Kamis, 24 Oktober 2013

PENGURAPAN BAGI SANG RAJA



“Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu." (Yoh 12:1-8)

Kehadiran Yesus yg adalah Tuhan, selalu membuat suasana menjadi berbeda. Membuktikan bagaimana murid-murid dan banyak orang yg belum memahami keberadaan Tuhan Yesus itu sendiri. Mereka baru menjadi pengikut, dan sebagai murid mereka hanya sekedar mengerti, tetapi tidak menanggap sepenuhnya.
 "buanglah kebodohan, maka kamu akan hidup, dan ikutilah jalan pengertian."  Amsal 9:6

Kepada jemaat di Efesus rasul Paulus menegur dengan keras,
"...janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan." 
 (Efesus 5:17).  
Selaku orang Kristen mungkin kita akan tersinggung jika dikatakan orang bodoh.  Tapi kenyataannya memang tidak sedikit orang Kristen yang demikian.  Menurut pendapat orang kebanyakan, kata bodoh berarti tidak mudah memahami, tidak berpengetahuan, berpendidikan rendah atau tidak pernah mengecap bangku sekolah.  Sedangkan lawan katanya adalah pintar.  Maksud dari ayat tersebut di atas sama sekali tidak menyinggung seberapa tinggi tingkat pendidikan atau kecerdasan seseorang, namun menggambarkan tentang keadaan di saat seseorang tidak menyadari sesuatu hal sehingga ia melakukan tindakan-tindakan yang tidak berkenan kepada Tuhan.  Jadi ini lebih menekankan pada kualitas hidup seseorang.

1.       Sebagai pengucapan syukur atas kebangkitan Lazarus dari kematian, maka diadakan sebuah perjamuan. Dan diceritakan Maria melayani dalam perjamuan tersebut. Selalu ada orang yg melayani Tuhan. dan pelayanan juga selalu berbicara sebuah pengorbanan, tidak ada pelayanan tanpa pengorbanan, walaupun belum tentu pengorbanan itu pelayanan. Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya. (Amsal 3:27) pengucapan syukur juga menjadi tanda kedewasaan rohani, orang kristen yg hanya mengeluh sehari-harinya, menandakan imannya kepada Tuhan tidak kuat, sewaktu-waktu ada pencobaan akan murtad. “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” (1Tes 5:18)
Dengan demikian mengucap syukur itu sangat penting sekali sebagai orang percaya, dan dengan pengucapan syukur Tuhan dipermuiakan.


2.       Pengenalan akan TUHAN secara pribadi itu lebih penting, dibanding pemberian sebesar apapun. Maria mengerti dan mengenal Yesus secara pribadi, makanya tidak enggan dan takut memberikan harta yg sangat berharga yaitu minyak narwastu. “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.” (Hos 4:6) Walaupun Yudas sebagai murid Yesus, sekian lama mengikuti perjalanan pelayanan Yesus secara langsung, akan tetapi  motivasi Yudas dalam mengiring Tuhan tidaklah tulus. Yudas mencintai uang dibanding pelayanan itu sendiri, makanya mengukur persembahan Maria dengan kehidupan orang miskin.

3.       Kedisiplinan rohani, orang Kristen yg tidak disiplin dalam imannya akan selalu jatuh kedalam dosa yg sama, Selama mengikut Tuhan, sudahkan kita memiliki kedisiplinan rohani?  Ataukah kita hanya menjadi orang Kristen yang ala kadarnya atau sekedar menjalankan ibadah sebagai kegiatan rutin belaka?  Tanda seseorang memiliki kedisiplinan rohani adalah memiliki roh yang menyala-nyala bagi Tuhan"Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan."  (Roma 12:11).   Kedisiplinan selalu dimulai dengan roh yang selalu berkobar untuk memberikan yang terbaik bagi Tuhan.  Ia tidak kehilangan kasih mula-mula kepada Tuhan!  Banyak orang Kristen yang akhir-akhir ini telah kehilangan kasih mula-mula seperti yang terjadi pada jemaat di Efesus, sehingga Tuhan pun menegurnya dengan keras,  "...Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.  Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan."  (Wahyu 2:4-5a).  Memiliki roh yang berkobar bukan hanya saat-saat di mana segala sesuatunya lancar dan menyenangkan, namun di segala musim hidup kita.

4.       Takut akan TUHAN. rasa takut kepada TUHAN itu yg sangat dibutuhkan untuk iman percaya semakin meningkat, tanpa rasa takut kepada Tuhan akan sia-sia pengiringan kita kepada Tuhan. “Siapakah orang yang takut akan TUHAN? Kepadanya TUHAN menunjukkan jalan yang harus dipilihnya. Orang itu sendiri akan menetap dalam kebahagiaan dan anak cucunya akan mewarisi bumi. TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.” (Mzm 25:12-14). Persembahan Maria akan percuma seandainya tidak disertai rasa takut kepada Tuhan, pernahkan kita memberikan persembahan, atau mungkin mengucap syukur tetapi tidak dengan rasa takut kepada Tuhan ?

5.       Menurut, atau mengikuti Firman Tuhan. kadang kita sebagai orang percaya lebih banyak tidak mau mengikuti kebenaran Firman Tuhan. padahal saat mengikuti apa kata Firman maka semua masalah akan terjawab. : Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. (2 Raja-raja 5:14)

Naaman sakit kusta. Bagi seorang panglima pasukan dan pahlawan perang, penyakit itu jelas mengguncangkan jiwa. Ia sangat ingin sembuh dari penyakitnya. Kemudian ia mengikuti saran gadis pelayan istrinya untuk datang kepada Nabi Elisa. Namun, Elisa tidak memberikan ramuan atau menumpangkan tangan untuk berdoa bagi kesembuhannya seperti yang ia bayangkan. Nabi itu hanya menyuruh Naaman untuk mandi sebanyak tujuh kali di Sungai Yordan. Naaman merasa gusar dan kecewa. Tetapi, setelah dibujuk oleh para pegawainya, ia mau juga melakukannya dan pulihlah tubuhnya dari kusta. Ia menjadi tahir, dan mendatangi Elisa untuk mengakui kebesaran Allah Israel.
Sering kita tidak setuju dengan cara Allah untuk memulihkan kehidupan kita. Cara-Nya sering terlihat begitu aneh, bahkan tampak mustahil di mata manusia. Kita jadi meragukan dan mempertanyakan hal itu. Sebaliknya, kadang cara-Nya terkesan sangat mudah dan tidak menuntut kerja keras kita. Kita tidak boleh meremehkannya karena tidak ada sesuatu pun yang mustahil bagi Tuhan. Sebenarnya, cara-Nya yang tidak lazim itu justru mendorong kita untuk semakin mengerti jalan Allah yang misterius. Meskipun cara-Nya kerap tidak kita pahami, Dia tetap layak dipercayai.

Sewaktu kita mulai mempercayai dan mengikuti cara Allah, kita belajar untuk semakin mengenal cara berpikir dan cara kerja Allah dalam kehidupan kita. Dengan mengesampingkan pola pikir manusiawi, kita memperbarui pikiran, yang selanjutnya berdampak pada pembaruan dan pemulihan hidup.

Ada 5 hal yg sangat penting didalam kehidupan orang percaya, dan saat kita sebagai orang percaya bisa dan mau belajar untuk bisa melakukannya, maka Tuhan pasti akan memberikan upah yg sepadan dengan usaha kita mempertahankan iman pengharapan yg ada pada kita semua.

MESKIPUN CARA-NYA KERAP TIDAK KITA PAHAMI, DIA TETAP LAYAK DIPERCAYAI. BELAJAR TAAT DAN SETIA MENGERJAKAN DENGAN IMAN, MAKA SEGALA SESUATU YANG MUSTAHIL AKAN TERJADI DAN KITA ALAMI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar