“Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid
Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup
mendengarkannya?" Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya
bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan
itu menggoncangkan imanmu? Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia
naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?” (Yoh 6:60-62)
Orang suka mendengar sanjungan, tetapi
tidak suka kritikan. Suka perkataan yang dapat menggembirakan, lucu dan kocak,
tetapi tidak suka pengajaran yang jujur. Itu manusiawi, dan saat Tuhan
mengatakan hal yang benar, maka banyak murid-murid mulai meninggalkan TUHAN. Celaan
TUHAN padahal menuntun kepada kedewasaan iman, dan kebenaran akan memerdekaan
setiap orang yang mau dan rela untuk dibentuk. Manusia pada dasarnya lebih suka
untuk menerima yang nyaman menurut kemauannya, pernah murid rohani saya
mengatakan, “saya mau untuk diajar, tetapi saya tidak mau dianggap seperti anak
kecil, aku sudah tua dan tahu apa yang harus saya lakukan!”
Murid tidak siap untuk mengerjakan
proses, walaupun mereka mau untuk menjadi baik. Mereka tidak menyadari untuk
menjadi baik, pintar, dan mengerti itu semua harus melewati yang namanya
proses. Dan proses tidak ada yang enak, proses selalu membawa kepada ketidak
nyamanan. Untuk menjadi dokter semua orang mau, karena membayangkan mengalirnya
keuangan, dan taraf hidup yang enak dan nyaman, tetapi sampai hari ini, belum
pernah ada seorangpun yang menjadi dokter yang baik tanpa melewati proses
pembelajaran yang tidak disukai sebagian orang.
Menjadi murid Kristus juga demikian, ada
proses pengajaran yang jujur dari kebenaran Firman. Kadang kita ditempelak, di
buka topeng kemunafikan kita, ditegur dengan keras, diajar. Tetapi kita juga
dididik, diteguhkan, ada janji dan penggenapannya, bahkan juga diberkati.
Jangan hanya suka berkatnya, karunia dan keselamatannya, tetapi juga harus
seimbang kita menyukai ketidak nyamanan saat kita menerima teguran dan mau
untuk berubah.
“Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab
itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!” (Why 3:19)
Dengan menyadari keberadaan
masing-masing saat menerima teguran TUHAN, maka semua perkara dapat dilalui
dengan baik dan luar biasa dan dahsyat. Karena TUHAN tetap mengasihi, kalau ada
teguran dan hajaran. Sadar dan mulailah belajar mengerti kehendak Bapa.
Haleluyah
DENGAN SIAP MENERIMA TUNTUNAN YANG KERAS, BERARTI LEVEL BERIKUTNYA
AKAN KITA CAPAI. MASA LALU DITINGGALKAN DAN MENGALAMI MASA DEPAN YANG PENUH
PENGHARAPAN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar