamatkan. “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.” (Yoh 15:16).
Haleluyah 

KASIH UNTUK DUNIA YANG TERHILANG (LOVE FOR A LOST WORLD)



“Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya”
 (Yohanes 3:14-18, 36).
            Seluruh dunia, alam semesta, seluruh ciptaan telah jatuh dan berada di bawah kutuk dosa. Begitu juga manusia yang diam di bumi ini adalah manusia yang telah mengalami kerusakan dan terhilang di dalam kegelapan. Mengapa Allah tidak melenyapkannya saja? Mengapa Allah harus peduli terhadap alam semesta yang telah jatuh dan manusia yang telah bobrok dan mengalami kerusakan ini? Mengapa Allah tidak mengabaikan kita?
            Di gereja yang pertama kali saya gembalakan di sebuah desa, saya memiliki seorang rekan sepelyanan yang sangat mengasihi Tuhan. Istrinya bekerja dan mau membiayai pelayanan suaminya. Akan tetapi akhirnya isterinya menceraikannya, isterinya berselingkuh dan meninggalkan suaminya yg sangat mengasihinya.
            Dan saya bertanya kepada suami ini, mengapa anda tidak bertindak tegas kepada isteri yg sedemikian rupa telah mengkhianati cinta kalian ? rekan saya tersebut tetap mengampuni dan justru mau mengajak kembali kalau masih mau untuk menjadi isterinya.           
Kasih dan kepedulian Allah ada di Taman Eden: “Adam, Di manakah engkau?” Allah mencari manusia yang telah jatuh ke dalam dosa.
            Coba Anda perhatikan bagaimana cara Allah menggambarkan kasih dan kepeduliaan-Nya kepada umat-Nya yang berdosa, itu di gambarkan dalam kehidupan Hosea yang mengambil istri seorang sundal atau pelacur, namun setelah menikah kemudian istrinya itu melacurkan dirinya kembali, dan akhrinya menjadi budak. Sama seperti gambaran hidup Hosea, Allah datang ke dunia untuk menyelamatkan umat-Nya  dari perbudakan dosa. 
Atau coba perhatikan dalam Perjanjian Baru, Yesus datang ke dalam dunia adalah untuk mencari dan menyelamatkan kita semua yang terhilang. Atau perhatikan lagi kisah dari iman Kristen di sepanjang abad. Tuhan mengutus para rasul dan misionaris dan para martir sampai akhir dari dunia ini, semata-mata untuk menunjukkan kasih dan kepeduliaan Allah mencari manusia yang telah jatuh ke dalam dosa untuk diselamatkan.
            Salah satu bagian Alkitab yang indah yang dituliskan Rasul Paulus adalah dalam Efesus 3:18, “Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus.” Itu melampaui pengertian kita.
Sungguh tidak masuk akal! Kasih Allah di dalam Kristus sungguh tak terukur. Kasih-Nya tiada batas. Sungguh kasih itu tiada terhingga. Bagaimana Anda dapat menjelaskan dan memahaminya?
Apakah Anda pernah mendengar kisah tentang Harry Morehouse?  Dwight L. Moody menutup kebaktian kebangunan rohaninya di Birmingham, England.  Dan mereka berkumpul untuk mengucapkan selamat jalan kepada Moody yang akan kembali ke Amerika. Seorang muda dalam jemaat itu ikut memberi ucapan selamat jalan kepada Dwight L. Moody, dan nama anak muda itu adalah Harry Morehouse.
            Ia berkata kepada D. L. Moody, “Saya akan datang ke Amerika. Dan ketika saya sampai di sana, saya akan berkhotbah untuk Anda.” Pada umumnya Anda tidak menyodorkan diri Anda sendiri untuk berkhotbah. Biasanya seseorang berkhotbah oleh karena ada yang mengundangnya. Namun itulah yang anak muda itu katakan kepada Moody.
Dan Moody menjawab dengan bijaksana, “Yah, ketika Anda tiba di Amerika, hubungi kami. Kami akan menerima Anda dengan senang hati.”
Sekitar enam bulan kemudian, ketika D.L. Moody ada di Chicago, ia menerima telepon dari Harry Morehouse yang ada di New York City. Anak muda itu berkata kepada Moody, “Saya telah tiba di Amerika. Saya ada di New York. Saya ingin berada di Chicago pada hari Rabu dan saya ingin berkhotbah untuk Anda Rabu malam.”
            Ketiba Rabu tiba, Moody harus pergi keluar kota, namun ia telah meninggalkan pesan kepada diakennya, “Ada anak muda yang akan datang kemari yang bernama Harry Morehouse. Ia berasal dari Birmingham, England. Dan berilah kesempatan kepadanya untuk berbicara beberapa patah kata saja.”
            Apa yang terjadi ketika mereka menjemput anak muda itu, dan anak muda itu kemudian berdiri dan berkhotbah di sana. Ia berkhotbah dari Yohanes 3:16. Dan ketika kebaktian berakhir undangan diberikan, dan kira-kira ada sepuluh orang diselamatkan. Itu adalah jam yang luar biasa.
            Kemudian para diaken berkata kepada anak muda itu, “Besok malam atau Kamis malam kami ada kebaktian, dan Anda yang akan menyampaikan Firman Tuhan lagi.” 
Kamis malam anak muda itu kembali menyampaikan Firman Tuhan dari teks yang sama. Dan kira-kira ada lima belas orang diselamatkan. Itu sungguh luar biasa.
            Mereka berkata, “Jum’at malam kami ada kebaktian lagi. Dan Anda yang akan menyampaikan Firman Tuhan kembali.”
Anak muda itu menyampaikan Firman Tuhan dari teks yang sama: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini.” Kemudian ia memberikan undangan dan kira-kira ada dua puluh orang diselamatkan. Itu sungguh sulit untuk dimengerti.
            Mereka berkata, “Sabtu malam, kami juga ada kebaktian lagi, dan kami minta Anda menyampaikan Firman Tuhan kembali.” Sabtu itu, D.L. Moody kembali ke Chicago. Dan istrinya berkata kepadanya, “Sayang, kita sedang berada di tengah kebangunan rohani yang luar biasa, kebangunan rohani yang ajaib. Banyak orang berubah dan bertobat.” Dan istinya melanjutkan, “Ketika kamu menghadiri kebaktian itu, pasti kami akan bertobat.” Moody menentangnya, dan berkata, “Saya telah berkhotbah lebih dari dua puluh tahun. Dan kamu katakan saya akan bertobat?”
            “Ya,” katanya. “Kamu akan melihatnya sendiri.”
            Ketika ia datang dalam kebaktian Sabtu malam itu, ia duduk paling depan. Ia duduk di sana dengan sikap meremehkan anak muda itu. Namun ketika anak muda itu menyampaikan khotbahnya, kira-kira ada tiga puluh orang yang bertobat. Itu sungguh sulit untuk dijelaskan. Anak muda itu secara terus menerus berkhotbah dari ayat yang sama setiap malam di gereja itu selama enam minggu berturut-turut dan kebangunan rohani yang agung terjadi, Roh Kudus dicurahkan di sana
            Ketika pelayanan itu berakhir, Moody berkata, “Istriku benar. Saya telah ditobatkannya. Saya telah diubahkannya.” Ia berkata, “Selama ini saya berkhotbah dari sisi Sinai. Berkhotbah tentang Neraka, penghukuman dan api dan kilat dan guntur. Namun,” katanya, “Saya telah berubah. Saya telah bertobat. Saya mulai sekarang akan mengkhotbahkan sisi yang lain, yaitu tentang kasih Allah, dan darah Yesus serta pencurahan kasih Roh Kudus.”
Jangan sekali-kali meremehkan Firman Tuhan, karena firman Tuhan berkuasa untuk mengubah kehidupan setiap pribadi. “Siapa meremehkan firman, ia akan menanggung akibatnya, tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima balasan.” (Ams 13:13)

Selamat masuk dibulan Natal 2013 dan mempersiapkan tahun baru 2014. Haleluyah

Senin, 11 November 2013

REMINDER



Galatia 2:20 "Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku."
Alkitab mengatakan kepada kita untuk "Tetaplah berdoa" (1 Tesalonika 5:17)

Bagaimana kita mampu melakukannya? Salah satu cara adalah dengan menggunakan "doa sebagai nafas" sepanjang hari, seperti apa yang dilakukan banyak orang Kristen selama berabad-abad. Jadi, Anda memilih satu kalimat singkat atau frase sederhana yang dapat diucapkan berulang-ulang kepada Yesus, dalam satu hembusan napas: "Engkau bersamaku." "Aku menyambut kasih karunia-Mu." "Aku mengandalkan-Mu." "Aku ingin mengenal-Mu." "Aku milik-Mu" "Bantu aku untuk percaya padaMu."
Anda juga bisa menggunakan sebuah frase singkat dari Alkitab: "Karena bagiku hidup adalah Kristus." "Engkau tidak akan pernah meninggalkanku." "Engkaulah Allahku."
Bawalah kalimat-kalimat ini dalam doa sesering mungkin, sehingga ia berakar dalam hati Anda. Dan pastikan bahwa satu-satunya motif Anda dalam melakukannya adalah untuk menghormati Allah, bukan untuk mengontrol-Nya.

Berlatih merasakan kehadiran Allah adalah suatu keahlian dan kebiasaan yang bisa Anda kembangkan. Sama seperti musisi yang mempelajari partiturnya setiap hari agar bisa memainkan musik yang merdu dengan lancar, Anda harus memaksa diri Anda untuk senantiasa memikirkan Allah di waktu yang berbeda sepanjang hari. Anda harus melatih pikiran Anda untuk mengingat-Nya.
Pertama, Anda harus membuat banyak pengingat (reminder), yang bisa membawa pikiran Anda kembali pada tujuan awal, yang menyatakan bahwa Allah menyertai Anda pada saat itu. Mulailah dengan menempatkan reminder yang mudah menarik perhatian Anda. Anda bisa menempel catatan kecil yang berbunyi, "Tuhan besertaku dan ada untukku saat ini!"

Percaya sepenuhnya bahwa TUHAN senantiasa menyertai kita, dan yg harus diketahui adalah kita pun harus menyertai Dia dengan setia. “Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.” (Luk 2:10-11)

Sementara Gereja-gereja mempersiapkan diri untuk menyambut bulan Natal (kelahiran Tuhan Yesus), sudahkah sebagai jemaat, orang percaya, kitapun mempersiapkan diri untuk menyambut Dia secara pribadi menjadi Tuhan, Raja dalam kehidupan dan mengalami pengalaman bersama Dia ?
Jika Anda sedang mencari pengalaman untuk merasakan kehadiran-Nya, mulailah sekarang juga untuk mengalami bersama Dia. Bukan kata orang, tetapi kita mampu mengalami hal-hal yg baru didalam Tuhan. Haleluyah