Habakuk
1:13 "Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan dan Engkau tidak dapat
memandang kelaliman. Mengapa Engkau memandangi orang-orang yang berbuat khianat
itu dan Engkau berdiam diri, apabila orang fasik menelan orang yang lebih benar
dari dia
Mengapa Allah harus menghakimi
manusia? Jawabannya: karena Dia adil dan kudus. Kita menemukannya
berulang-ulang kali dalam Alkitab. Dalam Wahyu 4:8, kita membaca tentang empat
malaikat yang datang kehadapan-Nya, tak henti-hentinya berseru siang dan malam,
"Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan
yang ada dan yang akan datang." Perhatikan bahwa para malaikat itu tidak
berseru, "Setia, setia, setia" atau "Kekal, kekal, kekal,"
meski Dia memang benar setia dan kekal. Tapi sebaliknya, mereka menekankan
kekudusan Allah. Dan karena mata-Nya terlalu kudus untuk melihat kejahatan,
sehingga Dia tidak dapat memandang kelaliman atau dosa .
“Ketika
dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala
kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah
TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan
hati-Nya.” (Kej 6:5-6)
Walaupun penghakiman Allah adalah
hal yang mengerikan, tetapi masih ada beberapa aspek positif di dalamnya.
Penghakiman-Nya menakutkan kita. Dan
taukah Anda? Penghakiman-Nya itu memang harus menggentarkan kita. Ketika kita
melihat apa yang terjadi pada orang lain yang mengabaikan Firman Tuhan,
seharusnya itu membuat kita berpikir dua kali akan perbuatan dan tindakan yang
akan kita ambil berikutnya.
“Kata
mereka: Bertobatlah masing-masing kamu dari tingkah langkahmu yang jahat dan
dari perbuatan-perbuatanmu yang jahat; maka kamu akan tetap diam di tanah yang
diberikan TUHAN kepadamu dan kepada nenek moyangmu, dari selama-lamanya sampai
selama-lamanya.” (Yer 25:5)
Penghakiman-Nya menyadarkan kita.
Itu harus bisa mendorong kita untuk menilai kembali cara hidup yang tengah kita
jalani kita, dan kiranya itu mengubah prioritas kita. Rasa sakit atau kepahitan
adalah alat pengeras suara Allah untuk membangunkan dunia yang tuli ini.
Penghakiman-Nya merendahkan hati kita.
“Aku
akan mengembalikan para hakimmu seperti dahulu, dan para penasihatmu seperti
semula. Sesudah itu engkau akan disebutkan kota keadilan, kota yang
setia." Sion akan Kubebaskan dengan penghakiman yang adil dan
orang-orangnya yang bertobat akan Kubebaskan dengan tindakan yang benar.” (Yes
1:26-27)
Penghakiman Allah melucutkan
pembenaran diri kita, dan mengingatkan kita akan betapa berdosanya kita. Itu
mengingatkan kita bahwa kita tidak memegang kendali hidup, dan betapa kita amat
membutuhkan-Nya. Penghakiman-Nya menenangkan kita. Fakta bahwa akan datang hari
penghakiman menenangkan hati kita-ada keadilan di alam semesta ini. Kita semua
tahu orang-orang jahat di muka bumi ini yang layak menerima hukuman. Alkitab
mengatakan ada pengadilan akhir, dan Allah menyimpan catatan yang begitu cermat
tentang segala sesuatu yang terjadi di dunia ini. Tuhan memberkati kita semua. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar