Yehezkiel
33:11 "Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman
Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku
berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup.
Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu akan
mati, hai kaum Israel?"
Ketika topik tentang hari
penghakiman muncul, beberapa orang akan berkata, "Sudah waktunya!"
Mereka sama sekali tidak peduli dengan murka Allah yang dijatuhkan ke atas
dunia yang telah menolak Dia dan Firman-Nya ini.
Namun sebagai orang percaya, kita
tidak boleh memiliki sikap yang seperti ini. Bahkan sebenarnya, itu juga yang
menjadi penyebab Allah menegur Yunus. Allah menyuruhnya untuk pergi dan
memberitakan Injil ke Niniwe, yang terkenal karena kejahatan dan kekejamannya
itu. Yunus tidak mau pergi karena dua alasan : Pertama, dia adalah seorang
Yahudi yang fanatik, dan Niniwe adalah musuh bangsanya. Kedua, karena ia tahu
Allah begitu murah hati dan penuh kasih, jadi ia takut jika Dia akan mengampuni
mereka.
Yunus lebih senang jika Niniwe
dihancurkan. Maka Yunus pun naik perahu menuju arah yang berlawanan. Namun
setelah adanya teguran dari Allah, dia pun akhirnya pergi dan memberitakan
Injil kepada orang Niniwe, meski sembari berharap jika tak ada satu pun yang
mendengarkannya.
Namun orang Niniwe kemudian bertobat
dan Dia mengampuni kota itu. Namun hal itu mengesalkan Yunus sehingga kemudian
ia membuat sebuah pondok di luar kota Niniwe dan duduk di bawahnya menantikan
apa yang akan terjadi atas kota itu. Sementara itu, Allah menumbuhkan satu
pohon jarak besar yang melampaui kepala Yunus agar dapat menaunginya dari terik
matahari. Tapi ketika seekor ulat datang dan memakan pohon itu, Yunus pun
marah. Allah berfirman: "Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang
untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau
tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula.
Bagaimana tidak Aku akan sayang
kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua
puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan
kiri, dengan ternaknya yang banyak?" (Yunus 4:10-11).
Kisah ini mengingatkan kita bahwa
Allah tidak berkenan dengan kematian orang fasik (Yehezkiel 33:11) “Katakanlah kepada
mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan
kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang
fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu
yang jahat itu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?”
Begitu pun dengan kita, kita tidak
boleh bersukacita atas penghakiman yang akan diterima orang lain, sebab terus
terang, kita semua layak untuk diadili. Tetapi karena Allah begitu mengasihi kita,
Dia pun mengampuni kita. Dia ingin kita mengenal-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar