Sabtu, 18 Januari 2014

BEKERJA DENGAN MATA TERTUJU KEPADA TUHAN



Kisah Para Rasul 9:26-27 "Setibanya di Yerusalem Saulus mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya, karena mereka tidak dapat percaya, bahwa ia juga seorang murid. Tetapi Barnabas menerima dia dan membawanya kepada rasul-rasul dan menceriterakan kepada mereka, bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia dan bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus." Anda mungkin berpikir bahwa setelah mendengar pertobatan Saulus, yang kemudian dikenal sebagai Paulus, gereja mula-mula akan memberinya sambutan hangat. Tapi faktanya orang-orang percaya di sana ternyata masih curiga, dalam Kisah Para Rasul 9:26 tertulis, "

Setibanya di Yerusalem Saulus mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya, karena mereka tidak dapat percaya, bahwa ia juga seorang murid." Mereka pasti berpikir, "Benarkah? Mm... mustahil, tidak mungkin ia menjadi Kristen" Di mana iman mereka? Tetapi hal yang sama juga terjadi pada kita. Ketika kita mendengar seseorang yang bertobat lalu menjadi Kristen, kebanyakan dari kita mungkin merespon, "Oh, saya tidak yakin apakah saya harus benar-benar mempercayainya." Bahkan setelah seseorang membuat komitmen dengan Kristus, kadang ada iman tidak percaya kita yang masih tertinggal, sehingga kita menjadi sangat cepat mengkritik: "Dia bukan orang Kristen. Hidupnya masih menyimpang." Benar, orang tersebut seharusnya berhenti menjalankan cara hidupnya yang lama, tapi saya tidak serta merta mengatakan dia bukan seorang Kristen. Menurut saya mereka ibarat bangunan yang belum jadi. Mungkin kita harus mengalungkan tanda kecil di leher mereka, bertuliskan "Sedang dalam pembangunan."

Apakah kita sudah lupa bagaimana rasanya ketika pertama kali kita mulai berjalan bersama Kristus? Rasanya sama dengan yang sedang dialami orang percaya baru. Mereka belum tahu cara Tuhan bekerja. Saya tidak memaklumi dosa siapa pun, tetapi kita semua juga harus bertumbuh, bukan? Meskipun Saulus telah bertobat, banyak orang Kristen yang pada saat itu tidak percaya. Lalu datanglah Barnabas, salah satu anggota jemaat mula-mula di Yerusalem, yang memperkenalkan Paulus kepada para rasul. Dia juga meyakinkan pengikut Yesus jika Saulus sudah menjadi bagian dari murid-murid Yesus sejak ia melihat Tuhan dan mengajar di Damsyik. Kita membutuhkan lebih banyak orang seperti Barnabas hari ini. Nama Barnabas berarti "anak penghiburan." Kita membutuhkan orang-orang yang memberi dorongan, karena sering kali orang percaya baru tergelincir setelah mereka datang kepada Kristus.
Membuat orang bertobat, atau istilahnya memenangkan jiwa itu terlalu mudah. Tetapi untuk memelihar jiwa yang sudah dibawa kepada Kristus itu yang harus diusahakan terus menerus. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan, sesuai dengan Firman Tuhan, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."” (Mat 28:19-20)

1.       Memuridkan, menjadikan murid untuk orang (jiwa) yang sudah dimenangkan. Bukan konsep Agama Kristen yang diajarkan, tetapi konsep Allah berdasarkan kitab suci. Sehingga setiap jiwa yang dibawa kepada Kristus bukan harus menjadi “Kristen” (Agama), tetapi hidup dengan Tuhan didalamnya. Bukan hanya status, tetapi perubahan hidup yang nyata. Dari seorang yang jahat berubah menjadi  hidup yang benar, berubah konsep kehidupannya. “Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka. Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang jugapun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian.” (2Kor 5:15-16). Pengajaran yang kuat murni kebenaran akan membuat setiap pribadi melekat kepada Tuhan Yesus. Berakar dan bertumbuh, bahkan berbuah bagi kemuliaan Tuhan. Haleluyah

2.       Ajar mereka melakukan segala sesuatu yang sudah diperintahkan Tuhan, artinya menghidupi kebenaran itu sendiri dan menjadi pelaku Firman. “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” (Mat 7:21). Melakukan lebih utama dibanding hanya sekedar menjadi orang yang beragama Kristen, banyak orang Kristen masih jahat karen mereka tidak diajar untuk menjadi pelaku kebenaran, dan mereka tidak selamat. Gereja harus kembali kepada panggilan semula sebagai pusat pembelajaran. “dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."” (Yes 2:3)

3.       Penyertaan Tuhan nyata, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. Setiap orang percaya yg sudah dimuridkan, diajar dengan benar akan penuh pengharapan bahwa Tuhan menyertai setiap langkahnya. Langkah yang benar dan memuliakan Tuhan tentunya. Mereka tidak akan merasa takut, kawatir dan stres menghadapi gelombang kehidupan, mereka akan mengerti rencana Tuhan didalam kehidupannya dan selalu bersyukur, serta mensyukuri setiap sekecil apapun berkat Tuhan yang sudah diterima. “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” (1Tes 5:18)

Hari ini, hari yang diciptakan Tuhan bagi kita untuk  menjadi jemaat (orang percaya) yang dapat mengerjakan segala sesuatu bagi kemuliaan-Nya. Tuhan memberkati saudara dan marilah kita mengerjakan setiap pekerjaan seolah bagi Tuhan kita bekerja, “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” (Kol 3:23). Serta melayani Tuhan karena kepercayaan yang sudah dipercayakan kepada kita, hormati panggilan itu dan diberkati Tuhan setiap langkah kita. Haleluyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar