Kamis, 16 Januari 2014

Surat Efesus : Penjabaran Rencana Allah yang kekal



Surat Efesus merupakan surat yang penting sekali bagi Jemaat pada akhir zaman. Di dalamnya terdapat kunci untuk mengerti dan menggenapi rencana Allah yang kekal. Surat Efesus ditulis oleh Paulus kepada Jemaat di Efesus dari penjara di Roma sekitar tahun 60-61. Surat ini adalah yang pertama dari “surat penjara” lainnya, yaitu surat Filipi, Kolose dan Filemon. Surat Filipi diantarkan oleh Epafroditus, yang dikirim pulang oleh Paulus sesudah pulih dari penyakitnya  (Fil. 2:25-30). Kemudian, Tikhikus bersama Onesimus mengantarkan Surat Kolose, Surat Filemon (Kol 4:7-9), dan juga Surat Efesus (Efesus 6:21-22).
Jemaat Efesus adalah jemaat yang dirintis oleh Rasul Paulus. Paulus tiba di Efesus dalam perjalanan yang kedua, lalu bertemu dengan dua belas orang murid yang sebelumnya sudah dilayani oleh Apolos namun sayangnya hanya paham tentang pertobatan dan baptisan Yohanes. Mereka belum menerima baptisan air secara Perjanjian Baru, yaitu baptisan air dalam nama Tuhan Yesus Kristus, serta belum menerima baptisan Roh Kudus. Paulus pun mengajar dan membaptiskan mereka. Kemudian, jemaat Efesus didirikan oleh Rasul Paulus dan dilayaninya selama hampir tiga tahun (Kis 19:10; Kis 20:31). Selama tiga bulan Paulus mengajar di sinagoga, tetapi sesudah dianiaya ia pindah ke rumah Tiranus di mana ia mengajar setiap hari selama dua tahun. (Kis 19:8-10). Dalam kurun waktu itulah, seluruh Asia mendengar berita Injil.

Surat Efesus ditulis untuk mendorong dan menguatkan jemaat di Efesus supaya mengenal rahasia kehendak Allah sebagai persiapan kegenapan waktu (Ef. 1:9-10). Sebelumnya, Paulus sudah mengingatkan jemaat itu bahwa akan ada dua bahaya yang mengancam mereka (Kis. 20:29-30). Pertama, akan timbul serigala ganas, yaitu guru-guru palsu yang akan masuk dari luar dengan pengajaran yang menyesatkan, dan kedua, akan ada para pemimpin dari dalam yang akan muncul untuk mengambil alih arah dan menarik-menarik murid-murid dari jalan yang benar.

Karena itulah, ketiga pasal pertama dalam Surat Efesus menjelaskan rahasia Injil yang menjadi dasar kebenaran, yaitu kasih karunia, penebusan dan keselamatan.  Lalu dalam ketiga pasal berikutnya, secara praktis digambarkan kehidupan sebagai jemaat yang benar dan cara hidup dalam kebenaran sehari-hari.
Surat Efesus tidak bersifat surat pribadi. Paulus tidak membicarakan dirinya atau hubungan pribadinya dengan salam khusus kepada sahabat-sahabatnya. Tidak juga dibicarakan masalah spesifik dalam jemaat sebagaimana yang ada dalam Surat 1 Korintus atau Galatia, ataupun pengajaran spesifik tentang bentuk dan pelayanan sidang seperti dalam suratnya kepada Timotius. Tidak juga diajarkan doktrin dasar seperti dalam Roma. Surat Efesus berfokus pada memberitakan rencana Allah yang kekal. Sebagai peletak pondasi serta ahli bangunan yang cakap, Paulus memberi gambar yang besar mengenai rencana kekal Allah.
Surat Efesus mengandung visi dan wahyu tentang rencana dan maksud abadi Tuhan. Untuk itulah, Paulus menuliskan di dalamnya tentang doa, penyembahan, nasehat dan pengajaran yang semuanya berfokus kepada kemuliaan Kristus dalam Jemaat (Ef. 3:21). Untuk memahaminya lebih jelas, mari kita lihat isi masing-masing pasal.

Efesus 1: maksud abadi Allah yang dari semula. Dalam pasal ini, djelaskan bagaimana kita “di dalam Kristus” diberkati, dipilih, ditentukan oleh Allah supaya kudus dan tak bercacat di hadapanNya sebagai anak-anakNya. Hal itu terjadi oleh darahNya yang membawa penebusan dan pengampunan dosa karena kasih karuniaNya. Kita dimeteraikan oleh Roh Kudus sebagai jaminan (Ef. 1:13-14). Karena itu, Paulus berdoa untuk Jemaat supaya penuh dengan Roh dan supaya mereka mengalami/menggenapi maksud abadi Allah yang luar biasa, di mana Jemaat sebagai Tubuh duduk bersama Kristus sebagai Kepala dalam tempat sorgawi.

Efesus 2: Jemaat sebagai Bait Allah (Ef. 2:21). Jemaat digambarkan sebagai satu Rumah Allah yang terdiri dari orang Yahudi dan orang kafir yang dibangunkan bersama. Kita semua dahulu mati dalam pelanggaran di bawah kuasa dosa, kedagingan, dunia dan Iblis.  Rahmat Allah menghidupkan, membangkitkan dan memberikan kita tempat di rumah sorgawi. Semuanya adalah karena kasih karunia dan bukan karena perbuatan kita. Karena itu, kedudukan atau status kita tidak berdasarkan keadaan lahiriah kita. Walaupun kita orang kafir, bukan orang Israel dan sebenarnya tidak berhak menerima janji Allah serta jauh dari Allah, namun “di dalam Kristus” kita dipersatukan dengan Bangsa Israel yang percaya, kita dipersatukan dengan Allah. Perseteruan ditiadakan. Hukum Taurat dibatalkan oleh salib. Ada “satu manusia baru!” Manusia baru itu menjadi Bait Allah, bangunan Allah yang menjadi tempat kediaman Allah.

Efesus 3: Jemaat terlihat sebagai Keluarga Kristus yang terikat dalam kasih (Ef. 3:15). Inilah rahasia Kristus. Karena berita Injil, orang Yahudi dan orang Kafir yang percaya dipersatukan di dalam Kristus. Inilah rahasia anugerah yang “berabad-abad tersembunyi dalam Allah”.  Kita menjadi anak-anak dan menerima namaNya sebagai turunan Allah. Karena berita itu yang begitu luar biasa, Paulus berdoa supaya kepenuhan kasih Kristus akan diam dan berakar dalam kita. Dengan itu Jemaat akan penuh dengan seluruh kepenuhan Allah. Selanjutnya, Paulus memberi nasihat bagaimana Jemaat dapat hidup sesuai dan berpadanan dengan panggilan itu untuk mencapai maksud abadi Allah dalam kehidupan dan hubungan kita sehari-hari (Ef. 4:1).

Efesus 4: bagaimana Jemaat dapat hidup sebagai Tubuh Kristus (Ef. 4:16). Sebagai satu Tubuh, kita dipersatukan oleh pekerjaan tiap-tiap anggota. Dengan sifat penuh rendah hati, lemah lembut, sabar, penuh kasih dengan saling membantu, kita dipanggil untuk memelihara persatuan Roh. Untuk itu secara keseluruhan Kristus juga sudah memberikan lima jawatan: para rasul, nabi, penginjil, gembala dan guru untuk melengkapi setiap orang kudus sampai sanggup saling melayani, mencapai kesatuan, kedewasaan dan menjadi seperti Kristus. Dengan pelayanan itu Jemaat dipersatukan sebagai Tubuh dengan Kepala dalam kasih. Untuk itu, secara pribadi, masing-masing kita harus menanggalkan manusia yang lama yang duniawi, penuh hawa nafsu dan pencemaran dan mengenakan manusia barudalam kebenaran dan kekudusan.

Efesus 5: Jemaat sebagai Pengantin Perempuan Kristus (Ef. 5:31-32). Jemaat akan diperhadapkan kepada Allah dalam kekudusan dan kemuliaan.  Sebagai anak-anak Allah kita hidup dalam kasih, dalam kekudusan, dalam terang. Kita harus memperhatikan bagaimana kita hidup, mengerti kehendak Tuhan dan hidup tunduk satu kepada yang lain. Hubungan isteri dan suami digambarkan sebagai pola hubungan Jemaat dan Kristus. Sebagaimana isteri tunduk kepada suami, demikianlah Jemaat tunduk kepada Kristus. Sebagai Kristus mengasihi dan menyerahkan diriNya bagi Jemaat, untuk menempatkannya dengan kemuliaan dan kekudusan, demikianlah suami mengasihi isterinya. Inilah sebagian dari rahasia besar maksud abadi Allah.

Efesus 6: Jemaat sebagai Tentara Allah (Ef. 6:11). Jemaat perlu tetap bertahan dalam peperangan dan menang atas segala pekerjaan Iblis. Pasal ini mulai dengan meneruskan tema penundukan satu kepada yang lain. Anak-anak perlu tunduk kepada orang tuanya. Hamba-hamba perlu tunduk kepada tuanya. Demikianlah bapa-bapa perlu mendidik anak-anaknya dan tuan-tuan harus menjauhkan ancaman dari bawahannya. Tetapi pada akhirnya. kita semua wajib berjuang sebagai tentara Allah dengan “mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah.” Musuh kita bukan manusia tetapi Iblis, penguasa-penguasa, penghulu-penghulu dunia, roh-roh jahat di udara. Kalau kita dilengkapi dengan senjata rohani kita akan bertahan dan menang. Dengan berdoa dan berjaga, kita juga mengambil bagian dalam pemberitaan rahasia Injil.
Selain pembahasan per pasal ini, perhatikan juga bahwa Jemaat Efesus akhirnya meninggalkan kasih yang mula-mula (Why. 2:4). Nampak bahwa walaupun Jemaat itu diberi pengetahuan yang luar biasa itu tentang rahasia Tuhan, ternyata pengetahuan saja tidak cukup. Tiap hari kita perlu mempertahankan hidup yang penuh dan melimpah dengan kasih kepada Tuhan dan kepada semua saudara. Hanya dengan mengenal pewahyuan rahasia maksud abadi Allah bersama dengan melakukan segala tanggung jawab sebagai orang kudus, anggota Tubuh Kristus, kita akan mencapai tujuan yaitu mengenal dan menggenapi rahasia kehendak Allah sebagai persiapan kegenapan waktu. Mari, jangan hanya mempelajari Surat Efesus, namun kita lakukan juga bagian kita masing-masing dalam menggenapi maksud abadi Allah ini! 
Belajar tidak ada habisnya, saat masih hidup ingin lebih layak lagi. Haleluyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar