Kamis, 28 November 2013

KASIH UNTUK DUNIA YANG TERHILANG (LOVE FOR A LOST WORLD)



“Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya”
 (Yohanes 3:14-18, 36).
            Seluruh dunia, alam semesta, seluruh ciptaan telah jatuh dan berada di bawah kutuk dosa. Begitu juga manusia yang diam di bumi ini adalah manusia yang telah mengalami kerusakan dan terhilang di dalam kegelapan. Mengapa Allah tidak melenyapkannya saja? Mengapa Allah harus peduli terhadap alam semesta yang telah jatuh dan manusia yang telah bobrok dan mengalami kerusakan ini? Mengapa Allah tidak mengabaikan kita?
            Di gereja yang pertama kali saya gembalakan di sebuah desa, saya memiliki seorang rekan sepelyanan yang sangat mengasihi Tuhan. Istrinya bekerja dan mau membiayai pelayanan suaminya. Akan tetapi akhirnya isterinya menceraikannya, isterinya berselingkuh dan meninggalkan suaminya yg sangat mengasihinya.
            Dan saya bertanya kepada suami ini, mengapa anda tidak bertindak tegas kepada isteri yg sedemikian rupa telah mengkhianati cinta kalian ? rekan saya tersebut tetap mengampuni dan justru mau mengajak kembali kalau masih mau untuk menjadi isterinya.           
Kasih dan kepedulian Allah ada di Taman Eden: “Adam, Di manakah engkau?” Allah mencari manusia yang telah jatuh ke dalam dosa.
            Coba Anda perhatikan bagaimana cara Allah menggambarkan kasih dan kepeduliaan-Nya kepada umat-Nya yang berdosa, itu di gambarkan dalam kehidupan Hosea yang mengambil istri seorang sundal atau pelacur, namun setelah menikah kemudian istrinya itu melacurkan dirinya kembali, dan akhrinya menjadi budak. Sama seperti gambaran hidup Hosea, Allah datang ke dunia untuk menyelamatkan umat-Nya  dari perbudakan dosa. 
Atau coba perhatikan dalam Perjanjian Baru, Yesus datang ke dalam dunia adalah untuk mencari dan menyelamatkan kita semua yang terhilang. Atau perhatikan lagi kisah dari iman Kristen di sepanjang abad. Tuhan mengutus para rasul dan misionaris dan para martir sampai akhir dari dunia ini, semata-mata untuk menunjukkan kasih dan kepeduliaan Allah mencari manusia yang telah jatuh ke dalam dosa untuk diselamatkan.
            Salah satu bagian Alkitab yang indah yang dituliskan Rasul Paulus adalah dalam Efesus 3:18, “Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus.” Itu melampaui pengertian kita.
Sungguh tidak masuk akal! Kasih Allah di dalam Kristus sungguh tak terukur. Kasih-Nya tiada batas. Sungguh kasih itu tiada terhingga. Bagaimana Anda dapat menjelaskan dan memahaminya?
Apakah Anda pernah mendengar kisah tentang Harry Morehouse?  Dwight L. Moody menutup kebaktian kebangunan rohaninya di Birmingham, England.  Dan mereka berkumpul untuk mengucapkan selamat jalan kepada Moody yang akan kembali ke Amerika. Seorang muda dalam jemaat itu ikut memberi ucapan selamat jalan kepada Dwight L. Moody, dan nama anak muda itu adalah Harry Morehouse.
            Ia berkata kepada D. L. Moody, “Saya akan datang ke Amerika. Dan ketika saya sampai di sana, saya akan berkhotbah untuk Anda.” Pada umumnya Anda tidak menyodorkan diri Anda sendiri untuk berkhotbah. Biasanya seseorang berkhotbah oleh karena ada yang mengundangnya. Namun itulah yang anak muda itu katakan kepada Moody.
Dan Moody menjawab dengan bijaksana, “Yah, ketika Anda tiba di Amerika, hubungi kami. Kami akan menerima Anda dengan senang hati.”
Sekitar enam bulan kemudian, ketika D.L. Moody ada di Chicago, ia menerima telepon dari Harry Morehouse yang ada di New York City. Anak muda itu berkata kepada Moody, “Saya telah tiba di Amerika. Saya ada di New York. Saya ingin berada di Chicago pada hari Rabu dan saya ingin berkhotbah untuk Anda Rabu malam.”
            Ketiba Rabu tiba, Moody harus pergi keluar kota, namun ia telah meninggalkan pesan kepada diakennya, “Ada anak muda yang akan datang kemari yang bernama Harry Morehouse. Ia berasal dari Birmingham, England. Dan berilah kesempatan kepadanya untuk berbicara beberapa patah kata saja.”
            Apa yang terjadi ketika mereka menjemput anak muda itu, dan anak muda itu kemudian berdiri dan berkhotbah di sana. Ia berkhotbah dari Yohanes 3:16. Dan ketika kebaktian berakhir undangan diberikan, dan kira-kira ada sepuluh orang diselamatkan. Itu adalah jam yang luar biasa.
            Kemudian para diaken berkata kepada anak muda itu, “Besok malam atau Kamis malam kami ada kebaktian, dan Anda yang akan menyampaikan Firman Tuhan lagi.” 
Kamis malam anak muda itu kembali menyampaikan Firman Tuhan dari teks yang sama. Dan kira-kira ada lima belas orang diselamatkan. Itu sungguh luar biasa.
            Mereka berkata, “Jum’at malam kami ada kebaktian lagi. Dan Anda yang akan menyampaikan Firman Tuhan kembali.”
Anak muda itu menyampaikan Firman Tuhan dari teks yang sama: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini.” Kemudian ia memberikan undangan dan kira-kira ada dua puluh orang diselamatkan. Itu sungguh sulit untuk dimengerti.
            Mereka berkata, “Sabtu malam, kami juga ada kebaktian lagi, dan kami minta Anda menyampaikan Firman Tuhan kembali.” Sabtu itu, D.L. Moody kembali ke Chicago. Dan istrinya berkata kepadanya, “Sayang, kita sedang berada di tengah kebangunan rohani yang luar biasa, kebangunan rohani yang ajaib. Banyak orang berubah dan bertobat.” Dan istinya melanjutkan, “Ketika kamu menghadiri kebaktian itu, pasti kami akan bertobat.” Moody menentangnya, dan berkata, “Saya telah berkhotbah lebih dari dua puluh tahun. Dan kamu katakan saya akan bertobat?”
            “Ya,” katanya. “Kamu akan melihatnya sendiri.”
            Ketika ia datang dalam kebaktian Sabtu malam itu, ia duduk paling depan. Ia duduk di sana dengan sikap meremehkan anak muda itu. Namun ketika anak muda itu menyampaikan khotbahnya, kira-kira ada tiga puluh orang yang bertobat. Itu sungguh sulit untuk dijelaskan. Anak muda itu secara terus menerus berkhotbah dari ayat yang sama setiap malam di gereja itu selama enam minggu berturut-turut dan kebangunan rohani yang agung terjadi, Roh Kudus dicurahkan di sana
            Ketika pelayanan itu berakhir, Moody berkata, “Istriku benar. Saya telah ditobatkannya. Saya telah diubahkannya.” Ia berkata, “Selama ini saya berkhotbah dari sisi Sinai. Berkhotbah tentang Neraka, penghukuman dan api dan kilat dan guntur. Namun,” katanya, “Saya telah berubah. Saya telah bertobat. Saya mulai sekarang akan mengkhotbahkan sisi yang lain, yaitu tentang kasih Allah, dan darah Yesus serta pencurahan kasih Roh Kudus.”
Jangan sekali-kali meremehkan Firman Tuhan, karena firman Tuhan berkuasa untuk mengubah kehidupan setiap pribadi. “Siapa meremehkan firman, ia akan menanggung akibatnya, tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima balasan.” (Ams 13:13)

Selamat masuk dibulan Natal 2013 dan mempersiapkan tahun baru 2014. Haleluyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar