Selasa, 06 Mei 2014

PENGHAKIMAN






Habakuk 1:13 "Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan dan Engkau tidak dapat memandang kelaliman. Mengapa Engkau memandangi orang-orang yang berbuat khianat itu dan Engkau berdiam diri, apabila orang fasik menelan orang yang lebih benar dari dia

Mengapa Allah harus menghakimi manusia? Jawabannya: karena Dia adil dan kudus. Kita menemukannya berulang-ulang kali dalam Alkitab. Dalam Wahyu 4:8, kita membaca tentang empat malaikat yang datang kehadapan-Nya, tak henti-hentinya berseru siang dan malam, "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang." Perhatikan bahwa para malaikat itu tidak berseru, "Setia, setia, setia" atau "Kekal, kekal, kekal," meski Dia memang benar setia dan kekal. Tapi sebaliknya, mereka menekankan kekudusan Allah. Dan karena mata-Nya terlalu kudus untuk melihat kejahatan, sehingga Dia tidak dapat memandang kelaliman atau dosa .
“Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya.” (Kej 6:5-6)

Walaupun penghakiman Allah adalah hal yang mengerikan, tetapi masih ada beberapa aspek positif di dalamnya.
Penghakiman-Nya menakutkan kita. Dan taukah Anda? Penghakiman-Nya itu memang harus menggentarkan kita. Ketika kita melihat apa yang terjadi pada orang lain yang mengabaikan Firman Tuhan, seharusnya itu membuat kita berpikir dua kali akan perbuatan dan tindakan yang akan kita ambil berikutnya.

“Kata mereka: Bertobatlah masing-masing kamu dari tingkah langkahmu yang jahat dan dari perbuatan-perbuatanmu yang jahat; maka kamu akan tetap diam di tanah yang diberikan TUHAN kepadamu dan kepada nenek moyangmu, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya.” (Yer 25:5)

Penghakiman-Nya menyadarkan kita. Itu harus bisa mendorong kita untuk menilai kembali cara hidup yang tengah kita jalani kita, dan kiranya itu mengubah prioritas kita. Rasa sakit atau kepahitan adalah alat pengeras suara Allah untuk membangunkan dunia yang tuli ini. Penghakiman-Nya merendahkan hati kita.

“Aku akan mengembalikan para hakimmu seperti dahulu, dan para penasihatmu seperti semula. Sesudah itu engkau akan disebutkan kota keadilan, kota yang setia." Sion akan Kubebaskan dengan penghakiman yang adil dan orang-orangnya yang bertobat akan Kubebaskan dengan tindakan yang benar.” (Yes 1:26-27)

Penghakiman Allah melucutkan pembenaran diri kita, dan mengingatkan kita akan betapa berdosanya kita. Itu mengingatkan kita bahwa kita tidak memegang kendali hidup, dan betapa kita amat membutuhkan-Nya. Penghakiman-Nya menenangkan kita. Fakta bahwa akan datang hari penghakiman menenangkan hati kita-ada keadilan di alam semesta ini. Kita semua tahu orang-orang jahat di muka bumi ini yang layak menerima hukuman. Alkitab mengatakan ada pengadilan akhir, dan Allah menyimpan catatan yang begitu cermat tentang segala sesuatu yang terjadi di dunia ini. Tuhan memberkati kita semua. Amin 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar