Selasa, 15 Oktober 2013

MURID HARUS SIAP MENDENGAR AJARAN YANG BENAR



“Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?" Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?” (Yoh 6:60-62)

Orang suka mendengar sanjungan, tetapi tidak suka kritikan. Suka perkataan yang dapat menggembirakan, lucu dan kocak, tetapi tidak suka pengajaran yang jujur. Itu manusiawi, dan saat Tuhan mengatakan hal yang benar, maka banyak murid-murid mulai meninggalkan TUHAN. Celaan TUHAN padahal menuntun kepada kedewasaan iman, dan kebenaran akan memerdekaan setiap orang yang mau dan rela untuk dibentuk. Manusia pada dasarnya lebih suka untuk menerima yang nyaman menurut kemauannya, pernah murid rohani saya mengatakan, “saya mau untuk diajar, tetapi saya tidak mau dianggap seperti anak kecil, aku sudah tua dan tahu apa yang harus saya lakukan!”

Murid tidak siap untuk mengerjakan proses, walaupun mereka mau untuk menjadi baik. Mereka tidak menyadari untuk menjadi baik, pintar, dan mengerti itu semua harus melewati yang namanya proses. Dan proses tidak ada yang enak, proses selalu membawa kepada ketidak nyamanan. Untuk menjadi dokter semua orang mau, karena membayangkan mengalirnya keuangan, dan taraf hidup yang enak dan nyaman, tetapi sampai hari ini, belum pernah ada seorangpun yang menjadi dokter yang baik tanpa melewati proses pembelajaran yang tidak disukai sebagian orang.

Menjadi murid Kristus juga demikian, ada proses pengajaran yang jujur dari kebenaran Firman. Kadang kita ditempelak, di buka topeng kemunafikan kita, ditegur dengan keras, diajar. Tetapi kita juga dididik, diteguhkan, ada janji dan penggenapannya, bahkan juga diberkati. Jangan hanya suka berkatnya, karunia dan keselamatannya, tetapi juga harus seimbang kita menyukai ketidak nyamanan saat kita menerima teguran dan mau untuk berubah.

“Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!” (Why 3:19)

Dengan menyadari keberadaan masing-masing saat menerima teguran TUHAN, maka semua perkara dapat dilalui dengan baik dan luar biasa dan dahsyat. Karena TUHAN tetap mengasihi, kalau ada teguran dan hajaran. Sadar dan mulailah belajar mengerti kehendak Bapa. Haleluyah

DENGAN SIAP MENERIMA TUNTUNAN YANG KERAS, BERARTI LEVEL BERIKUTNYA AKAN KITA CAPAI. MASA LALU DITINGGALKAN DAN MENGALAMI MASA DEPAN YANG PENUH PENGHARAPAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar