Gereja dilahirkan Misi, tetapi oleh karena sesuatu Gereja
meninggalkan Misi, yang sebenarnya harus dikerjakan. Mengapa demikian ?
penulisan ini bukan yang terbaik, tetapi kami mengharapkan peran serta rekan
hamba-hamba Tuhan untuk dapat berpartisipasi dalam pemasukan, ide dan saran,
guna saling memperlengkapi sehingga penulisan ini menjadi sempurna sesuai
dengan rencana Tuhan.
Panggilan Istimewa
Mendapatkan kepercayaan adalah suatu kehormatan; terlebih
lagi jika pemberinya istimewa. Kepada Yesaya, Tuhan bersabda, "Tetapi Aku
akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang
dari pada-Ku sampai ke ujung bumi." (Yesaya 49:7b) “Raja-raja akan
melihat perbuatan-Ku, lalu bangkit memberi hormat, dan pembesar-pembesar akan
memberi sujud menyembah, oleh karena Tuhan yang setia oleh karena Yang Maha
Kudus, Allah israil, yang memilih engkau”
Sesuai dengan rancangan-Nya yang kekal, Tuhan menghendaki
agar berita keselamatan disampaikan kepada segala bangsa. Karena itu Yesaya
tidak hanya diutus untuk melayani suku Yehuda atau Israel saja, tetapi segala
bangsa (Yesaya 49:7a). Yohanes memahami keuniversalan berita Injil ketika ia
berkata, "Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa isi dunia."
(Yohanes 1:29)”Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia
berkata:”Lihatlah Anak domba Allah,yang menghapus dosa dunia.” Begitu
juga Lukas, "Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa
harus disampaikan kepada segala bangsa." (Lukas 24:47)”Dan lagi:dalam nama-Nya berita tentang
pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa,mulai
dari Yerusalem.” Tidak keliru, perintah untuk membawa Injil kepada segala
bangsa memang harus disebut Amanat Agung (Matius 29:19-20).”Karena
itu pergilah,jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama
Bapa dan Anak dan Roh Kudus,dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang
telah Kuperintahkan kepadamu.Dan ketahuilah,Aku menyertai kamu senantiasa
sampai kepada akhir zaman.”
Tetapi tugas penyebarluasan berita keselamatan di dalam
Kristus merupakan panggilan, dan bukan sekadar alternatif, "Aku membuat
engkau." Di sini ketaatan menjadi keharusan. Paulus tahu persis akan hal
ini, dan ia menanggapinya dengan meninggalkan semuanya demi menggenapi tugas
ini: "Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku sekarang kuanggap
rugi karena Kristus." (Filipi 3:7)”Tetapi apa yang dahulu merupakan
keuntungan bagiku,sekarang kuanggap rugi karena Kristus.” Buah ketaatan
Paulus nyata sekali; Injil menerobos Asia, masuk ke Eropa, "ujung
bumi" pun dicapai. Maka bukan suatu kebetulan jika Lukas menerapkan mandat
penugasan Yesaya ini kepada Paulus (Kisah Para Rasul 13:47).”Sebab inilah yang
diperintahkan kepada kami:Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah,supaya engkau membawa keselamatan
sampai keujung bumi.” Tepat sekali, Paulus telah membuka hidupnya,
sehingga di dalam dirinya, rancangan agung ilahi ini menemukan realisasinya
secara utuh.
Nasib dan masa depan dunia ditentukan di dalam berita ini.
Karena itu, Iblis berjuang keras untuk menggagalkan panggilan ini dengan
beragam cara. Intinya, ia akan membelokkan ketaatan itu kepada yang lain. Yang
paling populer, mengimbau kita untuk hidup baik dan kaya dalam kebajikan,
berusaha menjadi garam dan terang. Teknik lain, ia menjebak kita dengan
kesibukan (yaitu pelayanan, atau kegiatan gerejawi) pengganti yang memang
terlihat masuk akal, berguna, dan memuaskan, kecuali dalam pandangan Tuhan.
“Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel”
Jutaan jiwa tengah berbaris menuju neraka. Kesadaran inilah
yang menggerakkan William Carney untuk melupakan kenikmatan Eropa dan dengan
berani menantang kehidupan keras di India. Dengan motivasi yang sama, Adoniram
Judson menyerahkan hidupnya untuk Myanmar, Hudson Taylor untuk bangsa Cina.
Bukankah karena alasan yang sama, maka Nomensen, Lyman, dan Munson bahkan telah
mengorbankan nyawanya demi menuntun suku Batak kepada pengenalan terhadap
anugerah keselamatan dalam Kristus? Daftar tokoh-tokoh iman yang telah menempuh
orong ini masih dapat diperpanjang. Benar, jika rumah kita tengah dilanda
amukan api memang tidak ada waktu untuk menghiasi dindingnya dengan lukisan
kesayangan.
Tiba waktunya untuk mengerahkan semua potensi guna
melaksanakan panggilan mendesak ini. Kita harus mulai dengan sumber daya
terpenting -- doa. Pengalaman Zinzendorf dan gereja Moravia menjadi contoh
klasik, doa mampu mengerjakan banyak perkara dalam penginjilan sedunia. Marilah
kita genangi dunia yang sesat ini dengan kuasa dari surga melalui doa dan
permohonan. Kita minta agar Tuhan mengutus pekerja-pekerja pergi ke ladang-Nya.
Juga, agar pintu pemberitaan terbuka di mana-mana (Kolose 4:3),”Berdoa
jugalah untuk kami,supaya Allah membuka pintu untuk pemberitaan kami,sehingga
kami dapat berbicara tentang rahasia Kristus,yang karenanya aku dipenjarakan.” dan
agar Ia berkenan menggunakan semua sarana yang tersedia untuk menuntun banyak
jiwa kepada pertobatan.
Berikutnya dana kita. Kita terlalu bersemangat mendanai
bermacam-macam program, kecuali penginjilan. Termakan bujukan dunia, kita
habiskan uang kita untuk membeli benda-benda yang hanya memuaskan nafsu.
Akibatnya, kita tidak melihat pengumpulan dana untuk penginjilan sedunia
sebagai prioritas. Jika mau, kita dapat mengumpulkan dana dalam jumlah besar.
Barangkali ini berarti suatu panggilan untuk mengatur kembali prioritas
penggunaan penghasilan. Mungkin juga keharusan untuk mengubah gaya hidup. Bila
kita rela mendisiplin diri, tidak ada alasan untuk tidak dapat melakukan lebih
banyak lagi demi penyebarluasan Injil ke seluruh dunia.
Di samping itu, kesatuan dan kerja sama harus semakin
dipupuk dan dikembangkan. Bukan waktunya lagi untuk bersikeras menekankan
perbedaan; sebaliknya, kita harus lebih memusatkan pada kesamaan. Demi
suksesnya kesaksian Injil, kita harus bersedia bergandengan tangan dengan semua
orang percaya, apa pun latar belakang gereja, suku, budaya, atau batasan
lainnya. Kita sedang berada di tengah medan perjuangan; jangan sampai keliru
dalam menandai siapa "musuh" kita sebenarnya. Marilah kita amalkan
prinsip Kristus yang satu ini, "Sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia
ada di pihak kamu." (Lukas 9:50)”Yesus berkata kepada kepadanya:Jangan kamu
cegah,sebab barang siapa tidak melawan kamu,ia ada dipihak kamu.”
Kristus telah menetapkan kita untuk menjadi terang kepada segala bangsa.
Usahakan agar cahaya-Nya semakin cemerlang.
Salam penuh Damai sejahtera.
Ev. Eddy Sutopo M.Div
Tidak ada komentar:
Posting Komentar