Selasa, 29 Oktober 2013

GEREJA YANG BERTUMBUH


Kisah Para Rasul 2:44-45 "Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing."
Terlalu sedikit rahasia dibalik kesuksesan pertumbuhan gereja. Gereja yang penuh kasih bertumbuh. Gereja yang dingin tidak akan mengalami pertumbuhan.
Begitu pun dengan kisah gereja mula-mula. Para jemaat saling mengasihi dengan begitu dalam. Dalam Kisah Para Rasul 2:44-45 dikatakan, "Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing."
Itulah yang disebut kasih yang radikal. Pemerintah Romawi membenci orang Kristen. Adalah ilegal untuk menjadi seorang Kristen. Bangsa Romawi berusaha untuk membunuh orang-orang percaya. Tetapi walaupun begitu, faktanya orang Romawi sendiri mengatakan bahwa orang Kristen benar-benar saling mengasihi sesama. Jika musuh gereja saja berkata seperti itu, Anda pasti percaya jika hal itu benar, bukan? Namun gereja mula-mula dikenal dengan bentuk kasih yang semacam itu. Kasih ini merupakan jenis kasih yang sama yang mengantarkan orang lain kepada Yesus. Alkitab mengatakan bahwa gereja mula-mula bertumbuh setiap harinya.
Kita semua menginginkan pertumbuhan yang seperti itu dalam gereja kita masing-masing. Dan cara untuk mencapainya adalah dengan mengasihi sesama, seperti gereja mula-mula. Kita menyebutnya persekutuan atau memperlakukan rekan-rekan seiman kita, sama seperti kita memperlakukan Yesus.
Ada dua alasan mengapa orang tidak datang kepada Kristus. Mereka tidak punya teman Kristen, atau mereka kenal dekat dengan seorang Kristen! Kebanyakan orang ingin berada di sekitar orang-orang yang mengasihi mereka. Dan ketika sebuah gereja benar-benar mengasihi para jemaatnya, itulah saatnya Anda harus mengunci pintu untuk mencegah mereka keluar dari sana.
Gereja memulai memperbaiki dari kondisi ibadah didalam Gereje lebih dahulu, antara lain dengan cara :

1.      Puji-pujian, bukan hanya sekedar jemaat diajak bernyanyi nyanyian rohani. Akan tetapi jemaat diajak “sepakat” memuji TUHAN sebagai Sang Kurios yg Maha tinggi dan layak disembah. “Pujilah Dia dengan ceracap yang berdenting, pujilah Dia dengan ceracap yang berdentang! Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!” (Mzm 150:5-6). Berapa banyak pemimpin ibadah sendiri tidak menghormati hadirat peribadatan, sehingga terkesan hanya seperti pertunjukan dan nyanyi bersama, apalagi jemaat akhirnya tidak semangat dalam ibadah ibadah, yg masih ada itu karena merasa tidak enak untuk pindah Gereja, atau sudah banyak jemaat yg pindah ibadah ke Gereja yg mampu membakar semangat dalam pujian. Akhirnya Gereja menjadi kering suasanya, mereka menyanyi pujian rohani tetapi jiwanya kering.


2.      Penyembahan, tidak kalah pentingnya dalam suasana ibadah. Dan penyembahan hanya bisa dilakukan oleh roh jemaat, karena menyadari Allah adalah Roh ada-Nya, “Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."” (Yoh 4:23-24) Jemaat hidup dalam kebenaran Illahi, melalui pengajaran, dan diajak menyembah dalam roh. Bukan dengan jiwanya (kemauan dan kehendak yg terbatas), akan tetapi pengenalan kepada Tuhan dengan benar dan sungguh-sungguh. Tuhan Yesus pernah mencela ibadah yg penub kepura-puraan, ibadah yg tidak ada pengurapan sama sekali ; “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia."” (Mat 15:8-9)

3.      Kebenaran Firman Tuhan, di ibadah harus ada pemberitaan kebenaran Firman Tuhan dengan jujur, sesuai dengan kebutuhan jemaat sesuai dengan Firman itu sendiri. Yang disampaikan oleh lima jawatan yang sudah ada, jawatan sebagai Rasul yg mengajak untuk jemaat terlibat didalam pelayanan perintisan, jawatan Nabi yg menegur jemaat supaya tidak liar. Jawatan Guru yg mengajar jemaat supaya mengerti banyak Firman Tuhan, jawatan sebagai Gembala yg menggembalakan jemaat, suara Penginjil yg menempelak dosa. Dengan penuh keyakinan bahwasanya Firman Tuhan itu akan bekerja sesuai dengan rencana Firman itu sendiri, ; “demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.” (Yes 55:11)

4.      Didalam ibadah juga ada persembahan, jemaat diberi kesempatan untuk memberikan persembahannya berupa keuangan, baik itu persembahan kolekte, persepuluhan maupun persembahan pengucapan syukur. Supaya iman jemaat teruji dan diberkati Tuhan, besar kecilnya sesuai dengan kemampuan dan keberadaan jemaat.

5.      Terakhir ialah Doa, ada doa pembukaan, doa frman, doa syafaat, dan doa berkat. Jemaat diajar untuk mengerti tentang apa itu doa. Dan jemaat dilibatkan dalam kegiatan doa, maka jemaat akan bertumbuh secara rohani.

Perbaikan diibadah diantaranya adalah seperti tersebut diatas, untuk lebih mengerti dan pelaksanaannya tentunya dikerjakan oleh semua susunan pejabat dan jawatan sebuah Gereja lokal. Dengan demikian Gereja akan menjadi tempat belajar dan menjadi berkat bagi banyak orang, dan berdampak bagi sebuah kota, bahkan sebuah bangsa dimana Gereja tersebut berada. Haleluyah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar