“Jadi
bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah
kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada
manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.” (Gal 1:10)
Rasul Paulus
mempunyai ketegasan dalam menentukan arah pelayanan dengan benar, bukan untuk
orang lain, tetapi untuk diri sendiri. Dia tidak katakan, adakah
"kau" cari. Tetapi dia mengatakan adakah kucari kesukaan manusia,
atau kesukaan Allah. sehingga seolah tidak memberikan beban kepada orang lain,
tetapi jelas untuk dirinya sendiri, walaupun akhirnya surat itu bagi semua
jemaat di Galatia, tetapi sekarang buat kita semua.
Setiap orang
perlu yang namanya : Pengakuan dari siapapun (orang lain), bisa orang dekat, suami,
istri, teman, sahabat, anak, orang tua, bahkan pimpinan, bawahan, jemaat dan
organisasi. Bahkan orang yang baru dikenalnya, dan yang belum dikenal, dengan
tujuan supaya dirinya akan diakui, dan menjadi terkenal dalam bidangnya, apapun
itu namanya. Firman Tuhan mengatakan dengan tegas seperti ini : “Apapun
juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan
dan bukan untuk manusia.” (Kol 3:23) Artinya, setiap perbuatan atau
pekerjaan harus kita kerjakan seolah untuk TUHAN, sehingga kalau pekerjaan yang
kita lakukan hanya butuh pengakuan dari orang lain, maka pekerjaan tersebut
tidak akan ada artinya. Bahkan bisa dikatakan percuma, dan tidak akan berdampak
kepada kehidupan kekal.
Hambatan yang
sering kita hadapi ada beberapa hal, antara lain :
1. Takut dibenci orang lain, bisa orang
dekat maupun orang jauh. Dengan menegur, mengajar sesuai dengan kebenaran akan
selalu beresiko untuk tidak disenangi oleh orang lain, dan Tuhan sudah
mengingatkan kepada kita : “Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena
nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.”
(Mat 10:22) Jadi kalau karena dibenci, atau dijauhi teman, sahabat,
pacar, orang tua, anak lalu tidak bertahan, maka orang tersebut tidak selamat.
Tetapi apapun resikonya kita harus melayani dengan tegas sesuai dengan Firman
Tuhan, supaya banyak jiwa dimenangkan, kecuali orang tersebut sudah memilih
untuk tidak diselamatkan.
2.
Takut
kehilangan, bukan hanya harta, tetapi juga takut kehilangan orang tua, anak,
suami, istri, bahkan nyawa. Ingatlah bahwa semua yang ada akan sirna, saat
akhir zaman, “Mereka tidak dapat diselamatkan oleh perak atau emas mereka
pada hari kegemasan TUHAN, dan seluruh bumi akan dimakan habis oleh api
cemburu-Nya; sebab kebinasaan, malah kebinasaan dahsyat diadakan-Nya terhadap
segenap penduduk bumi.” (Zef 1:18) Keselamatan itu lebih penting
daripada semua yang kita miliki sekarang, sementara masih banyak orang yang
masih mencintai dunia dan isinya melebihi mengasihi Tuhan, “Barangsiapa
mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa
kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” (Mat 10:39)
Hambatan-hambatan tersebut ada di setiap orang, dan itu hal
yang wajar. Masih banyak hambatan yang kadang muncul, kelihatannya tidak
bahaya. Akan tetapi suatu saat hambatan tersebut akan mematikan iman dan
pengharapan kepada Tuhan tanpa disadari akan hilang.
Keselamatanpun bukan berdasarkan atas apa agama kita,
mungkin saja kita sudah Kristen. Bahkan mungkin saudara sudah melayani Tuhan di
Gereja, kalau kita tidak mencari tahu lebih banyak dan melakukan kehendak Bapa
diSurga maka kitapun tidak selamat. “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku:
Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan
kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” (Mat 7:21) Bukan hebatnya Gereja, atau
pendeta kita diselamatkan. Tetapi yang
menentukan adalah mencari kesenangan Bapa. Renungkan ayat selanjutnya, “Pada
hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami
bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak
mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada
mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu
sekalian pembuat kejahatan!"” (Mat 7:22-23) Ini berbicara
orang-orang yang sudah melayani, menjadi orang yang hebat (secara manusia)
tetapi Tuhan tidak mengenalnya. Haleluyah
Bagaimana kita semua ? sudahkah melayani mencari kesenangan
Bapa, atau masih mencari kesenangan manusia ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar