Lukas 14:27-28 "Barangsiapa
tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Sebab
siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk
dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan
pekerjaan itu?"
Ketika Yesus berada di Yerusalem
selama Paskah, Injil Yohanes memberitahu kita bahwa banyak orang yang mengaku
percaya dalam nama-Nya, setelah mereka melihat mujizat-mujizat yang Dia buat.
Tapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka,
karena "Tetapi Yesus senditi
tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua,
dan Karena tidak perlu seorangpun member kesaksian kepada-Nya tentang manusia,
sebab ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia" (Yohanes 2:24-25)
Intinya, banyak orang menjadi
percaya kepada-Nya, tapi Dia tidak percaya pada mereka. Banyak yang percaya
kepada-Nya dengan iman yang dangkal, tanpa komitmen yang nyata. Mereka tertarik
pada-Nya, ingin tahu tentang Dia, dekat dengan-Nya, dan bahkan merasakan
kasih-Nya. Tapi kesetiaan mereka hanya selebar 1,6 km dan sedalam 2,5 cm.
Yesus tahu bahwa ketika ada desakan
yang mendorong, orang banyak ini akan dengan mudah ikut hanyut terseret dunia.
Untuk alasan itulah, Kristus tidak percaya
pada mereka. Ada banyak orang yang berkata ingin mengikuti Yesus. Itu hal yang
bagus. Tetapi komitmen tersebut akan ditantang. Kita harus memutuskan untuk
ikut Yesus, bukan karena teman terbaik kita, bukan karena sahabat kita, bukan
karena pacar kita, bukan karena orang tua kita, tetapi karena kita telah
memilih sendiri untuk mengikut Kristus. Banyak dari kita yang bisa terjebak
dalam momen tersebut.
Rasanya seperti menonton upacara
pengalungan medali Olimpiade. Kita melihat seseorang yang mewakili negaranya
sendiri, berdiri di atas podium. Ketika medali emas dikalungkan di leher si
atlet dan bendera negaranya dinaikkan seraya lagu kebangsaan diputar, kita
berkata, "Aku ingin menjadi atlet Olimpiade." Tapi apakah kita
menyadari sudah berapa banyak jam, hari, bulan, dan tahun yang didedikasikan
oleh para atlet ini hanya untuk satu kompetisi? Kita heboh dengan upacara
penyerahan medali. Tapi apakah kita bersedia menjalani pelatihannya? Apakah
kita bersedia untuk menghitung biayanya? Apakah kita berkomitmen hanya kepada
dan untuk-Nya saja? Apakah kita bersedia menjadi pengikut Yesus yang sejati?
Uji diri dan belajar merendahkan
diri, akan lebih baik disbanding merasa sudah layak dan benar. Haleluyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar