Amsal
22:7 Orang kaya menguasai orang miskin, yang berhutang menjadi budak dari yang
menghutangi.
Cerita ini mungkin bisa menjadi cermin bagi diri kita. Sebagian besar orang,
mengalami putaran kehidupan seperti ini. Orang-orang bersekolah atau kuliah
berharap agar hidupnya (secara financial) lebih baik. Tapi sayangnya, sebagian
besar orang-orang sekolahan ini justru terperangkap hutang seumur hidup,
kenapa? ternyata itu semua disebabkan karena mereka tidak memiliki kecerdasan
finansial. Biasanya mereka memiliki pola, lulus sekolah, cari kerja untuk
mendapatkan penghasilan, kemudian mereka menikah dengan suami/istri yang
sama-sama bekerja, beberapa bulan kemudian pasangan pengantin baru ini
mengontrak sebuah rumah kecil/sederhana. Seiring dengan kenaikan gaji, mereka
pun mulai meningkatkan kenyaman hidupnya. Mereka memberanikan diri kredit
mobil, mereka juga meningkatkan citra dirinya dengan cara berganti-ganti HP,
pergi ke café, berpakaian branded, shopping di mall dengan belanja yang belum tentu
berguna, dan sudah barang tentu secara aktif menggunakan berbagai kartu kredit
untuk segala keperluan belanja mereka, yang sebagian besar adalah barang-barang
yang memuaskan keinginan mereka, bukan kebutuhan. Mereka juga mulai berbelanja
audio mahal, dan juga televisi tercanggih berlayar lebar. Sayangnya, semua itu
mereka lakukan dengan cara mencicil. Begitu seterusnya, seumur hidup mencicil!
Hal ini mereka lakukan agar bisa tampil seolah-olah tampak kaya, padahal
sebenarnya belum kaya.
Dalam kehidupan modern dengan gaya konsumerisme, memang berat menahan godaan
konsumerisme seperti itu. Bahkan di zaman seperti ini, sulit menemukan orang
yang bebas hutang. Selain tuntutan kebutuhan yang meningkat, juga godaan
berbagai iklan produk yang setiap tahun bertambah jumlahnya. Lalu, bagaimana?
langkah yang paling bijaksana adalah tidak memaksakan diri membeli secara
kredit. Barang konsumtif sebaiknya dibeli secara tunai. Bila belum mampu, tunda
sementara waktu untuk membeli barang tersebut. Prinsip buy now pay later (beli
sekarang bayar kemudian) harus dibuang jauh-jauh untuk barang konsumtif, karena
prinsip itu menyusahkan dikemudian hari. Jangan jadikan hutang sebagai gaya
hidup, supaya kita tidak terjerat sehingga mengakibatkan hidup kita diperbudak
olehnya, supaya kita bisa hidup mengandalkan Tuhan, mengabdi sebagai hamba
kepada Allah, sebab itu yang dimau Tuhan dalam hidup kita, Amin, Tuhan Yesus
memberkati.
RENUNGAN
Jangan jadikan HUTANG sebagai GAYA HIDUP! Supaya kita tidak TERJERAT sehingga
mengakibatkan hidup kita DIPERBUDAK olehnya.
APLIKASI
1. Apa yang menjadi gaya hidup Anda selama ini, apakah hutang atau hal
lain?
2. Apa yang Anda alami atau dapatkan dengan gaya hidup Anda itu?
BERDOA : Minta Tuhan ubahkan, dan alami perubahan secara nyata. Haleluyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar