“Dan sama seperti
Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus
ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang
kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah
mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk
menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan
dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia
tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Barangsiapa percaya kepada Anak,
ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia
tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya”
(Yohanes 3:14-18, 36).
Seluruh dunia, alam semesta, seluruh ciptaan telah jatuh dan berada di bawah
kutuk dosa. Begitu juga manusia yang diam di bumi ini adalah manusia yang telah
mengalami kerusakan dan terhilang di dalam kegelapan. Mengapa Allah tidak
melenyapkannya saja? Mengapa Allah harus peduli terhadap alam semesta yang
telah jatuh dan manusia yang telah bobrok dan mengalami kerusakan ini? Mengapa
Allah tidak mengabaikan kita?
Di gereja yang pertama kali saya gembalakan di sebuah desa, saya memiliki seorang
rekan sepelyanan yang sangat mengasihi Tuhan. Istrinya bekerja dan mau
membiayai pelayanan suaminya. Akan tetapi akhirnya isterinya menceraikannya,
isterinya berselingkuh dan meninggalkan suaminya yg sangat mengasihinya.
Dan saya bertanya kepada suami ini, mengapa anda tidak bertindak tegas kepada
isteri yg sedemikian rupa telah mengkhianati cinta kalian ? rekan saya tersebut
tetap mengampuni dan justru mau mengajak kembali kalau masih mau untuk menjadi
isterinya.
Kasih dan kepedulian Allah ada di Taman Eden: “Adam, Di
manakah engkau?” Allah mencari manusia yang telah jatuh ke dalam dosa.
Coba Anda perhatikan bagaimana cara Allah menggambarkan kasih dan kepeduliaan-Nya
kepada umat-Nya yang berdosa, itu di gambarkan dalam kehidupan Hosea yang
mengambil istri seorang sundal atau pelacur, namun setelah menikah kemudian
istrinya itu melacurkan dirinya kembali, dan akhrinya menjadi budak. Sama
seperti gambaran hidup Hosea, Allah datang ke dunia untuk menyelamatkan
umat-Nya dari perbudakan dosa.
Atau coba perhatikan dalam Perjanjian Baru, Yesus datang ke
dalam dunia adalah untuk mencari dan menyelamatkan kita semua yang terhilang.
Atau perhatikan lagi kisah dari iman Kristen di sepanjang abad. Tuhan mengutus
para rasul dan misionaris dan para martir sampai akhir dari dunia ini,
semata-mata untuk menunjukkan kasih dan kepeduliaan Allah mencari manusia yang
telah jatuh ke dalam dosa untuk diselamatkan.
Salah satu bagian Alkitab yang indah yang dituliskan Rasul Paulus adalah dalam
Efesus 3:18, “Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus
dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih
Kristus.” Itu melampaui pengertian kita.
Sungguh tidak masuk akal! Kasih Allah di dalam Kristus
sungguh tak terukur. Kasih-Nya tiada batas. Sungguh kasih itu tiada terhingga.
Bagaimana Anda dapat menjelaskan dan memahaminya?
Apakah Anda pernah mendengar kisah tentang Harry Morehouse?
Dwight L. Moody menutup kebaktian kebangunan rohaninya di Birmingham,
England. Dan mereka berkumpul untuk mengucapkan selamat jalan kepada
Moody yang akan kembali ke Amerika. Seorang muda dalam jemaat itu ikut memberi
ucapan selamat jalan kepada Dwight L. Moody, dan nama anak muda itu adalah
Harry Morehouse.
Ia berkata kepada D. L. Moody, “Saya akan datang ke Amerika. Dan ketika saya
sampai di sana, saya akan berkhotbah untuk Anda.” Pada umumnya Anda tidak
menyodorkan diri Anda sendiri untuk berkhotbah. Biasanya seseorang berkhotbah
oleh karena ada yang mengundangnya. Namun itulah yang anak muda itu katakan
kepada Moody.
Dan Moody menjawab dengan bijaksana, “Yah, ketika Anda tiba
di Amerika, hubungi kami. Kami akan menerima Anda dengan senang hati.”
Sekitar enam bulan kemudian, ketika D.L. Moody ada di
Chicago, ia menerima telepon dari Harry Morehouse yang ada di New York City.
Anak muda itu berkata kepada Moody, “Saya telah tiba di Amerika. Saya ada di
New York. Saya ingin berada di Chicago pada hari Rabu dan saya ingin berkhotbah
untuk Anda Rabu malam.”
Ketiba Rabu tiba, Moody harus pergi keluar kota, namun ia telah meninggalkan
pesan kepada diakennya, “Ada anak muda yang akan datang kemari yang bernama
Harry Morehouse. Ia berasal dari Birmingham, England. Dan berilah kesempatan
kepadanya untuk berbicara beberapa patah kata saja.”
Apa yang terjadi ketika mereka menjemput anak muda itu, dan anak muda itu
kemudian berdiri dan berkhotbah di sana. Ia berkhotbah dari Yohanes 3:16. Dan
ketika kebaktian berakhir undangan diberikan, dan kira-kira ada sepuluh orang
diselamatkan. Itu adalah jam yang luar biasa.
Kemudian para diaken berkata kepada anak muda itu, “Besok malam atau Kamis
malam kami ada kebaktian, dan Anda yang akan menyampaikan Firman Tuhan
lagi.”
Kamis malam anak muda itu kembali menyampaikan Firman Tuhan
dari teks yang sama. Dan kira-kira ada lima belas orang diselamatkan. Itu
sungguh luar biasa.
Mereka berkata, “Jum’at malam kami ada kebaktian lagi. Dan Anda yang akan
menyampaikan Firman Tuhan kembali.”
Anak muda itu menyampaikan Firman Tuhan dari teks yang sama:
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini.” Kemudian ia memberikan
undangan dan kira-kira ada dua puluh orang diselamatkan. Itu sungguh sulit
untuk dimengerti.
Mereka berkata, “Sabtu malam, kami juga ada kebaktian lagi, dan kami minta Anda
menyampaikan Firman Tuhan kembali.” Sabtu itu, D.L. Moody kembali ke Chicago.
Dan istrinya berkata kepadanya, “Sayang, kita sedang berada di tengah
kebangunan rohani yang luar biasa, kebangunan rohani yang ajaib. Banyak orang
berubah dan bertobat.” Dan istinya melanjutkan, “Ketika kamu menghadiri
kebaktian itu, pasti kami akan bertobat.” Moody menentangnya, dan berkata,
“Saya telah berkhotbah lebih dari dua puluh tahun. Dan kamu katakan saya akan
bertobat?”
“Ya,” katanya. “Kamu akan melihatnya sendiri.”
Ketika ia datang dalam kebaktian Sabtu malam itu, ia duduk paling depan. Ia
duduk di sana dengan sikap meremehkan anak muda itu. Namun ketika anak muda itu
menyampaikan khotbahnya, kira-kira ada tiga puluh orang yang bertobat. Itu
sungguh sulit untuk dijelaskan. Anak muda itu secara terus menerus berkhotbah
dari ayat yang sama setiap malam di gereja itu selama enam minggu
berturut-turut dan kebangunan rohani yang agung terjadi, Roh Kudus dicurahkan
di sana
Ketika pelayanan itu berakhir, Moody berkata, “Istriku benar. Saya telah
ditobatkannya. Saya telah diubahkannya.” Ia berkata, “Selama ini saya
berkhotbah dari sisi Sinai. Berkhotbah tentang Neraka, penghukuman dan api dan
kilat dan guntur. Namun,” katanya, “Saya telah berubah. Saya telah bertobat.
Saya mulai sekarang akan mengkhotbahkan sisi yang lain, yaitu tentang kasih
Allah, dan darah Yesus serta pencurahan kasih Roh Kudus.”
Jangan sekali-kali meremehkan Firman Tuhan, karena firman Tuhan berkuasa
untuk mengubah kehidupan setiap pribadi. “Siapa meremehkan firman, ia akan
menanggung akibatnya, tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima balasan.”
(Ams 13:13)
Selamat masuk dibulan Natal 2013 dan mempersiapkan tahun baru
2014. Haleluyah