Rabu, 19 Februari 2014

YUNUS BELAJAR MENGINSFI, BAHWA ALLAH MENGASIHI BANGSA-BANGSA LAIN



“Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia. Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup." Tetapi firman TUHAN: "Layakkah engkau marah?" Yunus telah keluar meninggalkan kota itu dan tinggal di sebelah timurnya. Ia mendirikan di situ sebuah pondok dan ia duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu. Lalu atas penentuan TUHAN Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak melampaui kepala Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur dari pada kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu. Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu. Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus, lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati, katanya: "Lebih baiklah aku mati dari pada hidup." Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus: "Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?" Jawabnya: "Selayaknyalah aku marah sampai mati." Lalu Allah berfirman: "Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula. Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?"” 
(Yun 4:1-11)

Yunus mengetahui bahwa Allah pasti akan membuat sebuah Bangsa akan bertobat, tetapi Yunus berpikir itu tidaklah adil. Karena orang-orang Niniwe jahat, mereka kejam, dan Yunus berpikir tidak adil kalau merena yg jahat lalu diampuni begitu saja. Lalu Yunus berusaha melarikan diri ke Tarsis, tempat yang berlawanan dengan tujuan yg Tuhan suruh. Yunus boleh-boleh saja merencanakan lari dari panggilan yg sudah Tuhan tentukan. Akan tetapi Tuhan tidak pernah gagal rencana-Nya, melalui seekor ikan besar Yunus ditelan, lalu ikan itu muntahkan Yunus di Niniwe. Kisah Yunus 4:1-11, mengandung makna didalam hidup kita adalah :

1.       ORANG PERCAYA SERINGKALI MAU LARI DARI PANGGILAN TUHAN YG SUDAH DITENTUKAN. Didalam diri kita sebagai manusia ada hakekat dosa, Mazmuir 51:7 katakan dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku. Akan tetapi orang yg tetap bertahan didalam Tuhan akan mengalami kelepasan. Seringkali kita juga tidak mau berdamai dengan orang yg kita anggap musuh, padahal Tuhan mempunyai rencana melalui kitalah mereka akan bertobat dan diselamatkan.

2.       TUHAN MEMANGGIL DENGAN TUJUAN SUPAYA ORANG LAIN DISELAMATKAN MELALUI KITA. Kadang kita tidak menyadari kalau disekeliling kita banyak sekali jiwa yg harus kita jangkau, Injil Yohanes 10:16 (baca ayatnya), domba-domba yg belulm satu kawanan (orang Moslem), dikatakan harus menjadi satu gembala (Yesus Tuhan sebagai gembala agung). Setiap orang percaya diutus untuk menyampaikan kebenaran, kepada mereka yg masih belum pernah mendengar berita keselamatan oleh Tuhan Yesus Kristus. (baca Roma 10:13-15), sudah saat nya orang percaya menjadi saksi Tuhan lewat kesaksian yg hidup, kehidupan yg nyata.

3.       APAKAH KITA  ORANG PERCAYA LAYAK MARAH SEPERTI SIKAP YUNUS KEPADA TUHAN. Yunus merasa berjasa kepada Tuhan, seolah apa yg dilakukan itu membantu Tuhan. Padahal Tuhan bisa mengutus siapa saja, kita tidak layak untuk marah kepada Tuhan, karena seolah Tuhan tidak menjawab seperti yg kita mau. Padahal Tuhan bisa buat apa saja, dan yang dibuatnya adalah semua baik menurut Tuhan. Manusia suka bersungut-sungut, seperti Bangsa Israel di Padang gurun… (baca 1 Korintus 10:10-11) jangan sampai kita dibinasakan karena bersungut-sungut.

4.       BERSYUKUR YG SEHARUSNYA DILAKUKAN YUNUS, KITAPUN HARUS BERSYUKUR SENANTIASA Orang yang mampu mengucap syukur senantiasa, dia akan mampu menghadapi kehidupan meskipun berat sebenarnya dirasakan,  (baca 1 Tesalonika 5:18), karena mngucap syukur itu adalah kehendak Bapa didalam Kristus Yesus.

Kiranya Tuhan Yesus dipermuliakan. Haleluyah (JES)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar