Rabu, 01 Januari 2014

MENGEMBALIKAN PANDANGAN MISI ATAS GEREJA TUHAN



Gereja dilahirkan Misi, tetapi oleh karena sesuatu Gereja meninggalkan Misi, yang sebenarnya harus dikerjakan. Mengapa demikian ? penulisan ini bukan yang terbaik, tetapi kami mengharapkan peran serta rekan hamba-hamba Tuhan untuk dapat berpartisipasi dalam pemasukan, ide dan saran, guna saling memperlengkapi sehingga penulisan ini menjadi sempurna sesuai dengan rencana Tuhan.

Panggilan Istimewa
Mendapatkan kepercayaan adalah suatu kehormatan; terlebih lagi jika pemberinya istimewa. Kepada Yesaya, Tuhan bersabda, "Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi." (Yesaya 49:7b) “Raja-raja akan melihat perbuatan-Ku, lalu bangkit memberi hormat, dan pembesar-pembesar akan memberi sujud menyembah, oleh karena Tuhan yang setia oleh karena Yang Maha Kudus, Allah israil, yang memilih engkau”
Sesuai dengan rancangan-Nya yang kekal, Tuhan menghendaki agar berita keselamatan disampaikan kepada segala bangsa. Karena itu Yesaya tidak hanya diutus untuk melayani suku Yehuda atau Israel saja, tetapi segala bangsa (Yesaya 49:7a). Yohanes memahami keuniversalan berita Injil ketika ia berkata, "Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa isi dunia." (Yohanes 1:29)”Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata:”Lihatlah Anak domba Allah,yang menghapus dosa dunia.” Begitu juga Lukas, "Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa." (Lukas 24:47)”Dan lagi:dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa,mulai dari Yerusalem.” Tidak keliru, perintah untuk membawa Injil kepada segala bangsa memang harus disebut Amanat Agung (Matius 29:19-20).”Karena itu pergilah,jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.Dan ketahuilah,Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Tetapi tugas penyebarluasan berita keselamatan di dalam Kristus merupakan panggilan, dan bukan sekadar alternatif, "Aku membuat engkau." Di sini ketaatan menjadi keharusan. Paulus tahu persis akan hal ini, dan ia menanggapinya dengan meninggalkan semuanya demi menggenapi tugas ini: "Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku sekarang kuanggap rugi karena Kristus." (Filipi 3:7)”Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku,sekarang kuanggap rugi karena Kristus.” Buah ketaatan Paulus nyata sekali; Injil menerobos Asia, masuk ke Eropa, "ujung bumi" pun dicapai. Maka bukan suatu kebetulan jika Lukas menerapkan mandat penugasan Yesaya ini kepada Paulus (Kisah Para Rasul 13:47).”Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami:Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah,supaya engkau membawa keselamatan sampai keujung bumi.” Tepat sekali, Paulus telah membuka hidupnya, sehingga di dalam dirinya, rancangan agung ilahi ini menemukan realisasinya secara utuh.
Nasib dan masa depan dunia ditentukan di dalam berita ini. Karena itu, Iblis berjuang keras untuk menggagalkan panggilan ini dengan beragam cara. Intinya, ia akan membelokkan ketaatan itu kepada yang lain. Yang paling populer, mengimbau kita untuk hidup baik dan kaya dalam kebajikan, berusaha menjadi garam dan terang. Teknik lain, ia menjebak kita dengan kesibukan (yaitu pelayanan, atau kegiatan gerejawi) pengganti yang memang terlihat masuk akal, berguna, dan memuaskan, kecuali dalam pandangan Tuhan.
“Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel”
Jutaan jiwa tengah berbaris menuju neraka. Kesadaran inilah yang menggerakkan William Carney untuk melupakan kenikmatan Eropa dan dengan berani menantang kehidupan keras di India. Dengan motivasi yang sama, Adoniram Judson menyerahkan hidupnya untuk Myanmar, Hudson Taylor untuk bangsa Cina. Bukankah karena alasan yang sama, maka Nomensen, Lyman, dan Munson bahkan telah mengorbankan nyawanya demi menuntun suku Batak kepada pengenalan terhadap anugerah keselamatan dalam Kristus? Daftar tokoh-tokoh iman yang telah menempuh orong ini masih dapat diperpanjang. Benar, jika rumah kita tengah dilanda amukan api memang tidak ada waktu untuk menghiasi dindingnya dengan lukisan kesayangan.
Tiba waktunya untuk mengerahkan semua potensi guna melaksanakan panggilan mendesak ini. Kita harus mulai dengan sumber daya terpenting -- doa. Pengalaman Zinzendorf dan gereja Moravia menjadi contoh klasik, doa mampu mengerjakan banyak perkara dalam penginjilan sedunia. Marilah kita genangi dunia yang sesat ini dengan kuasa dari surga melalui doa dan permohonan. Kita minta agar Tuhan mengutus pekerja-pekerja pergi ke ladang-Nya. Juga, agar pintu pemberitaan terbuka di mana-mana (Kolose 4:3),”Berdoa jugalah untuk kami,supaya Allah membuka pintu untuk pemberitaan kami,sehingga kami dapat berbicara tentang rahasia Kristus,yang karenanya aku dipenjarakan.” dan agar Ia berkenan menggunakan semua sarana yang tersedia untuk menuntun banyak jiwa kepada pertobatan.
Berikutnya dana kita. Kita terlalu bersemangat mendanai bermacam-macam program, kecuali penginjilan. Termakan bujukan dunia, kita habiskan uang kita untuk membeli benda-benda yang hanya memuaskan nafsu. Akibatnya, kita tidak melihat pengumpulan dana untuk penginjilan sedunia sebagai prioritas. Jika mau, kita dapat mengumpulkan dana dalam jumlah besar. Barangkali ini berarti suatu panggilan untuk mengatur kembali prioritas penggunaan penghasilan. Mungkin juga keharusan untuk mengubah gaya hidup. Bila kita rela mendisiplin diri, tidak ada alasan untuk tidak dapat melakukan lebih banyak lagi demi penyebarluasan Injil ke seluruh dunia.
Di samping itu, kesatuan dan kerja sama harus semakin dipupuk dan dikembangkan. Bukan waktunya lagi untuk bersikeras menekankan perbedaan; sebaliknya, kita harus lebih memusatkan pada kesamaan. Demi suksesnya kesaksian Injil, kita harus bersedia bergandengan tangan dengan semua orang percaya, apa pun latar belakang gereja, suku, budaya, atau batasan lainnya. Kita sedang berada di tengah medan perjuangan; jangan sampai keliru dalam menandai siapa "musuh" kita sebenarnya. Marilah kita amalkan prinsip Kristus yang satu ini, "Sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu." (Lukas 9:50)”Yesus berkata kepada kepadanya:Jangan kamu cegah,sebab barang siapa tidak melawan kamu,ia ada dipihak kamu.” Kristus telah menetapkan kita untuk menjadi terang kepada segala bangsa. Usahakan agar cahaya-Nya semakin cemerlang.
Salam penuh Damai sejahtera.

Ev. Eddy Sutopo M.Div

Tidak ada komentar:

Posting Komentar