Efesus
1:4-5 "Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia
dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia
telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi
anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya."
Beberapa waktu lalu, seorang pria
datang ke rumah saya dan berkata, "Saya seorang Kristen, tapi sepertinya
pertumbuhan rohani saya hanya jalan di tempat, hanya biasa-biasa saja."
Saya berkata, "Menurut Anda apa penyebabnya?" Dia berkata, "Saya
rasa karena saya tidak terlalu mengasihi Allah." Saya berkata, "Itu
bukan penyebabnya. Masalahnya ialah Anda tidak mengerti betapa Dia mengasihi
Anda."
Kasih ialah tindakan yang berbalas. Alkitab mengatakan, "Kita mengasihi,
karena Allah lebih dahulu mengasihi kita" (1 Yohanes 4:19).
Ketika Anda berkata, "Saya tidak
mengasihi Allah," itu karena Anda tidak mengerti betapa Dia
sungguh-sungguh mengasihi Anda. Untuk memahami tujuan dan panggilan hidup Anda,
Anda harus mulai memahami sifat Allah. Allah adalah kasih. Kasih adalah esensi
dari sifat-Nya. Satu-satunya alasan adanya kasih di alam semesta ini adalah
karena Allah. Semut dan siput tidak saling mengasihi, tapi berbeda dengan Anda,
Anda dibuat menurut gambar Allah sehingga dapat mengasihi. Alasan Anda hidup
ialah karena Allah ingin mengasihi Anda. Tujuan pertama kehidupan Anda adalah
untuk dikasihi Allah! Ya, amatlah penting bagi kita untuk melayani, taat, dan
percaya pada-Nya, namun tujuan pertama hidup Anda adalah untuk mengasihi-Nya.
Matius
7:24 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama
dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu."
Menerima, membaca, meneliti,
mengingat, dan merenungkan Firman Tuhan, semua itu menjadi sia-sia jika kita
gagal mempraktekkannya. Kita harus menjadi pelaku Firman (Yakobus 1:22). Saya
mengerti ini satu langkah yang tak mudah, karena Iblis berusaha habis-habisan
untuk menggagalkannya. Iblis tidak keberatan Anda pergi mengikuti pendalaman
Alkitab, selama Anda tidak melaksanakan apa pun yang sudah Anda pelajari.
Kita menipu diri sendiri bila
berasumsi jika hanya karena telah mendengar atau membaca atau mempelajari
kebenaran Firman Tuhan, kita telah bersatu di dalam-Nya. Sebenarnya, karena
begitu sibuknya Anda mengikuti kelas atau seminar atau konferensi Alkitab, Anda
amat mungkin tidak punya waktu untuk menerapkan apa yang sudah Anda pelajari.
Anda lupa dengan apa yang Anda pelajari dalam perjalanan menuju studi Alkitab
berikutnya. Tanpa implementasi, semua studi Alkitab yang kita lakukan tidak ada
artinya. Yesus berkata,
Setiap
orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang
yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu (Matius 7:24).
Yesus juga menunjukkan bahwa berkat
Tuhan datang dari menaati, bukan hanya dari mendengar Firman-Nya. Dia berkata,
Jikalau
kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya
(Yohanes
13:17).
Saya tidak bisa melebih-lebihkan
betapa berartinya menjadi bagian dari kelompok studi Alkitab. Kita selalu
belajar dari orang lain tentang kebenaran yang tidak akan pernah kita pelajari
sendiri. Orang lain akan membantu kita melihat pemahaman baru yang mungkin
terlewatkan, dan membantu kita menerapkan kebenaran-Nya dengan cara yang
praktis. Cara terbaik untuk menjadi pelaku Firman adalah dengan selalu
menuliskan langkah tindakan yang akan Anda ambil sebagai hasil dari membaca
atau belajar atau merenungkan Firman Tuhan. Budayakan kebiasaan menuliskan apa
yang ingin Anda lakukan.
Langkah tindakan ini harus bersifat
pribadi (melibatkan Anda), praktikal (sesuatu yang dapat Anda lakukan), dan
dapat dibuktikan (melakukan dengan tenggat waktu). Setiap tindakan yang Anda
lakukan akan melibatkan, baik relasi Anda dengan Tuhan, relasi Anda dengan
orang lain, atau dengan karakter pribadi Anda. Renungkan hal ini: - Apa yang
telah Tuhan beritahu untuk Anda lakukan yang hingga saat ini belum Anda mulai
lakukan? - Hari ini, mulailah mencatat dan mengikuti langkah tindakan yang akan
Anda ambil sebagai bagian dari studi Alkitab Anda.
Percakapan Obrolan Berakhir.
Waspadai iman pengharapan kita sebagai orang percaya, jangan biarkan mengalami
lemah apalagi kematian.
Isi hidup dengan nuansa kekekalan.
Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar