Kisah Para Rasul 2:44-45
"Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala
kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang
menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai
dengan keperluan masing-masing."
Terlalu sedikit rahasia dibalik kesuksesan pertumbuhan
gereja. Gereja yang penuh kasih bertumbuh. Gereja yang dingin tidak akan
mengalami pertumbuhan.
Begitu pun dengan kisah gereja mula-mula. Para jemaat saling
mengasihi dengan begitu dalam. Dalam Kisah Para Rasul 2:44-45 dikatakan,
"Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala
kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang
menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan
keperluan masing-masing."
Itulah yang disebut kasih yang radikal. Pemerintah Romawi
membenci orang Kristen. Adalah ilegal untuk menjadi seorang Kristen. Bangsa
Romawi berusaha untuk membunuh orang-orang percaya. Tetapi walaupun begitu,
faktanya orang Romawi sendiri mengatakan bahwa orang Kristen benar-benar saling
mengasihi sesama. Jika musuh gereja saja berkata seperti itu, Anda pasti
percaya jika hal itu benar, bukan? Namun gereja mula-mula dikenal dengan bentuk
kasih yang semacam itu. Kasih ini merupakan jenis kasih yang sama yang
mengantarkan orang lain kepada Yesus. Alkitab mengatakan bahwa gereja mula-mula
bertumbuh setiap harinya.
Kita semua menginginkan pertumbuhan yang seperti itu dalam
gereja kita masing-masing. Dan cara untuk mencapainya adalah dengan mengasihi
sesama, seperti gereja mula-mula. Kita menyebutnya persekutuan atau
memperlakukan rekan-rekan seiman kita, sama seperti kita memperlakukan Yesus.
Ada dua alasan mengapa orang tidak datang kepada Kristus.
Mereka tidak punya teman Kristen, atau mereka kenal dekat dengan seorang
Kristen! Kebanyakan orang ingin berada di sekitar orang-orang yang mengasihi
mereka. Dan ketika sebuah gereja benar-benar mengasihi para jemaatnya, itulah
saatnya Anda harus mengunci pintu untuk mencegah mereka keluar dari sana.
Gereja memulai memperbaiki dari kondisi ibadah didalam
Gereje lebih dahulu, antara lain dengan cara :
1.
Puji-pujian, bukan hanya sekedar jemaat diajak
bernyanyi nyanyian rohani. Akan tetapi jemaat diajak “sepakat” memuji TUHAN
sebagai Sang Kurios yg Maha tinggi dan layak disembah. “Pujilah Dia dengan ceracap yang
berdenting, pujilah Dia dengan ceracap yang berdentang! Biarlah segala yang
bernafas memuji TUHAN! Haleluya!” (Mzm 150:5-6). Berapa banyak
pemimpin ibadah sendiri tidak menghormati hadirat peribadatan, sehingga
terkesan hanya seperti pertunjukan dan nyanyi bersama, apalagi jemaat akhirnya
tidak semangat dalam ibadah ibadah, yg masih ada itu karena merasa tidak enak
untuk pindah Gereja, atau sudah banyak jemaat yg pindah ibadah ke Gereja yg mampu
membakar semangat dalam pujian. Akhirnya Gereja menjadi kering suasanya, mereka
menyanyi pujian rohani tetapi jiwanya kering.
2. Penyembahan, tidak
kalah pentingnya dalam suasana ibadah. Dan penyembahan hanya bisa dilakukan
oleh roh jemaat, karena menyadari Allah adalah Roh ada-Nya,
“Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah
benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki
penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia,
harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."” (Yoh 4:23-24) Jemaat hidup dalam
kebenaran Illahi, melalui pengajaran, dan diajak menyembah dalam roh. Bukan
dengan jiwanya (kemauan dan kehendak yg terbatas), akan tetapi pengenalan
kepada Tuhan dengan benar dan sungguh-sungguh. Tuhan Yesus pernah mencela
ibadah yg penub kepura-puraan, ibadah yg tidak ada pengurapan sama sekali ;
“Bangsa
ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma
mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah
manusia."” (Mat 15:8-9)
3. Kebenaran Firman
Tuhan, di ibadah harus ada pemberitaan kebenaran Firman Tuhan dengan jujur,
sesuai dengan kebutuhan jemaat sesuai dengan Firman itu sendiri. Yang
disampaikan oleh lima jawatan yang sudah ada, jawatan sebagai Rasul yg mengajak
untuk jemaat terlibat didalam pelayanan perintisan, jawatan Nabi yg menegur
jemaat supaya tidak liar. Jawatan Guru yg mengajar jemaat supaya mengerti
banyak Firman Tuhan, jawatan sebagai Gembala yg menggembalakan jemaat, suara
Penginjil yg menempelak dosa. Dengan penuh keyakinan bahwasanya Firman Tuhan
itu akan bekerja sesuai dengan rencana Firman itu sendiri, ; “demikianlah
firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan
sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil
dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.” (Yes 55:11)
4.
Didalam ibadah juga ada persembahan, jemaat diberi kesempatan
untuk memberikan persembahannya berupa keuangan, baik itu persembahan kolekte,
persepuluhan maupun persembahan pengucapan syukur. Supaya iman jemaat teruji
dan diberkati Tuhan, besar kecilnya sesuai dengan kemampuan dan keberadaan jemaat.
5.
Terakhir ialah Doa, ada doa pembukaan, doa frman, doa syafaat, dan
doa berkat. Jemaat diajar untuk mengerti tentang apa itu doa. Dan jemaat
dilibatkan dalam kegiatan doa, maka jemaat akan bertumbuh secara rohani.
Perbaikan diibadah diantaranya adalah
seperti tersebut diatas, untuk lebih mengerti dan pelaksanaannya tentunya
dikerjakan oleh semua susunan pejabat dan jawatan sebuah Gereja lokal. Dengan demikian
Gereja akan menjadi tempat belajar dan menjadi berkat bagi banyak orang, dan
berdampak bagi sebuah kota, bahkan sebuah bangsa dimana Gereja tersebut berada.
Haleluyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar