Allah tidak pernah
mencela orang kaya karena kekayaannya, tetapi Allah sering mencela orang kaya
karena sikapnya yang sombong atau yang menindas orang miskin. Adanya
orang-orang kaya dalam Alkitab yang beriman—misalnya Abraham (Kejadian 13:2)
menunjukkan bahwa
Allah tidak menghendaki sistem pemerataan paksa seperti yang dilakukan oleh
kelompok komunis pada masa lampau. Dalam pandangan Alkitab, kekayaan seharusnya
dipakai sebagai alat untuk menolong orang miskin atau orang yang memerlukan
bantuan. Dengan demikian, kekayaan bisa menjadi alat untuk mempersatukan umat
Allah.
Pembagian tanah bagi
suku-suku di Israel yang disesuaikan dengan jumlah penduduk setiap suku dan
sistem pembebasan (pengembalian) tanah pada Tahun Yobel menunjukkan bahwa Allah
menghendaki terjadinya keadilan sosial di antara umat Israel. Aturan menyangkut
ahli waris wanita yang dikisahkan dalam bacaan Alkitab hari ini menunjukkan
bahwa Allah tidak menghendaki terjadinya ketimpangan antara yang kaya dan yang
miskin.
Dalam Perjanjian
Baru, Rasul Paulus mengajarkan bahwa perbedaan kaya-miskin itu seharusnya
direspons dengan sikap memberi terhadap saudara seiman kita yang kekurangan
agar terjadi keseimbangan .“Sebab kamu dibebani bukanlah
supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan.”
(2Kor 8:13)
Rasul Paulus memberikan contoh tentang jemaat
Makedonia yang miskin, namun mereka kaya dalam hal memberi. Mereka mengumpulkan
uang untuk mendukung jemaat di Yerusalem yang miskin, sebagai respons terhadap
berkat rohani yang telah mereka terima dari jemaat Yerusalem
“Sebab Makedonia dan Akhaya
telah mengambil keputusan untuk menyumbangkan sesuatu kepada orang-orang miskin
di antara orang-orang kudus di Yerusalem. Keputusan itu memang telah mereka
ambil, tetapi itu adalah kewajiban mereka. Sebab, jika bangsa-bangsa lain telah
beroleh bagian dalam harta rohani orang Yahudi, maka wajiblah juga
bangsa-bangsa lain itu melayani orang Yahudi dengan harta duniawi mereka.” (Rm
15:26-27)
Masih banyak
suku-suku di Indonesia, mereka tinggal dipelosok-pelosok pulau. Tersebar hampir
disemua kepulauan, mereka belum dijangkau Injil. Bagaimana mereka dapat
dimenangkan kalau tidak ada yg datang melayani mereka ? bagaimana ada penginjil
yg datang kalau tidak ada yg mengutus, membiayai dan menanggungnya. Sementara
masih banyak orang kaya yg tidak peduli dg pelayanan seperti ini ? (Roma
10:13-15). “Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan,
akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika
mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia,
jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang
Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat
memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: "Betapa
indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!"” (Rm 10:13-15)
Gereja dikota masih
lebih tertarik membangun gedung greja dengan dana yg besar, dibanding memberi
dana untuk pelayanan suku yg masih terabaikan. Adakah suara ini bisa didengar
dan memotivasi kita semua ?
2 Korintus 8:13-14
“Sebab kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan. Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan.”
“Sebab kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan. Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar