Sabtu, 19 April 2014

MEMBELENGGU YESUS DALAM KEMATIAN



“Keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan, datanglah imam-imam kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus, dan mereka berkata: "Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidup-Nya berkata: Sesudah tiga hari Aku akan bangkit. Karena itu perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga; jikalau tidak, murid-murid-Nya mungkin datang untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada rakyat: Ia telah bangkit dari antara orang mati, sehingga penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya dari pada yang pertama." Kata Pilatus kepada mereka: "Ini penjaga-penjaga bagimu, pergi dan jagalah kubur itu sebaik-baiknya." Maka pergilah mereka dan dengan bantuan penjaga-penjaga itu mereka memeterai kubur itu dan menjaganya.” (Matius 27:62-66)

Sikap imam-imam kepala dan orang-orang Farisi yang tidak percaya terhadap Tuhan Yesus berlanjut dengan kecurigaan terhadap murid-murid Tuhan Yesus. Mereka mencurigai murid-murid Tuhan Yesus akan mencuri mayat-Nya untuk menguatkan pemberitaan tentang kebangkitan-Nya. Ketidak-percayaan ini menimbulkan reaksi yang berlebihan, yaitu dengan memeteraikan kubur Tuhan Yesus dan mengirim penjaga untuk menjaganya.

Mereka berusaha untuk membelenggu Tuhan Yesus dalam kubur-Nya, agar Ia tidak dapat bangkit untuk selama-lamanya. Tetapi yang mereka perbuat ini tidak ada gunanya, karena dalam kenyataannya, Tuhan Yesus bangkit! Kebangkitan Tuhan Yesus tidak dapat dihalangi oleh apa pun juga, tidak oleh kuburan apalagi oleh meterai! Ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka membuat mereka tidak menerima berkat apa pun dari kebangkitan Tuhan Yesus.
Bukankah sikap dan perbuatan imam-imam kepala dan orang-orang Farisi itu sering juga dilakukan oleh orang-orang saat ini? Banyak orang yang berusaha mengaburkan berita kebangkitan Tuhan Yesus, ada yang tidak percaya akan kebangkitan itu, dan ada juga yang menentang pemberitaan tentang kebangkitan tersebut. Dalam hidup kekristenan, tidak sedikit pula orang-orang Kristen yang membatasi kuasa kebangkitan Tuhan Yesus dalam hidupnya.

Saya menjumpai seorang ibu Kristen yang membatasi kuasa kebangkitan Tuhan Yesus dalam hidupnya. Setiap saya berkunjung ke rumahnya, yang keluar dari mulutnya hanyalah keluhan. Dia mengeluh karena Tuhan tidak memberikan uang untuk membayar kontrak rumahnya. Dia mengeluh karena Tuhan tidak menambah uang hasil penjualannya. Dia mengeluh karena Tuhan tidak memberikan pekerjaan yang tetap buat suaminya. Dia merasa bahwa Tuhan yang dia sembah tidak mempunyai kekuatan apa-apa untuk menolong umat-Nya. Sikap ibu ini berkembang menjadi reaksi yang berlebihan, yaitu dia tidak mau ke gereja, tidak mau membaca firman Tuhan dan tidak mau berdoa. Jelas bahwa ibu ini tidak memberi kesempatan agar kuasa kebangkitan Tuhan Yesus dapat memperbaharui hidupnya. Dia “membelenggu Tuhan Yesus’ di dalam hidupnya.
Apakah saat ini Anda berpikir bahwa Tuhan Yesus tidak sanggup menolong Anda? Artinya, Anda berpikir bahwa Yesus memang sudah mati! Sesungguhnya dengan berpikir begitu, Anda sedang “membelenggu Tuhan Yesus dalam kematian”. Jika hal ini terus Anda perbuat, maka Anda tidak akan pernah merasakan kuasa kebangkitan-Nya. Oleh sebab itu, kembalilah kepada iman percaya Anda semula dan percayalah bahwa Dia hidup! Yesus hidup dan Dia sudah bangkit! Rasakan kuasa kebangkitan-Nya dengan melibatkan-Nya di dalam seluruh segi kehidupan Anda.

DOA :
“Tuhan Yesus, aku bersyukur karena Engkau tidak tinggal tetap dalam kematian. Aku bersyukur karena Engkau bangkit, dan aku yakin Engkau memberi hidup kepadaku, bahkan hidup yang berkelimpahan. Dalam nama-Mu aku berdoa dan mengucap syukur. Amin.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar