“Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania,
tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. Di situ
diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang
turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. Maka Maria mengambil setengah kati
minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan
menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.
Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera
menyerahkan Dia, berkata: "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga
ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" Hal itu
dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan
karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam
kas yang dipegangnya. Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini
mengingat hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu,
tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu." (Yoh 12:1-8)
Kehadiran Yesus yg adalah Tuhan, selalu membuat suasana
menjadi berbeda. Membuktikan bagaimana murid-murid dan banyak orang yg belum
memahami keberadaan Tuhan Yesus itu sendiri. Mereka baru menjadi pengikut, dan
sebagai murid mereka hanya sekedar mengerti, tetapi tidak menanggap sepenuhnya.
"buanglah kebodohan, maka kamu akan
hidup, dan ikutilah jalan pengertian." Amsal 9:6
Kepada jemaat di Efesus rasul Paulus menegur dengan keras,
Kepada jemaat di Efesus rasul Paulus menegur dengan keras,
"...janganlah kamu bodoh,
tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan."
(Efesus
5:17).
Selaku orang Kristen mungkin kita akan tersinggung jika
dikatakan orang bodoh. Tapi kenyataannya memang tidak sedikit orang
Kristen yang demikian. Menurut pendapat orang kebanyakan, kata bodoh
berarti tidak mudah memahami, tidak berpengetahuan, berpendidikan rendah atau
tidak pernah mengecap bangku sekolah. Sedangkan lawan katanya adalah pintar.
Maksud dari ayat tersebut di atas sama sekali tidak menyinggung seberapa tinggi
tingkat pendidikan atau kecerdasan seseorang, namun menggambarkan tentang
keadaan di saat seseorang tidak menyadari sesuatu hal sehingga ia melakukan
tindakan-tindakan yang tidak berkenan kepada Tuhan. Jadi ini lebih
menekankan pada kualitas hidup seseorang.
1.
Sebagai pengucapan syukur atas
kebangkitan Lazarus dari kematian, maka diadakan sebuah perjamuan. Dan
diceritakan Maria melayani dalam perjamuan tersebut. Selalu ada orang yg
melayani Tuhan. dan pelayanan juga selalu berbicara sebuah pengorbanan, tidak
ada pelayanan tanpa pengorbanan, walaupun belum tentu pengorbanan itu
pelayanan. Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang
berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya. (Amsal 3:27) pengucapan syukur juga
menjadi tanda kedewasaan rohani, orang kristen yg hanya mengeluh
sehari-harinya, menandakan imannya kepada Tuhan tidak kuat, sewaktu-waktu ada
pencobaan akan murtad. “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki
Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” (1Tes 5:18)
Dengan demikian mengucap syukur itu sangat
penting sekali sebagai orang percaya, dan dengan pengucapan syukur Tuhan
dipermuiakan.
2.
Pengenalan akan TUHAN secara pribadi itu
lebih penting, dibanding pemberian sebesar apapun. Maria mengerti dan mengenal
Yesus secara pribadi, makanya tidak enggan dan takut memberikan harta yg sangat
berharga yaitu minyak narwastu. “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang
menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena
engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.”
(Hos 4:6) Walaupun Yudas sebagai murid Yesus, sekian lama
mengikuti perjalanan pelayanan Yesus secara langsung, akan tetapi motivasi Yudas dalam mengiring Tuhan tidaklah
tulus. Yudas mencintai uang dibanding pelayanan itu sendiri, makanya mengukur
persembahan Maria dengan kehidupan orang miskin.
3.
Kedisiplinan rohani, orang Kristen yg tidak
disiplin dalam imannya akan selalu jatuh kedalam dosa yg sama, Selama mengikut
Tuhan, sudahkan kita memiliki kedisiplinan rohani? Ataukah kita hanya menjadi
orang Kristen yang ala kadarnya atau sekedar menjalankan ibadah sebagai
kegiatan rutin belaka? Tanda seseorang memiliki kedisiplinan rohani
adalah memiliki roh yang menyala-nyala bagi Tuhan. "Janganlah
hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah
Tuhan."
(Roma 12:11). Kedisiplinan selalu dimulai dengan roh yang
selalu berkobar untuk memberikan yang terbaik bagi Tuhan. Ia tidak
kehilangan kasih mula-mula kepada Tuhan! Banyak orang Kristen yang
akhir-akhir ini telah kehilangan kasih mula-mula seperti yang terjadi pada
jemaat di Efesus, sehingga Tuhan pun menegurnya dengan keras, "...Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan
kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah
jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan."
(Wahyu 2:4-5a). Memiliki
roh yang berkobar bukan hanya saat-saat di mana segala sesuatunya lancar dan
menyenangkan, namun di segala musim hidup kita.
4.
Takut akan TUHAN. rasa takut kepada TUHAN itu yg
sangat dibutuhkan untuk iman percaya semakin meningkat, tanpa rasa takut kepada
Tuhan akan sia-sia pengiringan kita kepada Tuhan. “Siapakah orang yang takut akan TUHAN? Kepadanya TUHAN
menunjukkan jalan yang harus dipilihnya. Orang itu sendiri akan menetap dalam
kebahagiaan dan anak cucunya akan mewarisi bumi. TUHAN bergaul karib dengan
orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.”
(Mzm 25:12-14).
Persembahan Maria akan percuma seandainya tidak disertai rasa takut
kepada Tuhan, pernahkan kita memberikan persembahan, atau mungkin mengucap
syukur tetapi tidak dengan rasa takut kepada Tuhan ?
5.
Menurut, atau mengikuti Firman Tuhan. kadang
kita sebagai orang percaya lebih banyak tidak mau mengikuti kebenaran Firman
Tuhan. padahal saat mengikuti apa kata Firman maka semua masalah akan terjawab.
: Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam
sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. (2 Raja-raja 5:14)
Naaman
sakit kusta. Bagi seorang panglima pasukan dan pahlawan perang, penyakit itu
jelas mengguncangkan jiwa. Ia sangat ingin sembuh dari penyakitnya. Kemudian ia
mengikuti saran gadis pelayan istrinya untuk datang kepada Nabi Elisa. Namun,
Elisa tidak memberikan ramuan atau menumpangkan tangan untuk berdoa bagi
kesembuhannya seperti yang ia bayangkan. Nabi itu hanya menyuruh Naaman untuk
mandi sebanyak tujuh kali di Sungai Yordan. Naaman merasa gusar dan kecewa.
Tetapi, setelah dibujuk oleh para pegawainya, ia mau juga melakukannya dan
pulihlah tubuhnya dari kusta. Ia menjadi tahir, dan mendatangi Elisa untuk
mengakui kebesaran Allah Israel.
Sering
kita tidak setuju dengan cara Allah untuk memulihkan kehidupan kita. Cara-Nya
sering terlihat begitu aneh, bahkan tampak mustahil di mata manusia. Kita jadi
meragukan dan mempertanyakan hal itu. Sebaliknya, kadang cara-Nya terkesan
sangat mudah dan tidak menuntut kerja keras kita. Kita tidak boleh
meremehkannya karena tidak ada sesuatu pun yang mustahil bagi Tuhan.
Sebenarnya, cara-Nya yang tidak lazim itu justru mendorong kita untuk semakin
mengerti jalan Allah yang misterius. Meskipun cara-Nya kerap tidak kita pahami,
Dia tetap layak dipercayai.
Sewaktu
kita mulai mempercayai dan mengikuti cara Allah, kita belajar untuk semakin
mengenal cara berpikir dan cara kerja Allah dalam kehidupan kita. Dengan
mengesampingkan pola pikir manusiawi, kita memperbarui pikiran, yang
selanjutnya berdampak pada pembaruan dan pemulihan hidup.
Ada 5 hal yg sangat penting didalam kehidupan orang percaya,
dan saat kita sebagai orang percaya bisa dan mau belajar untuk bisa
melakukannya, maka Tuhan pasti akan memberikan upah yg sepadan dengan usaha
kita mempertahankan iman pengharapan yg ada pada kita semua.
MESKIPUN CARA-NYA
KERAP TIDAK KITA PAHAMI, DIA TETAP LAYAK DIPERCAYAI. BELAJAR TAAT DAN SETIA
MENGERJAKAN DENGAN IMAN, MAKA SEGALA SESUATU YANG MUSTAHIL AKAN TERJADI DAN
KITA ALAMI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar