Kisah Para
Rasul 24:24 "Dan setelah beberapa hari datanglah Feliks bersama-sama
dengan isterinya Drusila, seorang Yahudi; ia menyuruh memanggil Paulus, lalu
mendengar dari padanya tentang kepercayaan kepada Yesus Kristus”
Ketika Rasul Paulus berdiri di
hadapan gubernur Romawi Feliks dan istrinya, dia berbicara tentang kebenaran,
penguasaan diri dan penghakiman yang akan datang" (Kisah Para Rasul 24:25). Seketika itu juga Feliks menjadi takut dengan apa yang
didengarnya, ia berkata pada Paulus, "Cukuplah dahulu dan pergilah
sekarang; apabila ada kesempatan baik, aku akan menyuruh memanggil
engkau".
Begitulah kebanyakan manusia:
"Pergilah. Aku tidak ingin membicarakannya sekarang." Seperti itulah
reaksi ibu saya setiap kali saya mulai membicarakan hal-hal yang bersifat
rohani. Dia langsung memotong pembicaraan dan berkata, "Aku tidak ingin
membicarakannya." Setiap kali kami sampai pada topik mengenai makna hidup
atau kehidupan setelah kematian, ia akan menyahut, "Aku tidak mau
membicarakannya."
Saat itu saya merasa bersalah jika
selalu berselisih paham setiap kali datang mengunjunginya. Tapi di suatu pagi,
saya merasa amat terbeban untuk mengunjunginya dan membahas topik ini sekali
lagi. Dan ketika saya tiba di sana, saya berkata padanya, "Ibu, aku ingin
berbicara denganmu tentang hari akhir." "Aku tidak ingin
membicarakannya."
Namun saya tidak menyerah. Saya
berkata padanya, "Ibu, hari ini juga kita harus membahasnya." Dia
tampak tidak senang. Tapi kami pun memulai percakapan, dan akhirnya itu
menggerakkan dia untuk membuat komitmen baru dengan Allah. Saya amat
bersukacita kami sempat membicarakannya, karena tidak lama kemudian beliau
meninggal dengan tiba-tiba.
Jika saat ini Anda mengenal seseorang-seorang
ibu atau ayah, kakek atau nenek,atau seseorang yang semakin dekat dengan
ajalnya, dan Anda merasa terbeban oleh Roh Kudus untuk membicarakan masalah
penghakiman dan kekekalan, pergilah, lakukan dengan segera.
Bagaimana jika pembicaraan ini
menjadi kaku? Pada awalnya memang akan menjadi kaku atau canggung, namun
percayalah, pada akhirnya itu akan menggerakkan mereka untuk membuat komitmen
baru dengan Allah.
“Sebab
jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam
hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu
akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan
mulut orang mengaku dan diselamatkan.” (Rm 10:9-10)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar